The Alchemists: Cinta Abadi

Terry dan Nic (1)



Terry dan Nic (1)

0Sejak Aleksis pulang ke rumah hampir 6 tahun yang lalu ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kastil keluarga Schneider di Jerman. Caspar masih harus mengurusi bisnisnya dan membagi waktu antara Berlin dan New York. Baru 3 tahun terakhir ini ia mulai santai karena Terry akhirnya bisa membantunya.     

Setelah lulus kuliah dan terjun mendampingi Caspar di dalam Grup, pelan-pelan Terry mulai dapat menempatkan diri dengan baik dan menjadi tangan kanan ayah angkatnya yang mengurusi kantor pusat di New York. Di usianya yang menginjak 29 tahun, ia menjadi salah satu pria lajang paling terkenal di New York dan sangat banyak selebriti dan putri keluarga kaya yang mendambakan menjadi kekasihnya.     

Fakta bahwa Terry juga merupakan putra bintang film terkenal Jean Pierre Wang yang meninggal akibat kecelakaan ski beberapa tahun lalu membuatnya semakin dikagumi dan menjadi ikon di antara kalangan atas New York.     

Kesibukannya dalam bekerja membuat Terry tidak punya waktu untuk berkencan sama sekali tetapi ia masih selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi keluarganya setiap beberapa bulan dan mengambil waktu libur untuk bepergian setahun sekali.     

Ia menjadi pendamping ayahnya ketika menikahi Marion dan ia juga yang membantu menenangkan ayahnya yang panik ketika menghadapi kelahiran anak pertamanya bersama Marion.     

"Ayah ini sudah tua. lho... masa begini saja kena serangan panik?" Terry menggoda ayahnya waktu itu. Jean hanya melotot mendengar Terry sama sekali tidak tampak simpati pada kondisinya yang terkena serangan panik saat melihat Marion menjerit-jerit kesakitan di ruang bersalin.     

Para dokter dan perawat yang mendengar obrolan mereka tampak mengerutkan kening keheranan. Mereka tidak mengerti mengapa kedua pria muda yang tampaknya seumuran itu bersikap layaknya ayah dan anak.     

Keduanya memang menyembunyikan wajah mereka di balik syal dan kacamata, agar orang-orang tidak mengenali mereka, tetapi penampilan keduanya tetap terlihat muda sehingga semua orang di rumah sakit menganggap mereka berteman atau bersaudara.     

"Jangan panggil aku ayah di tempat umum," kata Jean kemudian, saat ia menyadari pandangan aneh orang-orang yang ditujukan ke arah mereka. Terry hanya tertawa.     

Ia sangat bahagia melihat ayahnya bahagia. Setelah puluhan tahun mencari cinta, ternyata Jean melabuhkan hatinya kepada Marion seorang gadis Alchemist yang mengagumkan. Ia bahkan mampu mengatasi traumanya akan pernikahan dan tidak ingin mempunyai anak. Kini Jean telah hidup bahagia dengan istri dan anak perempuannya yang nakal.     

Saat melihat kebahagiaan ayahnya dan Marion, serta betapa menggemaskannya Monyet Kecil mereka, Terry terkadang menjadi iri. Diam-diam ia bertanya kepada dirinya sendiri apakah ia juga akan menemukan cinta seperti ayahnya... atau ibunya, atau bahkan seperti adiknya Aleksis, walaupun cinta Aleksis berakhir dalam tragedi.     

Ada begitu banyak gadis cantik di sekitarnya setiap saat, siap menyerahkan diri kepadanya, tetapi ia masih tidak berani mempermainkan hati gadis mana pun setelah peristiwa yang terjadi dengan Rosemary, akibat keisengannya dulu. Ia sudah menetapkan hati, hanya akan menjalin hubungan serius kalau ia menemukan gadis yang bisa menawan hatinya.     

Dan sampai kini tidak ada satu pun gadis yang membuatnya tertarik.     

Undangan pesta ulang tahun Nicolae yang dikirim ke kantornya enam bulan lalu membuat Terry sadar ia sudah lama tidak berkumpul dengan keluarga besarnya. Tentu akan sangat menyenangkan dapat bertemu semua orang, pikirnya.     

Ia buru-buru mengirim email kepada Nicolae menanyakan keberadaannya.     

[Aku sedang Jepang, sudah tiga bulan diam di sini. Kenapa?] jawab Nicolae. [Kapan kau liburan lagi? Ke Jepang saja, yuk.]     

[Kau tahu ayahmu akan mengadakan pesta ulang tahun untuk merayakan ulang tahunmu yang ke-100?] tanya Terry lagi.     

[APA???]     

Terry hanya bisa menepuk keningnya. Rupanya Nicolae tidak tahu ayahnya sangat merindukannya hingga dengan tidak tahu malu mengadakan pesta ulang tahun untuknya dan mengundang semua orang dekat.     

[Oh, rupanya kau tidak tahu.]     

Terry tahu undangan untuk acara-acara kaum Alchemists biasanya disebar jauh-jauh hari untuk memastikan mereka semua dapat menyisihkan waktu untuk datang. Dulu undangan disebar beberapa tahun sebelumnya. Kini di zaman semakin modern, enam bulan adalah waktu yang normal.     

Tetapi ia bahkan tidak menduga Lauriel belum memberi tahu anaknya sendiri, si bintang utama pesta, bahwa ia mengadakan pesta untuknya.     

[Di mana pestanya diadakan?] Akhirnya Nicolae menyerah. Ia tidak tega kalau tidak datang ke pesta yang diadakan untuknya sendiri.     

[Di Kastil keluarga Medici, tepat di tanggal ulang tahunmu.]     

[1 Agustus?]     

[Iya. Kebetulan aku sudah berencana mengambil liburan di akhir Juli. Aku bisa berlibur bersamamu dulu, baru nanti kita bisa datang bersama ke pestamu. Bagaimana menurutmu?]     

Terry memang biasa bepergian setahun sekali untuk mengambil liburan dari pekerjaan, dan selama empat tahun terakhir ini ia selalu menyempatkan untuk mengunjungi Nicolae di mana pun pemuda itu berada. Tahun lalu ia di Chile, dan tahun ini di Jepang.     

[Baiklah, kalau kau datang, aku datang. Aku tidak suka ke pesta kalau tidak ada orang yang kukenal di sana.] keluh Nicolae. [Tapi akhir Juli aku berencana bertualang ke Mongolia. Kau mau ikut?]     

[Ada apa di Mongolia?]     

[Kau kan punya internet, cari tahu saja sendiri ada apa di Mongolia. Dasar pemalas!]     

Setelah ia mendengar detail pestanya, Nicolae sadar untuk pertama kalinya ayahnya mengadakan pesta besar yang mengundang bukan hanya sedikit orang dekatnya. Ia tahu Lauriel berniat mengumumkan Nicolae sebagai anaknya, pewaris keluarga Medici.     

Pasti akan ada banyak orang yang tidak dikenalnya. Rasanya akan lebih tenang kalau ia bersama Terry sahabatnya.     

Seperti yang telah diduga Nicolae, ayahnya baru memberitahunya tentang pesta itu seminggu sebelum acara supaya Nicolae tidak sanggup menolak dengan alasan 'semua orang sudah RSVP untuk datang, masa tuan rumahnya sendiri tidak datang?'.     

[Baiklah ayah, aku akan datang.] Nicolae buru-buru mengetik balasan untuk Lauriel sambil membereskan tasnya.     

Terry telah menunggunya di mobil. Mereka berlibur ke Mongolia dan kini sedang melakukan road trip melintasi padang gurun Gobi. Dalam dua hari saja mereka telah berhasil belajar memanggil elang dari penduduk asli dan menginap di tenda khas penduduk nomaden Mongolia.     

Setelah puas bertualang di Mongolia, mereka baru akan terbang ke Italia untuk menghadiri pesta itu bersama-sama.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.