The Alchemists: Cinta Abadi

Memaafkan Marion



Memaafkan Marion

0Mereka sepakat untuk mengincar Takeshi dan Mischa sambil menyusup ke Rhionen Industries demi mencari keterangan tentang anggota Rhionen Assassins. Nicolae segera membuat sketsa Takeshi dan Mischa sesuai ingatannya dan meretas semua pengontrol kamera CCTV di seluruh dunia untuk menemukan mereka berdua.     

"Baiklah, kalau begitu kita sebaiknya berkumpul di rumah keluargaku saja, agar tidak mengganggu penyembuhan Aleksis di sini," kata Lauriel kemudian setelah mereka selesai berdiskusi.     

"Rumah?" tiba-tiba Petra tampak keheranan mendengarnya. "Bos sudah lama sekali tidak pulang ke rumah ..."     

Nicolae menoleh ke arah Lauriel. Ia juga tidak mengetahui rumah apa yang dimaksud. Setahunya Lauriel adalah seorang petualang yang baru akhir-akhir ini menetap, ia punya pertanian di Colorado dan juga konservasi di Kenya.     

Lauriel melihat pandangan Nicolae yang heran kemudian mengangguk. "Rumah keluarga Medici. Aku adalah keturunan terakhirnya dan sudah lama aku tidak tinggal di sana, sejak seisi keluargaku meninggal. Selama ini aku hanya mampir setiap beberapa tahun. Namun karena ternyata sekarang sudah ada penerus keluarga yang baru, aku mau pulang dan memperkenalkan Nicolae pada rumahnya."     

Barulah Nicolae sadar bahwa Lauriel masih memiliki rumah keluarga yang menjadi tempat tinggal mereka turun-temurun, sama seperti kastil keluarga Schneider di Jerman. Ia membayangkan bila Lauriel dulu meminum Kematian bila tidak bertemu Aleksis, rumah keluarga Medici pasti sudah runtuh sama sekali karena tidak ada penerus.     

"Di mana rumah keluarga kita, Ayah?" tanya Nicolae.     

"Di Italia, tepatnya di Grosetto. Aku akan membawamu ke sana, dan menyerahkannya kepadamu, sebagai pewaris nama Medici. Aku akan tetap tinggal di konservasi."     

"Uhm... tapi kalau kita pergi, siapa yang akan mengurus Aleksis di sini?"     

"Italia dan Swiss tidak jauh," kata Lauriel. "Kau bisa ke sini kapan saja."     

"Hm..." Akhirnya Nicolae mengangguk. Ia menoleh kepada Terry. "Bagaimana denganmu?"     

Terry mengangkat bahu, "Aku harus membereskan proyek film pendekku yang terakhir dan kemudian lulus, setelah itu aku dapat membantu Paman Caspar di perusahaan. Aku hanya perlu waktu dua bulan. Kurasa sekarang kau tidak akan bisa main di filmku lagi ya?"     

Nicolae menggeleng, "Maaf, aku harus membantu perawatan Aleksis dan membantu ayah mencari Rhionen Assassins."     

"Hmm... tidak apa-apa." Terry tak sengaja melihat Jean dari luar jendela sedang berjalan bersama Finland sambil bercakap-cakap menuju ke arah danau. "Mungkin ayahku mau membantu..."     

"Astaga, kau mau meminta ayahmu main di film pendekmu?" tanya Nicolae keheranan. "Film-mu akan langsung sukses!"     

Terry tersenyum lebar, "Memang. Tapi aku tidak tahu apakah ayah mau. Aku harus tanyakan dulu."     

Endo menyentuh bahu Lauriel sebelum mereka semua membubarkan diri dan memulai melakukan tugas masing-masing, "Bos ... kau sama sekali tidak akan memaafkan Marion? Sudah hampir 18 tahun berlalu. Kau tahu kita memerlukannya."     

Lauriel menghela napas dan akhirnya mengangguk. "Baiklah. Minggu depan saat kita berkumpul kembali di Grosetto, kau boleh mengundang Marion."     

"Ah .. baiklah! Aku akan bicara kepadanya. Marion sangat merindukanmu ... eh, dia sangat merindukan kita semua di Wolf Pack. Katanya kehidupannya membosankan tanpa kita." Endo tampak senang sekali. Ia menepuk bahu Lauriel dengan gembira lalu keluar ruangan dan segera menelepon seseorang.     

Lauriel ingat alasan ia mengeluarkan Marion dari kelompoknya 17 tahun lalu. Marion mengambil keputusan sendiri dengan menembak Alexei saat Lauriel menginginkan Alexei hidup. Ia tahu alasan Marion menembak Alexei bukan sekadar untuk memberinya pelajaran. Saat itu Alexei mengatakan bahwa ia memiliki informasi tentang keberadaan Putri Luna.     

Lauriel tahu bahwa Marion sudah sejak lama menyimpan perasaan kepadanya, dan ia sangat menyukai gadis itu sebagai anak buah. Dulu ia selalu membiarkan Marion melakukan apa pun sesuka hatinya, tetapi ketika Marion dengan sengaja menembak Alexei, di saat Alexei menawarkan informasi tentang Putri Luna, Lauriel merasa Marion sudah kelewat batas. Ia harus menghukum Marion agar gadi itu mengerti bahwa perbuatannya sangat merugikan Lauriel yang ingin sekali mengetahui keberadaan kekasihnya, ibu dari anaknya.     

Kini, setelah 18 tahun berlalu, dan Lauriel sudah mengetahui dengan pasti bahwa Luna memang sudah tiada, dan ia juga sudah bertemu anak kandungnya, Nicolae. Lauriel sudah bisa memaafkan Marion.     

Karena itulah ia memberi izin kepada Endo untuk menghubungi gadis itu dan menerimanya kembali ke dalam kelompoknya.     

***     

Jean dan Finland sudah sangat lama tidak berjalan-jalan hanya berdua seperti ini dan mengobrol. Sejak Finland menikah dengan Caspar, ia harus menjaga jarak dari Jean karena suaminya itu dulu sangat pencemburu terhadap kedekatannya dengan Jean. Kemudian selalu saja ada yang terjadi, kehamilannya yang berturut-turut dengan London dan kemudian Rune, lalu mengurusi keluarganya, membuat Finland hanya dapat bertemu Jean saat mereka berkumpul untuk liburan natal bersama, atau ketika mereka kebetulan sedang berada di Amerika.     

Kini Jean sudah memutuskan untuk mengambil cuti selama satu tahun dari dunia film dan ia ingin membantu Finland saat sahabatnya itu sedang didera masalah. Bukan hanya mengurusi Aleksis yang sedang sakit, tetapi juga Caspar yang harus kembali mengurus perusahaannya yang sangat besar karena orang kepercayaannya, Kurt, meninggal tiba-tiba.     

Finland harus membagi perhatian dan waktunya untuk suami dan anak-anaknya yang harus hidup di tempat terpisah. Sampai Caspar bisa mendelegasikan semua urusan pekerjaan kepada orang kepercayaannya yang lain, ia harus berada di Berlin dan New York, sementara Aleksis sudah diputuskan untuk dirawat di Swiss.     

Finland harus membagi waktunya antara Swiss dan Jerman serta Amerika dan ini membuatnya lelah. Walaupun begitu ia sangat bersyukur karena memiliki sangat banyak pendukung dari keluarga dan teman-temannya yang luar biasa.     

"Aku senang Caspar mempertimbangkan Terry untuk membantunya mengurusi perusahaan," komentar Jean sambil mencabut bunga rumput dan menyelipkannya di antara bibirnya. Ia lalu duduk di rumput hijau dan menepuk tempat di sebelahnya, memberi tanda agar Finland ikut duduk.     

"Aku juga begitu. Dia sudah terlalu lama meninggalkan bisnis dan fokusnya akhir-akhir ini hanya menjadi dokter keluarga kami," kata Finland sambil tersenyum. Ia lalu duduk di samping Jean. "Aku yakin pasti tidak mudah buatnya. Semoga Terry bisa membantu meringankan pekerjaannya."     

"Hmm... Menurutmu keluarga kita ini lucu sekali, ya?" tanya Jean kemudian. Ia menatap Finland dengan pandangan jenaka. "Entah bagaimana caranya, sekarang kita semua menjadi keluarga."     

Finland mengangguk. Ia memejamkan matanya dan tersenyum sendiri. "Aku sangat bersyukur. 20 tahun yang lalu aku hanyalah seorang yatim piatu miskin yang tidak punya apa-apa, tidak punya siapa-siapa. Sekarang, aku punya keluarga yang sangat luar biasa. Aku punya anak-anak yang mengagumkan, aku bahkan punya anak dari sahabatku sendiri..."     

"Takdir itu memang lucu. Kalau dulu kau tidak membutuhkan uang dan menjual sel telurmu, tidak akan ada Terry." Jean mengangguk-angguk. "Kalau aku tidak ikut menjadi donor sperma, mungkin selamanya aku tidak akan pernah merasakan bagaimana menjadi seorang ayah. Kau tahu aku ini tidak berbakat menjadi orang tua. Dan aku juga tidak tertarik membangun keluarga dengan orang lain. Menikah bukanlah tujuan hidupku, karena orang tuaku bercerai ketika aku berusia lima tahun. Aku tidak percaya pada pernikahan."     

Ia menoleh dan menatap Finland dalam-dalam, "Tapi berkat kau, aku sekarang punya keluarga, aku punya kau dan anak-anakmu, dan aku punya Terry. Aku takkan menukarnya dengan apa pun."     

Finland merasa sikap Jean agak aneh dengan tiba-tiba membahas hal ini. Ia memegang tangan Jean dan balas menatapnya, tetapi dengan pandangan bertanya, "Apakah terjadi sesuatu antara kau dan Billie? Mengapa sikapmu jadi agak aneh seperti ini? Dari tadi kau menyebut-nyebut tentang keluarga tapi kau sama sekali tidak menyinggung tentang Billie. Dia kan keluargamu juga ... "     

Jean menggeleng pelan, "Aku dan Billie tidak akan pernah menikah. Aku dan dia punya pandangan hidup yang berbeda. Aku rasanya sudah waktunya aku mengambil identitas baru. Aku akan memalsukan kematianku dan memulai hidup baru. Billie tidak mau ikut."     

Finland tertegun mendengarnya. "Apakah itu berarti, sekarang kalian sudah berpisah?"     

Jean mengangguk. Finland merasa ikut sedih mendengarnya. Jean dan Billie sudah bersama selama belasan tahun, dan mereka adalah dua manusia favoritnya di bumi ini. Ia sungguh berharap Jean dan Billie dapat menjadi pasangan yang langgeng, tetapi tak dinyana, walaupun sudah bersama selama hampir 17 tahun, keduanya ternyata sekarang memilih untuk berpisah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.