The Alchemists: Cinta Abadi

Penawar Racun Medusa



Penawar Racun Medusa

0Keesokan harinya Caspar sibuk seharian di ruang kerjanya. Finland tahu ia sedang sangat serius mengurusi sesuatu karena Stanis sampai terbang dari Barcelona membantunya. Ia lalu memutuskan untuk mengajak Aleksis berjalan-jalan ke desa terdekat ditemani Kara dan Jadeith. Mereka membeli kue-kue dan glow wine yang sangat disukai Finland.     

Di sepanjang perjalanan mereka, rombongan kecil itu menarik perhatian banyak orang karena wajah keempatnya yang sangat rupawan. Aleksis yang seperti malaikat kecil membuat mereka mendapat banyak sekali hadiah dari para pedagang di farmer's market. Mereka memberinya buah-buahan, bunga, dan kue tanpa Finland diizinkan membayar.     

"Orang di sini ramah sekali..." gumamnya.     

"Orang di desa memang begitu..." komentar Kara sambil tersenyum. "Itu sebabnya tuan sangat senang tinggal di sini."     

Finland juga senang tinggal di daerah itu. Walaupun mereka tinggal di kastil yang terjaga privasinya, tempat mereka itu dekat dengan beberapa desa yang sangat indah, tidak kalah dengan Colmar. Ia membayangkan tinggal di sini beberapa bulan dalam setahun tentu sangat menyenangkan. Apalagi di musim gugur seperti sekarang semua pepohonan serentak memiliki daun merah dan kuning yang cantik sekali.     

Ketika mereka kembali ke kastil, Caspar dan Stanis masih sibuk di ruang kerja. Finland hanya bisa bertanya-tanya apa gerangan yang mereka lakukan. Keduanya baru keluar untuk makan malam dan pembicaraan di meja makan terasa sekali dijaga seringan mungkin agar tidak menyinggung pekerjaan, namun wajah keduanya tampak sangat serius.     

"Stanis akan menginap di sini malam ini. Kami masih ada pekerjaan. Besok sore dia baru kembali ke Barcelona," kata Caspar menerangkan.     

"Baiklah. Aku akan meminta Kara untuk menyiapkan kamar..." kata Finland. Ia agak bingung karena di satu sisi seharusnya ia bersikap sebagai nyonya rumah dan mengatur akomodasi untuk tamu mereka, tetapi di sisi lainnya ia sendiri merasa sebagai tamu di sini sebab ia tidak mengetahui seluk beluk kastil keluarga Caspar ini.     

"Stanis sudah biasa menginap di sini kalau ada tugas penting," kata Caspar sambil tersenyum. "Dia sudah punya tempat di sayap timur."     

"Oh... baiklah," balas Finland canggung. Caspar membaca pikiran Finland dan mengerti apa yang dirasakannya. Sejak mereka menikah, keduanya belum tinggal di rumah sendiri. Keduanya tinggal bersama di Rose Mansion selama beberapa bulan sebelum menikah tetapi setelah bulan madu di Eropa mereka langsung berpisah, tidak sempat membuat sarang cinta milik mereka berdua. Baik Rose Mansion maupun kastil ini adalah milik Caspar sendiri dan Finland merasa hanya seperti tamu.     

"Setelah semua ini selesai, aku akan membangun rumah baru untuk kita diami bersama. Kau boleh menentukan desain dan dekorasinya sesuai seleramu. Semua kuserahkan kepadamu," bisik Caspar malam itu saat mengantar Aleksis ke kamarnya dan menemani Finland membacakan dongeng bagi anak mereka sebelum keduanya tidur ke kamar mereka sendiri.     

"Uhm... seleramu bagus kok, aku juga tidak keberatan tinggal di tempatmu," kata Finland. "Aku hanya butuh penyesuaian."     

"Baiklah. Tetap saja, nanti kalau ada yang ingin kau ubah atau ganti, silakan saja. Kau punya hak penuh, dan aku akan mendukung apa pun rencanamu."     

"Terima kasih." Finland tersenyum manis. Ia berpikir sesaat dan kemudian bertanya kepada Caspar, "Apa yang kau dan Stanis kerjakan seharian ini?"     

"Hmm.... banyak. Kami membeli banyak saham grup perusahaan keluarga Meier dan menjatuhkan nilainya. Alexei akan kelimpungan selama beberapa hari ke depan untuk menangani ini, ditambah beberapa belas tim pengacara kami kirim untuk membantu NGO* di semua negara tempat mereka beroperasi untuk menuntut mereka atas pelanggaran hukum merusak lingkungan. Aku juga mengetahui bahwa mereka punya operasi perdagangan senjata di Timur Tengah, maka Academi sudah bergerak ke sana untuk menutup operasi mereka. Besok Stanis akan mewakiliku ke Shanghai untuk bernegosiasi dengan semua mitra Keluarga Meier di China agar menghentikan kerja sama dengan mereka."     

"Astaga... besar sekali..." Finland mendesah kaget. Ia tak mengira ada begitu banyak pion yang dimainkan dari balik ruang kerja Caspar selama beberapa hari ini. Ia mengerutkan keningnya sambil berpikir, "Aku harus memeriksa perkembangan ekonomi besok untuk memastikan klien kami tidak ada yang akan terdampak..."     

"Aku bisa memberimu daftar perusahaan keluarga Meier yang akan terdampak dan negara-negara tempat mereka beroperasi. Kau bisa memperingatkan LTX International dan klien-kliennya besok. Lusa semuanya sudah berjalan," Caspar mengangguk.     

"Terima kasih..." Finland mencium Caspar dan kemudian mencium Aleksis yang sudah pulas tertidur. "Ayo kita tidur, besok banyak yang harus dikerjakan."     

"Hmm.."     

Keduanya keluar dari kamar Aleksis dan masuk ke kamar mereka sendiri lalu berganti kimono untuk tidur. Malam itu keduanya tidur berpelukan, namun sibuk dengan pikiran masing-masing. Sudah tiga malam Caspar tidak tidur dengan baik, dan sekarang tubuhnya sudah sangat lelah. Malam itu ia bermimpi buruk, Katia mendatanginya dengan berurai air mata dan menuduhnya merusak hidupnya.     

"Seharusnya kita menikah dan aku melahirkan anak-anak bagimu. Kenapa kau meninggalkan aku begitu saja? Setelah semua yang kukorbankan untukmu...?"     

Caspar tak mampu berkata apa-apa. Kesalahannya di masa lalu telah menyakiti begitu banyak perempuan dan kini kedua perempuan yang dicintainya yang harus menanggung akibatnya. Ia merasa sangat menyesal.     

***     

Selama beberapa hari itu Caspar sangat sibuk. Ia sudah mendapat kabar dari Endo dan Petra bahwa istana keluarga Meier di Yorkshire tidak dapat ditembus karena mereka mengganti sistem keamanannya setiap dua hari. Harapan mereka berikutnya adalah Marion dan Neo yang sedang di London di kediaman Karl Furstenberg dan menyamar sebagai Karl untuk memancing Katia datang.     

Peach dan Esso berhasil melacak semua ilmuwan keluarga Meier tetapi rupanya mereka lebih memilih mati sebelum dapat dipaksa memberi tahu jenis racun yang digunakan pada Aleksis. Misi ini juga menemui kegagalan. Caspar sudah mendapat kabar bahwa Lauriel sudah keluar dari Amazon dan sedang melanjutkan perjalanan ke China sebelum datang ke Jerman. Mereka semua akan berkumpul dua hari sebelum pernikahan Ned dan Portia dan waktu mereka semakin sempit.     

"Katia mau datang ke fashion show di London minggu depan," kata Marion melaporkan. "Kalau Lauriel sudah menyelesaikan racunnya, aku bisa meracuni Katia di sana."     

"Lauriel akan tiba beberapa hari lagi," kata Caspar. "Aku akan menyuruhnya langsung ke London."     

"Baiklah."     

"Marion... apa kau tahu cara membuat penawar Medusa?" tanya Caspar sebelum menutup teleponnya, "Sepertinya Lauriel merahasiakan sesuatu dari kami..."     

Lama tidak terdengar jawaban dari Marion, sepertinya ia ragu untuk menjawab pertanyaan Caspar.     

"Aku tidak bisa bilang. Lauriel tidak akan memaafkanku..." jawabnya kemudian.     

Caspar terhenyak. Ia sudah menduga ada sesuatu yang buruk di balik keengganan Lauriel membuat obat penawar racun Medusa.     

"Apakah ini sangat berbahaya?" tanya Caspar cepat, "Aku perlu tahu apakah nyawa Lauriel dalam bahaya jika ia membuat penawarnya?"     

"Hmm..." Marion menghela napas, "Sebaiknya kau tanyakan sendiri kepada Lauriel, oke?"     

Walaupun Marion menolak menjawab, Caspar setidaknya sudah mendapatkan gambaran bahwa membuat penawar untuk Medusa akan memiliki akibat yang fatal bagi Lauriel, walaupun ia tidak dapat memikirkan sebabnya. Dalam hatinya ia bertekad akan berusaha keras agar Lauriel tidak perlu menggunakan cara tersebut. Kalau perlu ia akan pergi sendiri menangkap Alexei di rumahnya, atau kalau memang terpaksa ia akan menemui Katia, dan memohon belas kasihannya kepada Aleksis.     

Ia tak mau berutang budi semakin besar kepada Lauriel.     

***     

Finland sudah memperingatkan klien-klien LTX yang akan terdampak oleh perang bisnis antara grup keluarga Schneider dan keluarga Meier dan mereka segera mengambil tindakan pencegahan untuk menyelamatkan diri. Tony sangat bingung karena Finland tiba-tiba mengetahui begitu banyak rahasia bisnis yang semuanya terbukti beberapa hari kemudian. Ia berusaha mengorek keterangan dari Finland tetapi gadis itu tidak mau menyebutkan sumbernya.     

Ia setia mengikuti berita dan melihat di mana-mana grup perusahaan keluarga Meier dihantam dan mengalami kerugian besar. Caspar pun menghabiskan begitu banyak uang dan sumberdaya demi menjatuhkan bisnis keluarga Alexei, namun ia tidak peduli. Di kepalanya yang terpenting hanyalah bagaimana Alexei kehilangan pegangan dan datang ke pesta Ned dan Portia hanya dengan setengah kekuatannya.     

Hari-hari berlalu begitu cepat dan mereka tambah kuatir karena waktu tinggal sedikit.     

Dua hari sebelum pernikahan Ned dan Portia, Lauriel pun tiba. Rambutnya tampak lebih berantakan dari biasa dan wajahnya terlihat lelah.     

"Aku mau mampir menjenguk Aleksis sebelum berangkat ke London menemui Marion dan Neo," katanya. "Di mana Aleksis?"     

"Ada di dapur sedang memperhatikan koki membuat kue," kata Caspar. "Aku akan membawanya ke sini."     

"Terima kasih...."     

Lima menit kemudian Aleksis datang berlari menghambur ke arah Lauriel yang sedang menunggunya sambil minum teh.     

"Paman Rory!! Aku rindu padamu..!!"     

"Heii... malaikat kecil, aku juga sangat merindukanmu..." Lauriel segera mengangkat Aleksis ke udara dan mencium pipinya. Setelah ia menaruh Aleksis ke kursi mereka lalu mengobrol tentang banyak hal-hal remeh yang hanya dimengerti oleh mereka berdua. Caspar hanya memperhatikan dengan pilu.     

"Lauriel... aku ingin bertanya..." katanya kemudian, saat Aleksis diambil oleh Finland untuk mandi sore.     

"Hmm..." Lauriel menatap Caspar dengan alis terangkat.     

"Apakah membuat penawar racun Medusa akan membahayakan jiwamu?" tanya Caspar tanpa tedeng aling-aling. Di kepalanya ia sudah menetapkan hati tidak ingin berutang budi lebih banyak kepada Lauriel.     

Lauriel tampak tak ingin menjawab tetapi pandangan Caspar yang sangat serius membuatnya berubah pikiran. Akhirnya ia mengangguk pelan.     

"Satu-satunya cara menawarkan racun Medusa adalah dengan melemahkannya di dalam tubuh seorang Alchemist. Manusia biasa tidak memiliki daya tahan yang cukup. Aku harus meminum racunnya terlebih dulu, baru setelah racunnya dinetralkan oleh tubuhku, aku dapat memberikan darahku kepada Aleksis untuk menjadi penawar medusa di dalam tubuhnya. Aku bisa mati kalau jantungku tidak cukup cepat memprosesnya untuk menjadi netral."     

Caspar sudah menduga hal seburuk itu.     

"Kau sudah melakukan sangat banyak untuk Aleksis dan Finland selama ini. Aku tak bisa membiarkanmu berkorban sebesar itu... Kau bisa memberikan Medusa kepadaku, biar aku yang menetralkannya. Aleksis itu anakku..." kata Caspar tanpa ragu.     

Ia rela mati demi anaknya, walaupun hatinya hancur memikirkan ia harus meninggalkan Finland dan Aleksis di dunia ini. Ia yakin Lauriel akan menjaga mereka sepeninggalnya.     

Lauriel menatapnya dalam-dalam, terpesona melihat kesungguhan Caspar. Pemuda playboy yang egois ini sungguh telah berubah, pikirnya.     

.     

.     

*NGO = Non Government Organization (Lembaga/Organisasi Masyarakat)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.