The Alchemists: Cinta Abadi

Tuntutan Lauriel



Tuntutan Lauriel

0Perasaan Terry sudah teraduk-aduk sejak ia mendengar pemuda bertopeng itu menyebut kaum Alchemist dan ia tidak sabar ingin segera turun dari kapal. Maka begitu kapal itu kembali merapat ke dermaga, ia tidak mengambil waktu langsung pamit dan kembali ke mobilnya dan melaju pulang kembali ke Hotel Continental. Ia hampir saja melanggar batas kecepatan dan kena tilang otomatis.     

"Kerjamu bagus sekali," kata Lauriel sambil menepuk punggung Terry ketika pemuda itu masuk ruang kerja dengan napas tersengal-sengal karena berlari dari mobilnya ke lift dan menuju ke penthouse.     

"Mereka tahu tentang kaum Alchemists!" kata Terry berkali-kali. "Mereka sudah sangat curiga. Gila! Orang macam apa mereka itu, bisa tahu demikian banyak...."     

"Kita akan mengurusnya. Sekarang kau beristirahat saja. Yang penting sekarang mereka sudah yakin bahwa Aleksis memang hilang dan ia ditawan orang yang menginginkan sesuatu dari Alaric Rhionen," kata Lauriel. "Sekarang saatnya kita mengirim tuntutan kepada mereka."     

Marion dan Endo yang sudah kembali mengangguk bersamaan.     

"Sejauh ini dari 15 assassins yang disebutkan Rosalien, kita sudah melihat 5 orang. Ada Takeshi dan Mischa yang sudah kita ketahui sebelumnya, lalu ada Rosalien yang masih kita tawan, kemudian seorang assassin yang berkebangsaan Korea dan satu lagi yang mengenakan topeng." Marion menulis semua di panel catatan. "Dan Alaric Rhionen sendiri seperti dugaan kita sudah cukup berumur dan akhirnya kita berhasil melihat wajahnya."     

"Yah, aku pernah melihatnya di kereta malam 18 tahun yang lalu, tentu saja manusia bisa berubah banyak dalam waktu demikian lama. Aku sama sekali tidak mengenalinya tadi," kata Lauriel.     

Sama seperti Terry, ia pun agak keberatan memikirkan Aleksis menjalin hubungan dengan pria yang sudah berumur itu. Aleksis adalah seorang putri dari keluarga alchemist paling berkuasa dan berpengaruh, ia merasa gadis itu seharusnya bersanding dengan orang yang setara dengannya.     

"Baiklah, kalau begitu Marion bisa bersiap-siap, kita akan segera menyerahkan 'Aleksis' kepada Alaric." kata Lauriel sambil memandang Marion.     

Gadis itu mengangguk dan segera berlalu. Saat keluar dari ruang kerja pandangan matanya sempat beradu dengan Jean yang tampak hendak mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi.     

Marion hanya bisa menghela napas dan pergi. Jean tidak tahu harus berkata apa. Ia masih menghadapi dilema antara Billie yang memintanya kembali dan Marion yang kini mulai mengisi hatinya.     

***     

Alaric merenung di atas geladak sambil menatap milyaran bintang di galaksi Bimasakti yang ada di langit. Ia menemukan rasi bintang Altair dan Vega masih ada di sana, seperti saat ia dan Aleksis memadu cinta di atas kapal catamaran-nya. Ini adalah rasi bintang favorit mereka berdua.     

Ia berharap orang-orang yang menawan Aleksis tidak memperlakukan gadis itu dengan buruk. Kalau sedikit saja mereka menyentuh Aleksis, ia akan memastikan mereka menerima balasan yang jauh lebih pedih dari apa yang diterima kelompok Sungai Hitam dua bulan lalu.     

"Tuan, sudah ada tuntutan yang masuk," kata Pavel menggugah lamunan Alaric. Ia mengeluarkan alat komunikasi yang diterima Takeshi dari para penawannya dan menyerahkan kepada Alaric.     

Di sana hanya tertulis beberapa kode yang harus mereka masukkan ke darknet untuk menerima pesan video. Alaric mengangguk dan Pavel segera mengambil komputernya lalu membuka pesan itu di darknet.     

"Aleksis....!!" Alaric tak dapat menahan seruannya ketika melihat di dalam video itu tampak ada Aleksis sedang dikurung di sebuah ruangan gelap dan wajahnya tampak seperti habis menangis.     

Ia lega melihat Aleksis tidak terluka ataupun diperlakukan buruk, tetapi ia tak tega melihat gadis itu menangis.     

Di layar kemudian muncul berbagai tulisan berisi tuntutan dari para penawan Aleksis. Beberapa di antaranya tidak masuk akal.     

"Uang tebusan yang mereka minta banyak sekali! Ini bisa untuk membeli sebuah negara!" cetus Pavel marah. Ia sungguh berharap bosnya tidak akan memenuhi tuntutan yang tidak masuk akal itu.     

Lauriel memang ingin Marion yang menyamar sebagai Aleksis dapat masuk ke dalam Rhionen Assassins dan membuka jalan bagi Wolf Pack untuk menangkapi mereka, tetapi ia juga tak ingin mengundang curiga dengan mengajukan tuntutan yang gampang dipenuhi.     

Alaric melihat angka yang diminta memang luar biasa besar, dan harus ditransfer menggunakan bitcoin yang tidak terlacak. Sepertinya para penculik Aleksis sudah menghitung berapa kira-kira nilai kekayaannya yang dapat diuangkan dengan mudah.     

Akses informasi orang-orang ini sangat mengesankan, pikirnya.     

Tadinya ia sempat berpikir orang-orang itu ada hubungannya dengan kaum Alchemist, tetapi pembicaraannya dengan Terry membuatnya berubah pikiran.     

Luasnya akses informasi mereka ini sekarang membuatnya curiga bahwa mereka ada hubungannya dengan Wolf. Dia hacker terbaik dunia dan Wolf juga sudah mengetahui jati dirinya. Menurut Alaric akan masuk akal jika para penculik ini bekerja sama dengan Wolf.     

Wolf tahu Alaric sangat mempedulikan Aleksis karena dulu pernah memintanya mencari gadis itu, dan tentu saja bagi Wolf sangat mudah menyelidiki kekayaan Alaric Rhionen sehingga mereka dapat dengan tepat meminta jumlah tebusannya.     

"Uang bisa dicari. Siapkan uang tebusan seperti tuntutan mereka," kata Alaric, tidak mempedulikan protes Pavel. "Kau juga hubungi Sisqo dan suruh buat sayembara di darknet, barangsiapa bisa menemukan Wolf untukku, aku akan memberikan jumlah uang yang sama untuknya."     

Uang hanyalah benda material. Alaric rela kehilangan harta demi menyelamatkan Aleksis dan memburu Wolf yang dicurigainya sebagai dalang penculikan Aleksis.     

Rhionen Assassins memang hebat, tetapi jumlah mereka terbatas. Dengan mengeluarkan sayembara di darknet, maka akan ada puluhan ribu orang yang akan turut memburu Wolf dan membalaskan dendam Alaric karena hacker sialan itu berani-beraninya menculik istrinya.     

Pavel dan teman-temannya hanya bisa menelan ludah. Nominal uang yang mereka harus urus jumlahnya sangat besar, secara harfiah dapat membeli sebuah negara, namun Alaric tampak tidak peduli. Bagi pria itu tidak ada yang lebih penting daripada Aleksis.     

"Baik, Tuan." Pavel tidak dapat membantah. Ia segera minta diri untuk mengurusi permintaan Alaric.     

Lauriel tahu perlu waktu yang tidak sebentar untuk memenuhi semua tuntutannya, maka ia memberi waktu dua hari bagi Alaric untuk mengerjakannya.     

[Setelah bitcoinnya ditransfer, Alaric Rhionen harus datang ke tempat yang kami tentukan, barulah kami akan melepaskan Aleksis. Kalian punya waktu dua hari.]     

"Tambahkan juga dalam sayembara itu, barang siapa bisa menemukan Wolf dalam waktu dua hari, hadiahnya akan menjadi dua kali lipat," kata Alaric lagi.     

***     

Sementara itu, Nicolae yang sedang membaca buku di samping tempat tidur Aleksis tiba-tiba bersin berkali-kali. Ia sampai keheranan sendiri karena ia tidak merasa pilek dan cuaca pun masih cukup hangat.     

"Uff... tumben," pikirnya. "Aku kan tidak pernah sakit, kenapa sampai bersin-bersin begini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.