The Alchemists: Cinta Abadi

Kekuatiran Lauriel



Kekuatiran Lauriel

0Nicolae dan Terry lalu mengikuti Aleksis dan Lauriel ke dapur. Aura permusuhan di antara keduanya kini sudah mereda. Nicolae sebenarnya merasa terharu karena Terry tampak memahami dirinya. Ia jadi mengingat betapa sebenarnya di balik penampilan Terry yang menyebalkan itu, ia memiliki kepribadian asli yang menyenangkan.     

Ia ingat pernah berbincang-bincang dengan Terry sebagai 'Billie Jean' dan mereka saling membuka diri sebagai anak yang sudah yatim piatu. Kini setelah mengenal Terry sebagai kakak Aleksis, ia sadar bahwa sebenarnya kondisi mereka berdua sangat mirip.     

Terry memang sudah yatim piatu dan kehilangan orang tua kandungnya yang meninggal karena kecelakaan delapan tahun lalu, tetapi ia masih memiliki orang tua biologis, yaitu Jean dan Finland yang dulu menjadi donor embrio untuk prosedur bayi tabung yang dilakukan ayah ibunya.     

Jean kini memiliki kekasih, seorang musisi sangat terkenal yang memperlakukan Terry seperti anaknya sendiri, dan Finland juga membuka rumahnya bagi Terry untuk menjadi anaknya bersama tiga anak kandungnya yang lain, yaitu Aleksis, London, dan Rune. Suaminya, Caspar juga selalu bersikap baik kepada Terry.     

Ditambah lagi, Terry pun diperlakukan dengan sangat baik oleh Lauriel yang merupakan ayah angkat Aleksis dan sering mengajaknya bertualang bersama Aleksis hingga hubungan mereka bertiga menjadi sangat dekat.     

Sungguh rumit memang, di satu sisi Terry adalah seorang yatim piatu, tetapi di sisi lain ia memiliki banyak keluarga.     

Nicolae sudah kehilangan orang tua angkatnya puluhan tahun lalu, dan sebagai anak tunggal ia tidak memiliki sanak saudara lagi, hingga ia menyebut dirinya 'lone wolf', tetapi ia kini menemukan bahwa ternyata ia memiliki seorang ayah, yang secara fisik terlihat seusia dengannya. Jadi bisa dibilang ia adalah yatim piatu, tetapi masih memiliki orang tua...     

"Bagaimana lukamu? Sini Ayah periksa dulu," Lauriel yang melihat kedatangan keduanya melambaikan tangan menyuruh Nicolae mendekat. Ia meneguk tehnya lalu menaruh cangkirnya di meja. Setelah Nicolae ada di depannya, ia mendorong tubuh anaknya itu agar duduk di kursi makan. "Buka bajumu."     

Nicolae menurut dan melepas kemejanya. Perban di bahu kirinya tampak masih rapi, tetapi Lauriel tetap membukanya. Nicolae yang mengira ayahnya ingin mengganti perban kasanya sempat hendak menolak. "Perbannya masih bagus, kok, Ayah..."     

Lauriel tidak mengindahkan protes Nicolae tetap melepaskan perban kasa di bahu Nicolae dengan acuh, "Ini kan cuma lepas perban saja, kau kenapa sih? Malu tubuhmu dilihat Aleksis?"     

Seketika wajah Nicolae bersemu merah. Ia memang merasa agak canggung tampil bertelanjang dada di depan Aleksis seperti ini. Kalau ini adalah gadis-gadis lain, ia tidak perduli, tetapi ia sangat menyukai Aleksis.     

"Apa...? Malu karena ada aku?" seru Aleksis dengan suara geli, "Kaupikir siapa kemarin yang mengganti bajumu yang penuh darah itu? Aku sudah melihat SEMUANYA."     

Sepasang mata Nicolae membelalak besar sekali. Ia tidak menyangka Aleksis kemarin yang mengganti bajunya. Ia sama sekali tidak terpikir untuk bertanya. Ia hanya ingat siuman di tempat tidur di kamar tamu dengan pakaian yang bersih dan sudah diganti.     

Astaga... astaga... astaga...     

Nicolae bukankah seorang laki-laki cool yang dapat selalu menutupi isi hatinya dengan sikap dingin di permukaan di depan gadis yang ia sukai.     

Ia amat sangat menyukai Aleksis dan semua orang di ruangan bisa melihatnya dengan jelas. Ia selalu tak berkutik di depan gadis itu. Terry sampai geleng-geleng kasihan karena ia tahu adiknya sudah mempunyai pria idaman lain.     

"Aleksis, kau jangan menggoda Nic terus," tegur Lauriel dengan suara halus. Ia sudah melihat wajah Nicolae yang memerah.     

Aleksis hanya tertawa renyah dan menutup matanya dengan kedua tangan dengan gaya lucu. "Baiklah... aku tidak akan mengganggu lagi. Paman Rory silakan periksa luka anakmu..."     

Ketiga pria itu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Aleksis.     

Terry mengamati Nicolae sedikit lebih lama. Pelan-pelan ia mulai bisa melihat pemuda itu sebagai 'Wolf' sahabatnya di Darknet, dan bukan cowok cantik Nicolae yang hobi membuat gadis-gadis menjerit di kampus karena tingkahnya yang flamboyan.     

Nicolae ini sangat terkenal hampir seperti selebriti sungguhan, walaupun dia hanya seorang mahasiswa, bukan musisi ataupun aktor, dan dari dulu Terry menganggap pemuda itu hanya punya wajah tampan dengan otak udang. Tetapi dugaannya terbukti salah ketika tahun ini Nicolae dipercaya mengambil alih kelas seorang dosen sebagai asistennya.     

Sekarang ia baru menyadari bahwa kemungkinan persona flamboyan yang selama ini ditampilkan Nicolae di kampus hanyalah caranya untuk menyembunyikan diri di keramaian. Tentu tak seorang pun akan mengira Wolf yang memiliki reputasi sebagai hacker terbaik dunia selama 10 tahun terakhir ini adalah seorang mahasiswa muda yang dikelilingi gadis-gadis mahasiswa.     

Hal ini membuatnya tersenyum sendiri. Ia merasa telah memperlakukan Nicolae dengan tidak adil selama ini, karena memusuhinya tanpa dasar yang jelas.     

Lauriel membuka perban kasa yang membalut luka tembakan Nicolae dan tersenyum puas melihat ramuan obatnya telah menutup luka itu dengan sangat baik. Bahkan bagian tubuh Nicolae yang lain yang kemarin berbilur-bilur akibat berkelahi dengan Mischa sudah hampir tidak berbekas. Ia kini hanya menaruh perban tempel kecil di bekas jahitan luka tembaknya, tidak lagi memerlukan perban kasa.     

Nicolae sendiri sangat terkejut melihatnya. "Sihir apa ini?"     

"Bukan sihir, tapi Lauriel memang ahli obat-obatan dan racun, kemarin dia memberimu obat buatannya yang terbaik. Kepalanya itu berisi semua informasi tanaman obat dari seluruh dunia yang telah ia kumpulkan selama lebih dari 500 tahun," Terry yang menjelaskan. "Semuanya dari alam."     

Nicolae sangat terkesan mendengar kehebatan ayahnya. Ia sudah kagum karena ayahnya dulu adalah seorang petualang hebat dan bajak laut yang sukses. Ternyata bukan hanya itu, Lauriel pun memiliki keahlian lain yang jauh lebih berharga daripada uang. Ia dapat membayangkan berapa banyak perusahaan farmasi yang akan rela membayar mahal untuk mendapatkan pengetahuan ayahnya itu.     

"Ayah harus mengajari aku... atau minimal biarkan aku membuat ensiklopedia berdasarkan pengetahuan ayah... Ilmu sehebat itu sebaiknya diwariskan..." kata Nicolae kagum.     

Saat itulah Aleksis melepaskan kedua tangannya dari matanya dan berseru gembira, "Tentu saja. Paman Rory sudah mengajariku dan adik-adikku tentang tanaman obat selama belasan tahun ini. Tetapi sayangnya aku tidak berbakat. Sepertinya London-lah yang akan mengikuti jejak Paman Rory sebagai ahli obat di dalam keluarga."     

Nicolae tanpa sadar menutupi tubuh atasnya dari pandangan jahil Aleksis. "Kau mengintip!"     

Sambil menggerutu Aleksis memutar bola matanya dan beranjak keluar dari ruangan. Ia melambaikan tangan sambil berlalu ke pintu, "Kalau begitu aku main dengan Pangeran Siegfried Kecil saja."     

Terry dan Lauriel saling pandang, mengerti. Mereka tahu sejarah Aleksis dengan Pangeran Siegfried dan mengapa ia menamai anjingnya Pangeran Siegfried Kecil. Mereka juga tahu betapa selama delapan tahun ini Aleksis terobsesi kepada pemuda itu dan bahkan minta kuliah setahun di Singapura agar bisa mencarinya.     

Lauriel tampak berpikir sejurus, lalu kemudian bertanya kepada Terry. "Apakah sudah ada kabar?"     

Terry mengerti maksud pertanyaan Lauriel. Lauriel ingin tahu apakah Aleksis sudah bertemu dengan orang yang dicarinya itu. Walaupun Terry tahu jawabannya, ia telah berjanji kepada Aleksis bahwa ia tidak akan memberi tahu Lauriel. Biarlah nanti Aleksis sendiri yang memberitahu ayah angkatnya itu, karena bagaimanapun Aleksis adalah seorang perempuan dewasa dan Terry tidak boleh ikut campur dalam kehidupannya kalau tidak diminta.     

Akhirnya ia hanya mengangkat bahu. Lauriel menghela napas.     

"Tadinya aku yang mendorong agar ia melanjutkan kuliah di sini selama setahun agar ia bisa merasakan bagaimana hidup seperti manusia biasa, sebelum nanti ia diperkenalkan ke dunia luar..." Lauriel menggeleng pelan, "Tapi entah kenapa sekarang aku mulai kuatir."     

"Diperkenalkan ke dunia luar? Maksudnya apa, Ayah?" tanya Nicolae penasaran.     

"Ketiga anak Caspar Schneider dan Terry belum diperkenalkan kepada anggota klan Alchemists. Kami mengadakan pertemuan setiap 10 tahun dan biasanya anggota baru akan dibawa. Tetapi Caspar sangat protektif kepada anak-anaknya, apalagi sejak peristiwa dulu Aleksis diculik dan diracuni orang. Ia tak mau memperkenalkan anak-anaknya kepada dunia. Jadi dari dulu Aleksis dan adik-adiknya tidak pernah dibawa. Mereka hidup dengan damai jauh dari keramaian. Tetapi tentu saja beberapa tahun lagi, saat ketiganya sudah dewasa dan bisa menjaga diri, Caspar akan memperkenalkan mereka. Aleksis juga akan mengambil alih Group Schneider dari Kurt Van Der Ven. Itulah sebabnya ia harus mulai terbiasa bertemu dengan banyak orang dan mengerti cara hidup orang-orang biasa."     

"Wow..." kekaguman Nicolae kepada Aleksis menjadi semakin bertambah-tambah. Gadis itu ternyata sedang disiapkan untuk mengambil alih Group Schneider dari orang kepercayaan ayahnya. Karena ia tahu betapa masifnya bisnis keluarga itu, Nicolae menjadi sangat terkesan. Sungguh bukan hal yang mudah memimpin grup demikian besar dan berpengaruh itu.     

"Tapi aku sekarang mulai waswas.. mungkin sebaiknya Aleksis pulang saja dulu ke rumah," kata Lauriel. "Aku sudah membicarakan ini dengan ayahnya dan minggu depan orang tuanya akan tiba di sini."     

Nicolae tertegun. Wow... minggu depan, ketua klan akan datang. Ia tak sabar bisa bertemu dengan lebih banyak Alchemist, terutama sang ketua klan, yang kebetulan juga merupakan ayah Aleksis. Dalam hati ia merasa senang karena akan bisa bertemu dengan ayah gadis yang disukainya... Nicolae ingat Aleksis pernah mengatakan ayahnya pun merupakan seorang dokter, seperti dia sendiri.     

"Kenapa waswas, Ayah?" tanya Nicolae. Ia ingin tahu apa kira-kira yang didengar Lauriel sehingga membuatnya kuatir seperti itu.     

"Aku kuatir, karena Aleksis menyembunyikan sesuatu dariku," keluh Lauriel. "Ia memperkenalkan empat orang pengawalnya kepadaku. Tetapi ketika kemarin aku berbicara dengan Caspar, aku mengetahui bahwa ternyata Caspar hanya mengirim Carl dan Sascha untuk menjaga Aleksis, karena biasanya mereka berdua sudah lebih dari cukup. Apalagi mereka itu sudah menjaga Aleksis sejak delapan tahun yang lalu... Ini berarti... yang dua orang lagi, Takeshi dan Mischa itu... adalah suruhan orang lain."     

Terry yang sudah mengetahui rahasia itu menjadi tidak nyaman. Ia merasa tidak enak karena Lauriel mencurigai sesuatu sementara ia sudah mengetahui jawabannya.     

Nicolae yang juga mengetahui rahasia Aleksis tidak berkata apa-apa. Kali ini ia berhasil menyembunyikan perasaannya di balik wajah datar. "Kira-kira siapa mereka, menurut Ayah?"     

Lauriel memijit keningnya. "Aleksis itu hanya menyukai satu orang laki-laki sedari dulu, dan bahkan terobsesi kepadanya selama bertahun-tahun. Orang yang dipanggilnya Pangeran Siegfried."     

Terry menoleh ke arah Nicolae berusaha menilai ekspresinya saat Lauriel membuka rahasia tentang Pangeran Siegfried. Ia sedikit kaget karena tidak melihat wajah Nicolae berubah. Apakah ini berarti Nicolae juga sudah tahu?     

"Lalu apa hubungannya dengan dua pengawal barunya?" tanya Nicolae, berusaha menggali informasi, sejauh mana ayahnya mencurigai Aleksis.     

"Aleksis pindah ke Singapura untuk mencari orang itu..." Lauriel melanjutkan dengan suara agak dongkol. Ia hampir membuka wine, tetapi kemudian ingat hari masih terlalu siang untuk minum. Akhirnya ia menuangkan kembali teh penuh-penuh ke cangkirnya. "Kedua orang pengawalnya yang baru itu mungkin kiriman si Pangeran Siegfried. Hanya itu kemungkinan yang masuk akal..."     

"Aku yakin Aleksis adalah gadis pintar, dan dia punya selera bagus," Nicolae mengangkat bahu, "Kenapa Ayah kuatir kalau ia bertemu dengan laki-laki yang dia sukai?"     

Lauriel menatap Nicolae lekat-lekat dengan wajah khawatir, "Hmmm..."     

"Kenapa Ayah terlihat sangat kuatir?" desak Nicolae.     

Lauriel menghela napas, "Aku tidak tahu siapa sebenarnya Siegfried itu... tetapi bisa dipastikan ia memiliki hubungan dengan Rhionen Assassins. Sebagai hacker terbaik dunia, aku yakin kau mengetahui siapa mereka.. Aku merasa kuatir kalau sampai Aleksis memiliki hubungan sekecil apa pun dengan para pembunuh..."     

Nicolae dan Terry sama-sama terkejut. Mereka berdua tidak mengira Lauriel tahu sejauh itu, hanya berdasarkan pengamatannya sendiri...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.