The Alchemists: Cinta Abadi

Pernikahan



Pernikahan

0Seorang staf tampak mendatangi Caspar dan membisikkan sesuatu. Caspar segera berdiri dan meminta diri dari rombongannya. Ia akan segera mengatur prosesi pernikahan Ned dan Portia.     

"Hadirin yang terkasih, prosesi pernikahan akan segera dilakukan. Mohon Anda semua mengikuti kami ke taman istana." Seorang gadis berpakaian serba hitam muncul dan meminta semua tamu untuk pindah ke tempat prosesi.     

Pintu besar di bagian dalam segera terbuka dan para tamu segera melihat taman terbuka di baliknya yang sangat luas dan sudah dihias megah dengan ribuan bunga dan lilin yang membuatnya terlihat sangat romantis. Ada puluhan kursi mewah ditata manis dalam dua barisan di halaman berumput tebal dan di tengahnya ada jalan kecil berhiaskan mawar putih untuk dilewati mempelai.     

Finland, Jean, dan Lauriel bersama Aleksis dipersilakan duduk di barisan kiri, tempat keluarga dan teman-teman Portia, sementara Alexei dan Katia duduk di barisan kanan dengan keluarga dan teman-teman Ned. Finland dan Jean menahan napas ketika melihat dua pangeran Inggris turut hadir dalam acara itu. Finland segera ingat perkataan Caspar bahwa sebenarnya keluarga Lewis adalah penguasa Inggris dan akan ada perwakilan keluarga kerajaan Inggris yang akan hadir, tetapi ia tak mengira sama sekali bahwa kedua pangeran itulah yang akan datang.     

"Apakah keluarga kerajaan mengetahui rahasia Alchemist?" tanya Finland dengan berbisik kepada Lauriel.     

Pemuda itu mengangguk. "Iya, sejak 300 tahun yang lalu keluarga Lewis memerintah dari balik layar, dan mewakilkan penampilan publik pada keluarga Mountbatten. Sama seperti Caspar mewakilkan semua urusan publiknya kepada keluarga Van Der Ven."     

"Oh..." Finland seketika mengerti. Ia melirik kedua pangeran tersebut dan hampir menahan napas. Ternyata kaum Alchemists ini benar-benar bangsawan penguasa bumi yang sebenarnya, dan tanpa sengaja ia menjadi bagian dari mereka. Jean juga.     

Finland dan Jean saling pandang, keduanya memiliki pikiran yang sama.     

Gadis itu merasa agak sedih karena ia harus menunggu 7 tahun lagi untuk mendapatkan ramuan abadi dari Aldebar. Satu-satunya hal yang membuatnya sedikit lega adalah karena rasnya yang setengah Asia, penampilannya tidak berubah sama sekali walaupun sudah berlalu tiga tahun sejak ia meninggalkan Caspar dulu, dan Lauriel sendiri mengatakan bahwa Finland tidak akan terlihat menua hingga umurnya 40-an.     

Dua puluh pemain musik sudah hadir di panggung di belakang gazebo kecil berhiaskan ribuan mawar tempat mempelai pria berdiri didampingi adiknya. Caspar sudah mengambil tempat di depan Ned dan pandangannya tampak khimad sekali.     

"Caspar hanya memakai tuxedo biasa... tidakkah dia perlu memakai jubah kebesaran atau apa?" tanya Finland keheranan. Ia ingat ketika Aldebar menikahkan mereka, adik Caspar itu mengenakan perlengkapan yang cukup rumit dan terlihat sangat megah, seperti seorang raja. Tetapi sekarang Caspar hanya mengenakan tuxedo yang dipakainya dari hotel. Ia memegang sebuah tongkat berkepala batu safir yang sangat indah, tetapi selain itu tidak ada yang istimewa dari penampilannya.     

Lauriel mengangkat bahu, "Caspar memiliki selera fashion berbeda dengan Aldebar. Adiknya lebih menyukai mode kuno dan tradisi yang kental, Caspar lebih kasual."     

"Oh..." Finland mengira memang ketua klan memiliki seragam tertentu, ternyata ia salah duga. Ada begitu banyak hal yang harus ia pelajari tentang masyarakat Alchemist ini. Ia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa orang-orang yang hadir semuanya memiliki gaya berpakaian mereka sendiri. Sebagian seperti Aldebar, menyukai penampilan yang kuno, megah, dan rumit, sebagian lagi menyukai pakaian modern yang simpel. Tapi apa pun yang mereka kenakan, semuanya terlihat sangat indah dan pantas.     

Musik kemudian memainkan suatu alunan lagu yang sangat indah, dan seumur hidupnya belum pernah didengar Finland. Udara seakan berubah menjadi magis dan orang-orang terdiam, menikmati sihir lagu indah tersebut.     

Perlahan-lahan, mempelai wanita tampak berjalan masuk ke koridor di tengah para tamu yang segera berdiri dan menyambut dengan pandangan kagum.     

Portia adalah perempuan yang paling cantik yang pernah dilihat Finland. Ia memiliki rambut keunguan yang jatuh terurai hingga pinggulnya dengan sangat indah. Tubuhnya mungil dan gerak-geriknya halus seperti peri bunga. Wajahnya tampak berseri-seri dengan senyuman yang membuatnya terlihat seperti bercahaya. Finland harus mencubit dirinya sendiri untuk memastikan Portia tidak mengeluarkan sinar halo di sekujur tubuhnya. Ia kembali merasa seperti di Rivendell, dan Portia adalah sang ratu peri.     

Ketika mempelai perempuan melewati kursi Lauriel, ia menoleh dengan wajah terkejut tetapi senang dan menekap bibirnya karena haru. Lauriel tersenyum dan mengangguk kepada Portia yang membalasnya dengan setitik air mata di sudut matanya. Portia adalah sepupu Putri Luna dan ia pun merasa sangat kehilangan setelah Luna meninggal, dan ia merasa terharu karena Lauriel menyempatkan hadir ke pernikahannya, walaupun pemuda itu sebenarnya membenci keramaian.     

Setelah Portia tiba di samping Ned, keduanya saling pandang dengan tatapan penuh cinta dan Ned menggenggam tangan calon istrinya.     

Astaga... setelah 200 tahun bersama, mereka masih sangat dipenuhi cinta terhadap satu sama lain.     

Finland dan Jean merasa sangat kagum. Ini adalah kekhasan masyarakat Alchemists yang membuat mereka terpukau. Suatu hari nanti, Jean pun akan jatuh cinta dan menikah, dan ia membayangkan dirinya dan istrinya hidup bahagia selama-lamanya dengan penuh cinta seperti ini.     

Satu-satunya perempuan yang pernah ia cintai adalah sahabatnya, Finland, tetapi gadis itu sekarang sudah menjadi milik orang lain, dan bahkan sudah memiliki anak bersama Caspar. Jean tahu ia harus membuka hatinya untuk perempuan lain.     

Dalam hati ia merasa bersyukur beberapa tahun lalu Finland sangat membutuhkan uang sehingga ia terpaksa menjual sel telurnya ke klinik kesuburan dan Jean terpaksa harus ikut, karena diminta oleh pihak klinik. Dari proses donor tersebut, mereka sekarang memiliki seorang anak biologis bersama, walaupun Terry lahir dan dibesarkan oleh orang lain. Hal ini membuat sampai kapan pun mereka akan memiliki ikatan sebagai sahabat dan orang tua biologis Terry.     

Dengan demikian, mereka menjadi keluarga, dan Jean tak merasa ia membutuhkan keluarga lainnya. Ini saja sudah cukup.     

Musik indah tadi telah berhenti mengalun dan kini suasana menjadi sangat syahdu. Caspar mengangkat tongkatnya dan tersenyum kepada kedua mempelai.     

"Ned dan Portia. Sebagai perwakilan semua orang di klan kita, Aku, Caspar Alexander Sebastian Heinrich von Schneider mengambil kuasa untuk menyatukan kalian Ned dan Portia sebagai suami istri yang diakui manusia, langit dan bumi serta segala unsur yang ada di alam semesta. Bersediakah kau, Ned menerima dan mencintai Portia sebagai satu-satunya pendampingmu menjalani kehidupan ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta berjanji untuk melindungi, menjaga, dan membahagiakannya seperti dirimu sendiri?"     

Ned mengangguk sambil menatap Portia dalam-dalam dan tersenyum bahagia, "Aku bersedia."     

Caspar melanjutkan, kali ini menoleh kepada Portia.     

"Bersediakah kau, Portia, menerima dan mencintai Ned sebagai satu-satunya pendampingmu menjalani kehidupan ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta berjanji untuk melindungi, menjaga, dan membahagiakannya seperti dirimu sendiri?"     

"Aku bersedia..." jawab Portia dengan suara semerdu burung bulbul. Air mata haru menetes ke pipinya, yang dengan cepat diseka Ned menggunakan jarinya dengan penuh kasih sayang.     

"Dengan disaksikan langit dan bumi serta semua unsur di alam semesta, biarlah cinta kedua mempelai abadi dalam arus waktu yang tiada akhir dan mereka dapat hidup selamanya dalam kebahagiaan yang tidak habis-habisnya, hingga maut memisahkan." Caspar lalu menyentuhkan tongkatnya ke bahu Ned dan Portia bergantian, "Aku nyatakan kalian sebagai suami istri, sekarang dan selamanya."     

"Sekarang dan selamanya." Ned menyahut tegas.     

"Sekarang dan selamanya." Suara Portia bergetar saat mengucapkan janjinya.     

Ned lalu merengkuh Portia ke dalam pelukannya dan mencium bibir gadis itu dengan penuh haru. Para tamu serentak berseru dengan riuh, "Sekarang dan selamanya," sambil melempar bunga ke udara, dan orkestra kembali memainkan musik indah yang menghipnotis itu.     

Caspar menoleh ke arah Finland dan tersenyum kepadanya. Saat itu ia teringat akan pernikahan mereka sendiri 3 tahun lalu. Finland menunduk tersipu.     

Ned lalu membopong Portia dan masuk kembali ke dalam ruangan aula dengan hujan bunga dari para tamu yang gembira. Ia dan Portia telah bersama selama 200 tahun dan upacara kecil ini hanyalah satu prosesi untuk membuat pengakuan di muka umum bahwa keduanya memutuskan untuk menjadi satu. Dengan bersatunya Ned dan Portia, maka bersatu pula Keluarga Lewis dan Keluarga Baden.     

Di dalam aula, perayaan baru dimulai dan tuan rumah dengan murah hati menghadirkan hiburan dan hidangan makanan minuman terbaik di dunia. Satu persatu tamu mengangkat gelas dan menyampaikan kata-kata pujian dan selamat untuk pasangan mempelai dan suasana terasa begitu hangat dan meriah.     

Hanya dua kutub berseberangan yang terasa sangat kentara dinginnya di ruangan besar itu, meja kelompok Caspar dan kelompok Alexei. Mereka bersikap sopan kepada semua tamu yang lain, tetapi sangat jelas bahwa mereka saling mengawasi dan membenci.     

"Aku mau mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah menyempatkan diri datang ke sini dari seluruh dunia. Aku bahkan melihat Lauriel hadir... Kami sungguh merasa terhormat. Kelima keluarga semuanya juga lengkap. Tentu saja, ketua kita dari keluarga Schneider, lalu ada rombongan keluarga Baden, keluarga Lewis, keluarga Flamel, dan Alexei dari keluarga Meier." Portia yang berdiri untuk menyampaikan sambutan tampak baru menyadari ada tamu yang tidak lengkap, "Mengapa Sophia tidak ikut?"     

Alexei tersenyum dan menggeleng pelan, "Sophia menitipkan salamnya kepadamu. Dia ada keperluan mendadak yang tak bisa ditinggalkan."     

"Oh... sayang sekali." Portia menghela napas, sedih karena ia cukup akrab dengan Sophia dan sudah beberapa bulan ini tak berhasil menghubunginya. "Kau datang bersama siapa? Aku belum mengenal gadis yang ada di sebelahmu."     

Finland keheranan, ternyata Portia belum mengenal Katia.     

"Aku Katia Jansenn..." Marion yang sedang menyamar sebagai Katia segera berdiri dan memberi salam ala putri bangsawan dengan membungkukkan badannya secara anggun. "Aku adalah seorang alchemist pendatang. Aku memperoleh ramuan abadi dari Caspar 50 tahun lalu..."     

Biasanya manusia biasa yang mendapatkan ramuan keabadian adalah orang yang masuk ke dalam masyarakat Alchemist lewat pernikahan. Jean merupakan kasus unik karena Caspar memberinya ramuan itu saat ia sedang sekarat untuk menyelamatkan jiwanya.     

Caspar sudah memberi tahu tentang Jean kepada Ned dan Portia saat memintakan undangan untuknya, tetapi Katia yang dulu menerima ramuan abadi dari Caspar dan tidak jadi menikah dengannya, tidak dikenal oleh tuan rumah. Dan hal itu membuat situasi menjadi sedikit canggung. Semua orang di situ tahu Finland-lah istri ketua klan mereka karena ia mengumumkan pernikahan mereka ke publik 3 tahun yang lalu.     

Caspar terpaksa harus menyelamatkan situasi dan buru-buru berdiri dan mengangkat gelasnya, "Katia adalah sahabatku selama puluhan tahun. Walaupun kami sekarang tidak lagi berteman, tetapi aku selalu mengharapkan yang terbaik untuknya... Jumlah kita hanya sedikit, aku harap kita bisa saling menghormati dan melindungi. Sekarang dan selamanya."     

Orang-orang mengangguk dan tidak mau memperpanjang masalah itu lalu mengangkat gelas mereka dan minum bersama.     

Marion menoleh ke arah Alexei dan berbisik ketus, "Kenapa kau tidak membelaku? Kalau kau yang memperkenalkanku kepada Portia, aku tidak perlu harus menjelaskan hubunganku dulu dengan Caspar... Bagaimanapun aku datang ke sini bersamamu."     

Alexei menatapnya dengan pandangan menghina, "Kau pikir kau siapa? Aku tidak harus melakukan apa pun untukmu."     

Marion tampak sangat tersinggung dan dengan marah ia mengambil segelas penuh red wine dan menyiramkannya ke wajah Alexei. "Kau laki-laki brengsek!"     

Pemuda itu tampak terkesima selama dua detik sementara Marion telah berlari dengan langkah-langkah panjang keluar dari aula, air matanya bercucuran. Semua tamu tampak keheranan melihat apa yang terjadi di antara mereka.     

Setelah tersadarkan dari kagetnya, Alexei yang sangat marah mengusap wajahnya yang basah oleh wine, dan segera berlari mengejar Marion, hendak memberinya pelajaran.     

Lauriel dengan cepat telah menyelinap dari pintu yang lain untuk menghadangnya di luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.