The Alchemists: Cinta Abadi

Anak Angkat Portia



Anak Angkat Portia

0Suasana yang selalu mendung di kediaman Alaric Rhionen sore itu menjadi ribut karena kehadiran Rosalien yang tiba-tiba. Saudara-saudaranya terkejut karena mengira ia sudah mati. Kini kehadirannya dengan penampilan yang terlihat semakin kejam dan betapa ia menolak bicara, membuat mereka sadar terjadi sesuatu yang buruk atasnya.     

[Aku berhasil melarikan diri... kupikir mereka sudah tidak berminat menahanku lama-lama setelah kematian tuan.] kata Rosalien lewat tulisan kepada saudara-saudaranya. Lidahnya sudah disambung tetapi ia tetap tidak dapat berbicara dengan baik dan ia sangat membenci suaranya sendiri.     

"Apa yang mereka lakukan kepadamu?" tanya Mischa prihatin.     

Wajah Rosalien menjadi mengeras saat mendengar pertanyaan itu. Lauriel tidak menyiksanya ataupun menyakiti dirinya. Pria itu hanya memaksanya minum veritaserum agar ia mengkhianati Alaric dan teman-temannya, tetapi Rosalien mengigit sendiri lidahnya untuk mencegah agar ia tidak berkhianat.     

[Mereka adalah orang-orang dari kaum yang sama dengan tuan. Pimpinannya bernama Lauriel dan umurnya sudah 570 tahun.]     

Kata-kata Rosalien membuat saudara-saudaranya terkejut.     

570 tahun?? Orang macam apa yang hidup selama itu?     

Mereka bahkan tidak tahu berapa umur Alaric sesungguhnya, tetapi rasanya tidak mungkin ia pun telah hidup sedemikian lama.     

Siapa orang-orang itu sebenarnya? Misterius sekali...     

Belum habis keterkejutan mereka, seorang staf datang mengumumkan kedatangan Pavel bersama beberapa tamu yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya.     

Beberapa helikopter mendarat anggun di halaman kastil dan dari dalamnya keluar Pavel diikuti tiga orang paling mengesankan yang pernah dilihat para assassins tersebut.     

Kehadiran Ned, Portia, dan Sophia di kediaman pribadi Alaric Rhionen sungguh membuat tergetar siapa saja yang melihatnya. Ketiga orang itu sangat rupawan, sangat mengesankan, dan aura mereka, khususnya Ned dan Portia membuat orang-orang tanpa sadar menundukkan kepala ketika mereka lewat.     

Mischa yang menyambut mereka bersama Takeshi dan Kai hanya bisa memandang ketiga orang itu dengan pandangan kagum. Sesuatu dalam benaknya mengatakan bahwa mereka bukanlah manusia biasa.     

"Kami mau menjemput Alaric," kata Portia dengan suara merdunya yang menghipnotis siapa saja yang mendengarkan. Ia berjalan dengan keanggunan seorang ratu dan tak seorang pun dapat menolak kata-katanya. Tanpa sadar Mischa mempersilakan mereka mengikutinya ke ruangan tempat Alaric dirawat.     

Ketika Portia melihat tubuh keponakan yang disayanginya itu terbujur kaku seolah tanpa nyawa, ia menjerit sedih dan segera memeluk Alaric. Wajahnya berlinang air mata karena kesedihan mendalam. Ini adalah anak Luna... kenapa nasibnya begini buruk?     

"Apa yang terjadi?" tanya Ned sambil menoleh ke arah empat anak angkat Alaric. Rosalien sudah bergabung di ruang perawatan. Mewakili Rosalien dan saudara-saudaranya, Mischa menceritakan apa yang terjadi.     

Sophia, Ned, dan Portia sangat terkejut mendengar cerita mereka.     

"Astaga ... jadi ia berselisih dengan Lauriel dan Lauriel mengejarnya untuk membalas apa yang terjadi kepada Aleksis dan Kurt Van Der Ven??" Ned menghela napas panjang. Ia bertukar pandang dengan istrinya yang hanya bisa mengurut dada.     

Ia sudah mengerti apa yang terjadi. Lauriel dan Caspar marah karena menganggap Alaric Rhionen dan Rhionen Assassins bertanggung jawab atas kematian anak perempuannya dan Kurt, tangan kanan Caspar.     

"Perempuan yang kalian selamatkan itu pasti bukan Aleksis..." komentar Ned, "Lauriel mempunyai anak buah yang sangat pandai menyamar. Itu sebabnya kalian dapat dikecohnya. Aleksis yang asli sudah mati, karena itulah mereka sangat marah dan mengejar kalian."     

Pavel mengangguk, "Sekarang aku menduga begitu. Waktu itu aku menelepon sendiri ke rumah sakit dan semua dokter mengatakan bahwa gadis itu meninggal dan mereka bahkan sudah mengeluarkan surat kematiannya."     

Rosalien mengepalkan tangannya karena marah. Jadi sebenarnya Aleksis sudah mati dan mereka ditipu kelompok lain. Ia sangat membenci Lauriel dan ingin membalaskan dendam ayah angkatnya...     

"Siapa mereka sebenarnya?" tanya Mischa penasaran, "Pimpinannya mengatakan bahwa namanya adalah Lauriel dan ia sudah berumur 570 tahun..."     

Mata Ned berkilat ketika ia menatap Mischa dengan tajam, "Kalian tidak perlu tahu hal itu."     

Tanpa sadar Mischa menundukkan kepala. Ia tak sanggup ditatap dengan tajam oleh Ned yang sangat berwibawa.     

Ned yang akhirnya mengambil keputusan karena istrinya benar-benar terguncang melihat keadaan Alaric, "Kami akan membawa Alaric dan merawatnya sampai sembuh. Kalian lakukan apa yang perlu kalian lakukan. Nanti kalau ia pulih, aku akan memanggil kalian."     

Ned membantu Portia yang sedih berjalan kembali ke helikopter mereka untuk pulang ke Scotlandia. Di bandara Targu Mures telah menunggu pesawat mereka yang dilengkapi dengan berbagai peralatan medis tercanggih dan beberapa belas dokter spesialis yang siap merawat Alaric selama di perjalanan pulang.     

"Keterlaluan sekali Lauriel itu... Dia tidak pantas menjadi ayah." kecam Portia berkali-kali. Ia sangat marah ketika mengetahui Lauriel-lah yang bertanggung jawab atas kondisi Alaric sekarang. "Aku tahu dia sangat menyayangi anak angkatnya itu, tetapi seharusnya dia tidak berbuat begini kepada anak kandungnya sendiri..."     

"Sshhh... Portia, aku yakin Lauriel tidak tahu. Kita belum sempat memberitahunya..." kata Ned menenangkan istrinya.     

"Aku tidak peduli! Dia terlalu keras hati dan tidak pernah mempedulikan manusia lain, bahkan Luna pun tidak. Aku tidak rela Lauriel menjadi ayah Alaric... Dia tidak pantas!"     

Sepanjang perjalanan pulang ke Scotlandia, tidak henti-hentinya Portia mengecam Lauriel. Ia sangat sakit hati melihat keponakan yang sangat disayanginya menderita.     

"Ned, kalau nanti Alaric bangun... aku mau mengangkatnya menjadi anak kita," kata Portia tiba-tiba saat mereka hampir mendarat di Glasgow.     

Ned hanya bisa menatap istrinya dengan keheranan, "Dia masih punya ayah ..."     

"Lauriel tidak pantas menjadi ayahnya. Kau pikir, kalau Alaric tahu bahwa ayahnyalah yang hendak membunuhnya, dia tidak akan membenci Lauriel? Aku ingin memberi Alaric kedudukan yang pantas ia dapatkan sebagai pewaris keluarga Linden. Dia berhak menjadi pemimpin klan. Aku sudah tidak tahan melihat Caspar dan Lauriel terus-terusan mengatur klan. Aku akan memberikan dukungan terbuka kepada Alaric di pertemuan klan 10 tahun lagi, agar ia menjadi calon pemimpin yang baru. Aku ingin membalaskan dendam ini kepada Lauriel."     

Ned menatap wajah istrinya yang tampak berapi-api. Mereka berdua belum menginginkan anak sendiri, walaupun sudah bersama selama lebih dari 200 tahun. Ia tak menyangka demikian besar rasa sayang Portia kepada Alaric hingga ingin mengangkat pemuda itu sebagai anak mereka, yang akan membuatnya menjadi pewaris bukan hanya keluarga Linden, tetapi juga keluarga Lewis dan Baden...     

Alaric akan menjadi sangat berkuasa.     

Itu ... kalau ia berhasil selamat dan pulih sepenuhnya.     

"Baiklah..." kata Ned dengan sabar, "Kita tunggu ia pulih dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.