The Alchemists: Cinta Abadi

SPOILER: Alaric ketemu Lauriel



SPOILER: Alaric ketemu Lauriel

0Biar nggak kelamaan sedih karena mengingat nasib Alaric, ingatlah 10 tahun lagi Alaric akan ketemu lagi dengan Aleksis dan anak-anaknya dan Lauriel akan tahu bahwa Alaric adalah anaknya.     

*******************************     

Aleksis dengan refleks menggeser tubuhnya ke depan tubuh Alaric seolah berusaha melindungi pria yang dicintainya itu dari Lauriel.     

"Sshh... Sayang, kau tidak perlu melindungiku. Aku bisa menghadapinya sendiri," bisik Alaric. Seperti biasa suaranya selalu terdengar sangat lembut saat ia berbicara kepada Aleksis. Walaupun kini ia berubah, sudah menjadi orang yang memiliki reputasi dingin dan mengerikan, tetapi sikapnya kepada Aleksis tidak pernah berubah.     

"Aleksis ... siapa orang itu?" tanya Lauriel dengan suara tercekat. Ia sangat terkejut saat melihat Aleksis dan pria tak dikenal itu berduaan di tepi danau dan berciuman dengan penuh kerinduan, padahal besok Aleksis akan menikah dengan Nicolae.     

Ia tahu Aleksis adalah gadis baik yang tidak pernah membuka hati untuk pria lain... Maka melihatnya tiba-tiba mencium seorang lelaki yang bukan Nicolae membuat Lauriel sangat marah.     

Tetapi ketika pasangan itu berbalik menghadapnya dan melihat betapa sikap Aleksis sangat protektif terhadap pemuda itu, hatinya mulai terguncang. Jangan-jangan ini adalah ...     

Tapi bukankah Alaric Rhionen sudah mati?     

Dan... bukankah Alaric adalah seorang manusia biasa yang seharusnya sekarang sudah sangat tua?     

Pertanyaan demi pertanyaan itu demikian mengganggu pikirannya, Lauriel ingin sekali mendapat jawaban.     

"Paman Rory ... Aku tidak bisa menikah dengan Nic... Suamiku masih hidup." kata Aleksis tegas. "Maafkan aku."     

"Aleksis...?" Lauriel mendekat berusaha menjangkau Aleksis tetapi Alaric menepis tangannya dengan kasar.     

"Kuingatkan kau, kalau sampai kau melangkah lagi, aku tidak akan segan-segan." Alaric mengeluarkan pistolnya dengan wajah yang sedingin es.     

Aleksis terkejut melihat Alaric mengeluarkan senjata di depan ayahnya sendiri, dengan refleks ia menepis tangan Alaric dan menegurnya, "Alaric, kau tidak boleh begitu kepada ayahmu!"     

Lauriel tertegun mendengar kata-kata Aleksis.     

"A.. ayah?" Ia mengerutkan kening mencoba memastikan tadi ia tidak salah dengar. "Apa kau bilang tadi?"     

Alaric menurunkan pistolnya dan menghela napas. Ia mengusap rambut Aleksis dengan penuh kasih sayang dan berbisik ke telingnya, "Ayo kita pergi dari sini."     

Lauriel masih terpaku di tempatnya ketika melihat kedua orang itu berbalik pergi.     

Seketika, seraut wajah cantik yang telah lama ia lupakan muncul menari-nari di benaknya. Wajah Luna yang telah sangat lama ia simpan jauh-jauh di dalam hatinya yang paling dalam kini kembali ke dalam pikirannya. Sepasang mata ungu pemuda yang bersama Aleksis tadi ... dan wajahnya yang memiliki garis-garis halus seperti perempuan, semuanya mengingatkannya akan Luna, kekasihnya.     

Apakah ... apakah Luna melahirkan anak yang lain?     

"Tunggu...!!" Lauriel berlari mengejar keduanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.