The Alchemists: Cinta Abadi

Wolf



Wolf

0Alaric sangat senang tinggal di istana Lewis-Baden karena tuan rumah, bibinya Portia sangat baik kepadanya. Untuk pertama kalinya Alaric merasa seolah mempunyai kerabat, bahkan sosok ibu yang peduli kepadanya. Ia diberi tempat tinggal di sayap kanan yang sangat luas dan menghadap ke danau. Ia pun dipersilakan melakukan apa pun sesukanya selama tinggal di sana.     

Sophia ikut tinggal di istana Ned dan Portia selama beberapa hari. Alasannya ia ingin menemani Alaric meneliti berbagai sumber sejarah dan catatan peninggalan leluhur mereka. Sejarah yang tersimpan di istana itu sangat kaya, hingga abad pertama Masehi.     

Alaric sangat senang dan bangga mengetahui bahwa sejak ratusan tahun yang lalu garis keluarga ibunya adalah keluarga yang sangat terpandang dan berpengaruh. Hanya saja garis keturunan mereka berhenti ketika dua anak terakhir yang dilahirkan di Keluarga Linden merupakan perempuan dan kini sama-sama telah tiada.     

Dari pihak Putri Elena yang menikah dengan pewaris keluarga Meier, sekarang hanya tersisa Sophia, dan dari Putri Luna sekarang hanya ada Alaric.     

Alaric merasa miris mengingat jumlah kaum Alchemist semakin lama semakin berkurang, karena mereka sangat jarang yang menikah dan mempunyai keturunan. Sementara manusia biasa yang tidak becus memperlakukan bumi selayaknya, justru beranak pinak seperti kelinci dan menghabiskan sumber daya alam, mengakibatkan global warming, dan membantai begitu banyak binatang hingga menjadi langka.     

Ia ingin sekali mempercepat penyelesaian proyek otomasinya, agar dunia bisa segera melakukan seleksi alam terhadap manusia yang tidak capable untuk mempertahankan diri. Sesungguhnya manusialah yang membutuhkan alam, bukan alam yang membutuhkan manusia.     

Bumi ini akan lebih maju dan makmur bila diisi oleh sedikit saja penduduk pilihan yang berkualitas. Segala sesuatunya bisa dialihdayakan kepada mesin untuk membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik. Di situlah nanti proyeknya akan sangat berperan.     

Setelah makan malam ia minta diri untuk beristirahat dan segera menghubungi Pavel untuk mengatur banyak hal untuknya. Ia tergoda ingin menelepon ke Singapura, namun mengingat perbedaan waktu 8 jam, ia sadar saat ini di Singapura pasti sudah hampir subuh. Ia tak mau mengganggu tidur Aleksis.     

"Pavel, aku punya tugas untukmu. Masuk ke darknet dan cari Wolf. Aku perlu informasi tentang seseorang."     

"Wolf? Si hacker genius itu? Memangnya siapa yang Tuan ingin cari yang tidak bisa kita temukan sendiri?" tanya Pavel keheranan. "Sisqo adalah peneliti terbaik kita, apa dia tidak bisa? Tuan tahu Wolf itu orangnya sangat pilih-pilih, belum tentu dia mau menerima tugas dari kita."     

"Aku tidak yakin Sisqo bisa. Orang satu ini sangat misterius, aku perlu peneliti terbaik di dunia," jawab Alaric.     

"Hmm.. baiklah. Siapa orang yang ingin Anda cari?"     

"Panggilannya Aldebar. Selain itu aku tidak tahu informasi apa pun lagi."     

"Oh..." Pavel mencatat sesuatu lalu mengiyakan. "Saya akan segera urus. Tuan berapa lama di Skotlandia?"     

"Tiga hari, Aku mau beristirahat dulu di sini sebelum kita melanjutkan pekerjaan."     

"Baiklah. Saya akan atur dengan yang lain."     

Setelah menutup teleponnya, Alaric mulai berhitung di kepalanya. Ia akan mencoba mencari Aldebar sendiri dan memaksanya membuatkan ramuan abadi untuk Aleksis. Pertama-tama ia akan menawarkan sesuatu yang diinginkan Aldebar. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak memiliki keinginan dalam hidupnya, pasti Aldebar juga begitu.     

Alaric akan mengabulkan apa pun keinginannya. Bahkan bila Aldebar memintanya membunuh orang, walaupun itu Sophia sendiri - Alaric akan melakukannya.     

Kalau cara baik-baik tidak bisa, ia baru akan menggunakan kekerasan.     

Tapi pertama-tama ia harus menemukan jejak Aldebar.     

***     

Sudah pukul 5 pagi di Singapura dan Nicolae terbangun dari tidurnya yang tidak pulas. Ia masih menginap di kamar tamu di penthouse Aleksis dan karena kebanyakan minum bersama keluarganya yang baru, ia merasa kepalanya sakit sekali, hingga terbangun sebelum matahari terbit.     

Dengan mata setengah terpejam ia berjalan ke dapur dan mengambil air hangat. Saat ia tengah menikmati minumannya, ponselnya berbunyi pelan. Ia membuka ponselnya dan mendapat notifikasi dari platform khusus tempatnya kadang-kadang mampir. Sambil menguap lebar ia membuka ponselnya dan membaca pesan dari platform tersebut.     

Ada klien yang mencari seseorang bernama Aldebar, dan nama Wolf jelas-jelas ditag untuk memenuhi tugas tersebut,     

Nama Aldebar rasanya sangat familiar...     

Nicolae mengerutkan keningnya dan mencoba berpikir. Kepalanya masih sakit karena kebanyakan minum wine. Hmm... ia tidak ingat.     

Akhirnya ia kembali ke kamarnya dan mencoba tidur lagi, berharap sakit kepalanya akan hilang pelan-pelan.     

Lima menit kemudian ia terhenyak bangun.     

Aldebar!     

Itu kan pamannya Aleksis yang menguasai ramuan keabadian!? Siapa orang yang ingin mencarinya?? Dari mana mereka tahu tentang Aldebar? Mengapa mereka secara spesifik meminta Wolf untuk menerima tugas itu?     

Misterius sekali!     

Akhirnya ia tidak jadi tidur. Sakit kepalanya sekarang tidak terlalu terasa karena otaknya sibuk menduga-duga siapa sebenarnya klien tersebut dan apa yang mereka inginkan dari Aldebar.     

Ia bangun dan segera membalas pesan di darknet.     

-Wolf di sini. Aku hanya akan menerima tugas ini kalau aku tahu siapa kliennya.-     

Ia menunggu selama 10 menit, tetapi tidak ada balasan. Nicolae merasa agak kuatir. Orang hanya mencari hal-hal negatif di darknet, seperti hacker, pembunuh bayaran, perdagangan manusia, jaringan paedophile dan pornografi anak, dll.     

Ia takut ada orang yang berniat jahat kepada Aldebar. Ia tak sabar pagi segera tiba agar ia bisa memberitahukan hal ini kepada Aleksis dan Lauriel dan mereka bisa memperingatkan Aldebar.     

***     

Alaric bangun pagi dengan perasaan yang segar dan mood yang cerah. Sejak mengetahui dari Sophia bahwa ada seorang Alchemist yang mampu membuat ramuan abadi untuk manusia biasa, perasaannya menjadi ringan dan hatinya senang, tidak dingin seperti biasa.     

Seumur hidupnya Alaric belum pernah menyayangi dan demikian peduli kepada seorang perempuan seperti yang dirasakannya kepada Aleksis. Kalau bukan karena cita-citanya untuk menguasai dunia dan mengatur agar bumi diperintah secara baik oleh manusia-manusia pilihan, bukan hanya sekadar homo sapiens berjumlah 9 milyar yang bodoh dan jahat, ia tentu akan memilih kematian bila suatu hari nanti Aleksis menjadi tua dan meninggal.     

Alaric sering menganggap dirinya sebagai lelaki paling kesepian di dunia. Pemikiran-pemikirannya berbeda dari kebanyakan orang, dan ia pribadi tidak menyukai manusia. Hanya ada segelintir orang yang ia toleransi, mereka adalah keluarga angkatnya, anak-anak yang ia pelihara dan didik dengan tangannya sendiri, serta beberapa staf setia yang sudah mengikutinya selama puluhan tahun. Tetapi selain mereka ia sebenarnya selalu sendiri.     

Hingga minggu lalu ia bertemu seorang gadis aneh yang masuk ke dalam hidupnya bagaikan badai. Sejak itu, entah kenapa Alaric merasa ia menemukan satu-satunya orang yang mengerti dirinya dan menerimanya seratus persen, tanpa syarat. Aleksis membuatnya merasakan cinta.     

Saat Aleksis meminta mereka menikah, walaupun baru empat hari bertemu secara intens setelah gadis itu menjadi dewasa, ia tidak menolak. Dalam hati, tadinya ia hanya menganggap itu sebagai hal yang tidak mendatangkan kerugian kepada dirinya. Nothing to lose.     

Tetapi setelah mereka sungguh-sungguh menikah.... tanpa disadarinya, sesuatu di dalam hati Alaric berubah.     

Di kepalanya kini hanya ada Aleksis dan bagaimana ia bisa membahagiakan gadis itu. Prioritasnya sekarang, lucu sekali, bukan lagi proyek otomasinya, melainkan bagaimana bisa mendapatkan ramuan abadi untuk Aleksis agar mereka bisa hidup abadi bersama. Kalau itu sudah terjadi, ia bercita-cita menguasai dunia bersama gadis itu.     

Ia, Aleksis dan anak-anak mereka akan menjadi contoh pemimpin dunia yang baik.     

Tanpa sadar, bibirnya melengkung tipis dalam sebuah senyuman, memikirkan kemungkinan nanti di masa depan ia dapat hidup tenang bersama Aleksis dan anak-anak mereka.     

Kalau ia dan Aleksis memiliki anak, maka ia tidak lagi sebatang kara karena akhirnya ia akan memiliki keluarganya sendiri. Ia akan menjadi ayah terbaik bagi anak-anak mereka.     

Selama hampir seratus tahun ini, Alaric banyak melihat anak-anak yang hidup menderita dalam kemiskinan, siksaan orang tua, diabaikan keluarga, besar di panti asuhan, hidup di jalanan, dan berbagai keadaan miris lainnya.     

Ia sangat membenci manusia yang sembarangan menebar benih, menghasilkan anak tetapi tidak mampu menjadi orang tua yang baik. Ia tidak mau menjadi laki-laki seperti itu, maka ia memastikan bahwa apa pun yang terjadi ia tidak akan membuat hamil perempuan mana pun dengan benihnya.     

Ia lebih menyukai menyelamatkan anak-anak terlantar dan memberi mereka kehidupan lebih baik dengan menaruh mereka di panti asuhan yang bagus atau membiayai kehidupan mereka sebagai donor anonim.     

Beberapa dari mereka malah kemudian mengikutinya sebagai anak angkatnya dan kemudian ia didik menjadi assassins. Salah satu assassin terbaiknya adalah anak angkatnya sendiri, Mischa.     

Mischa adalah anak tunggal sepasang pecandu narkotik yang diselamatkannya di Lithuania. Anak itu kini menjadi salah satu anak kesayangannya sekaligus wakilnya di Rhionen Assassins. Saat itu Mischa berumur 5 tahun dan tanpa ragu menarik bajunya meminta agar dibawa serta, setelah Alaric membunuh kedua orang tuanya yang sedang teler sehabis memukuli anaknya itu hingga babak belur.     

Mungkin ini takdir. Ia sedang memikirkan Mischa, ketika tiba-tiba masuk SMS dari anak angkatnya itu. Sekarang jam 7 pagi di Skotlandia, berarti jam 3 sore di Singapura. Pasti Mischa sengaja menunggu pagi baru menghubungi Alaric agar tidak mengganggu tidurnya.     

Hmmm... ada apa gerangan?     

[Tuan, maaf terjadi kesalahpahaman saat Nona Aleksis kemarin dilarikan temannya. Kami mengira ia diculik maka kami mengejar dan bertarung dengan orang itu untuk menyelamatkan nona. Takeshi terluka cukup parah dan sekarang sedang pemulihan, aku sendiri masih mengobati luka-lukaku. Kami akan segera menyelidiki siapa yang ingin menculik Nona Aleksis setelah aku pulih.]     

Kening Alaric berkerut. Kondisi Takeshi parah dan Mischa juga terluka? Dan lawan yang mereka hadapi hanya satu orang???     

Apakah ini mungkin?!     

Alaric tahu pasti betapa tangguhnya kedua anak buahnya itu. Kalau mereka berdua bertarung melawannya sekaligus, belum tentu ia akan menang. Ia menjadi penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi.     

Oh... tadi Mischa bilang Aleksis hampir diculik? Pikirannya segera menjadi tidak tenang. Buru-buru ia menelepon gadis itu. Ia harus memastikan Aleksis baik-baik saja.     

TUT     

TUT     

TUT     

Hingga puluhan kali deringan, teleponnya tidak juga diangkat. Seketika ia menjadi kuatir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.