The Alchemists: Cinta Abadi

Semua Orang ke Bandara



Semua Orang ke Bandara

0Empat puluh lima menit tiba dan kedua pihak tahu bahwa 'Aleksis' sudah tidak ada di rumah sakit dan tak ada lagi yang dapat dipertaruhkan.     

'Alaric' mengangkat tangannya dan seketika para pengawalnya langsung membuat gerakan melingkar dan mengamankan perimeter sekitarnya. Lauriel dan timnya baru melihat kedatangan helikopter siluman yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan mendarat anggun di depan Gedung Mandalay. 'Alaric' bersama Takeshi dan Kai segera naik dan meninggalkan tempat itu.     

Kedatangan dan kepergian mereka sangat menarik perhatian banyak orang dan semua bertanya-tanya apa gerangan yang baru saja terjadi.     

Lauriel menghela napas. Seharusnya tidak begini yang terjadi. Ia benar-benar tidak menduga 'Alaric Rhionen' akan datang sendiri ke Gedung Mandalay dan membiarkan anak buahnya yang mengambil 'Aleksis'. Tadinya ia ingin sekali bertemu muka dengan Alaric di rumah sakit dan menghadapinya sendiri.     

Tetapi karena 'Alaric' malah muncul di Gedung Mandalay, Lauriel terpaksa mengejarnya ke sana, dan belum sempat ia mendatangi pimpinan Rhionen Assassins itu, ternyata mereka sudah melarikan 'Aleksis' dari rumah sakit Stamford. Sudah tidak ada lagi pion yang dapat dia gunakan untuk menghadapi 'Alaric' dan menekannya.     

"Segera selidiki ke mana mereka membawa Marion," perintah Lauriel kepada Petra. Pemuda itu mengangguk dan segera mengutak-atik perangkatnya. Mereka menduga Marion dibawa ke mansion Alaric atau ke kapalnya, salah satu dari itu.     

"Uhm... mereka rupanya langsung menuju bandara," kata Petra sesaat kemudian. Ia menunjukkan data di layarnya. "Ada dua pesawat pribadi yang baru saja meminta izin lepas landas."     

Hal ini sama sekali tidak diduga Lauriel. Selama 10 menit mereka mengamati 'Alaric' di depan Gedung Mandalay, rupanya anak buahnya telah membawa Marion ke bandara dan langsung bersiap untuk terbang.     

Dua pesawat yang minta izin lepas landas? Marion ada di pesawat yang mana?     

"Ayo segera ke bandara!"     

Lauriel sadar bahwa ternyata Rhionen Assassins memang layak menyandang namanya. Mereka berhasil memainkan peran anjing dan kucing ini dengan sangat baik dan bahkan mengecoh Lauriel yang sudah sangat berpengalaman. Kini mereka berusaha mengelabuinya dengan menerbangkan dua pesawat sekaligus.     

Tidak masalah. Lauriel bisa mengejar pesawat yang satu, dan meminta bantuan Caspar untuk menyambut pesawat satu lagi.     

"Satu pesawat bertujuan ke Rumania, dan satu lagi ke China," lapor Petra di perjalanan.     

Lauriel mengangguk. Rhionen Industries memang awalnya menguasai bisnis di Eropa Timur dan China sebelum mereka membuka kantor di Singapura dan kini mulai berekspansi ke Eropa Barat. Maka tidak heran jika tujuan kedua pesawat itu masing-masing ke Eropa Timur dan China. Ini adalah langkah pengalihan perhatian yang bagus sekali.     

Rhionen Industries memiliki sebuah gedung pencakar langit di Bucharest dan di sanalah pusat kegiatan operasional mereka pertama kali dilakukan. Gosipnya, pemilik Rhionen Industries menjadikan gedung senilai 2 milyar dolar itu sebagai tempat tinggalnya dan saat ini merupakan kediaman paling mahal di dunia. Pengamanannya dianggap jauh lebih ketat daripada istana presiden Amerika Serikat.     

Kalau Lauriel menjadi Alaric, ia akan membawa 'Aleksis' ke sana. Karena itulah Lauriel mantap memutuskan untuk mengejar pesawat yang menuju ke Rumania. Ia memberi tahu Caspar apa yang terjadi dan meminta sahabatnya itu untuk mengurusi operasi mereka di China.     

"Endo dan Neo, kalian ikut ke China dan atur dari sana, biar Petra dan Peach ikut aku ke Rumania. Esso akan bertemu kami di sana."     

"Baiklah, Lauriel."     

Semua bergerak cepat. Tanpa pulang dulu ke penthouse, Lauriel dan timnya sudah menuju ke bandara. Terry yang melihat mereka bergerak segera menghampiri Lauriel dan menanyakan apa yang terjadi.     

"Kami akan ke Rumania. Kau beri tahu Jean agar tidak usah kuatir. Semuanya akan baik-baik saja." Lauriel bergegas meninggalkan Terry yang termangu.     

Kenapa Lauriel berpesan kepada Terry untuk memberi tahu ayahnya agar tidak usah kuatir karena semua akan baik-baik saja?     

Ah ...     

Marion!     

Terry baru sadar Lauriel bermaksud mengatakan kepada Jean agar tidak usah menguatirkan Marion karena Lauriel akan memastikan ia baik-baik saja.     

Terry sekarang ingat bahwa ayahnya dan Marion memang akhir-akhir ini terlihat aneh. Apakah mereka memang memiliki hubungan? Tapi bagaimana dengan Billie Yves?     

Akhirnya dengan lesu ia pulang ke penthouse menemui Jean yang sedang menunggu kabar dari Lauriel yang tidak kunjung tiba.     

"Apa yang terjadi? Tidak ada yang menjawab teleponku," seru Jean ketika melihat Terry masuk. "Marion baik-baik saja?"     

Terry tampak simpati melihat wajah kuatir ayahnya, tetapi ia tahu bahwa mereka berdua tak dapat berbuat banyak.     

"Lauriel dan timnya sedang mengejar mereka ke Rumania. Ia bilang semua akan baik-baik saja, Ayah tak usah kuatir."     

Belum sempat Terry menyelesaikan kalimatnya Jean telah menyambar jaketnya dan keluar dari penthouse.     

Astaga... ayah ke bandara juga?     

Dengan terburu-buru Terry mengejarnya dan berjalan beriringan menuju ke parkir basement. Rasanya hari ini semua orang ke bandara.     

***     

Selama di pesawat, Alaric mendengarkan keterangan dokter tentang kondisi Aleksis dan ia merasa lega saat mengetahui bahwa secara fisik kondisi gadis itu baik-baik saja. Hanya itu yang penting baginya.     

"Aku akan membawamu pergi jauh dari sini. Hanya kita berdua," bisiknya pada 'Aleksis' yang sedang tidur di pembaringan.     

Tangannya menggenggam tangan kanan gadis itu saat ia duduk di kursi di sampingnya, mencoba memejamkan mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.