The Alchemists: Cinta Abadi

Menjebak Alaric (2)



Menjebak Alaric (2)

0Endo tersenyum lebar saat mendengar pertanyaan Takeshi. Ia tidak langsung menjawab pertanyaannya.     

"Aku akan kembali." Ia lalu keluar meninggalkan Takeshi yang kebingungan.     

Di luar Lauriel menunggu Endo dan membicarakan hasil penilaiannya terhadap Takeshi. Mereka setuju bahwa semua dugaan awal mereka benar dan mereka akan dapat menjebak Alaric dengan menggunakan nama Aleksis.     

"Bagaimana pendapatmu?" tanya Endo kepada Lauriel.     

Pria itu hanya bisa memijit keningnya. Semua ini sebenarnya membuatnya sakit kepala. Ia sekarang sudah yakin bahwa Aleksis memang memiliki hubungan khusus dengan pimpinan Rhionen Assassins.     

Ia sedih memikirkannya. Kenapa Aleksis, yang ia bantu besarkan, dan ia didik menjadi seorang gadis yang pandai dan mandiri, bisa terlibat dengan organisasi hitam seperti itu?     

Kini, melihat sikap Takeshi yang dengan mudah menyerah karena Endo menggunakan nama Aleksis, ia sadar bahwa hubungan Aleksis dengan Rhionen Assassins dan pimpinannya mungkin jauh lebih dalam dari yang keluarganya duga. Bagaimana kalau Aleksis jatuh cinta kepadanya? Apakah gadis semuda itu memang tahu apa cinta yang sebenarnya? Usianya baru menginjak 20 tahun!     

Jangan-jangan Alaric Rhionen mencuci otaknya... sehingga Aleksis bisa seperti itu.     

Lauriel duduk di kursinya dan merenung, mencoba mengingat-ingat kembali satu-satunya saat ia bertemu sang Pangeran Siegfried. Peristiwa itu sudah lama sekali, hampir 18 tahun yang lalu. Ia tidak mengingat wajahnya sama sekali, karena pertemuan mereka sangat singkat dan lebih banyak diwarnai perkelahian sampai saat Aleksis melerai mereka.     

Suasana di kereta malam juga remang dan tidak memiliki pencahayaan baik. Namun demikian, Lauriel masih mengingat kesan yang ditimbulkan pria itu. Ia tidak merasakan hawa jahat sama sekali.     

Semuanya tampak normal, malah kalau ia mau mengakui, saat itu ia sedikit terkesan karena pemuda itu dapat menahannya dalam perkelahian jarak dekat selama beberapa menit, yang sangat jarang terjadi. Saat itu Lauriel berpikir bahwa ia menyukai pemuda itu dan hampir menanyakan namanya.     

Apakah ia mendirikan Rhionen Assassins setelah peristiwa itu atau sebelumnya? Kalau iya, apa yang membuatnya berubah dan terjerumus ke dunia hitam? Kalau ia sudah menjadi pimpinan Rhionen Assassins saat itu... berarti memang penampilan dan sikapnya halus dan tidak mengerikan seperti yang diduga banyak orang dari pimpinan organisasi pembunuh.     

Mungkinkah itu yang membuat Aleksis tertarik dan jatuh cinta kepadanya? Lauriel tahu sejak 8 tahun yang lalu, setelah bertemu Pangeran Siegfried untuk kedua kalinya Aleksis sudah terobsesi pada pria itu. Ia dan orang tua gadis itu mengira obsesinya akan padam oleh waktu.     

Ternyata mereka salah. Hingga akhirnya menjadi seperti ini. Semua yang terjadi pada Aleksis dan kematian Kurt adalah kesalahan Rhionen Assassins. Kalau mereka tidak membantai kelompok mafia Sungai Hitam, Aleksis tidak akan terkena kecelakaan parah itu, dan Kurt tidak akan kehilangan nyawanya demi melindungi privasi Aleksis.     

Seandainya itu semua tidak terjadi, mungkin ... mungkin saja Caspar dan Lauriel tidak akan begini keras ingin menghukum Alaric Rhionen.     

Sebagai seorang laki-laki dewasa, yang sekarang pasti sudah berumur 40-an tahun, ia tidak seharusnya berhubungan dengan gadis lugu yang masih sangat muda seperti Aleksis.     

Ini tidak boleh dibiarkan terus menerus, apalagi kalau nanti Aleksis bangun dan sembuh.     

Lauriel teringat anaknya sendiri yang saat ini berada di Swiss dan membantu merawat Aleksis. Mungkin kalau Alaric Rhionen tidak ada, Aleksis akan dapat membuka hatinya untuk Nicolae.     

"Sebenarnya apa yang akan kita lakukan kepada Rhionen Assassins kalau kita sudah menangkap pimpinannya?" tanya Endo kemudian. Ia tidak tahu persis apa yang terjadi antara Aleksis dan Alaric, tetapi ia melihat suasana hati Lauriel yang mendung dan ia dapat mengira-ngira hal itu ada hubungannya dengan Aleksis.     

Apa tepatnya yang akan mereka lakukan kepada Rhionen Assassins dan kepada Alaric Rhionen itu sendiri, setelah mereka dapat menangkapnya? Lauriel menarik napas panjang.     

Pasti mereka akan membubarkan organisasi itu dan membuat perjanjian dengan semua anggotanya. Begitu identitas mereka diketahui, akan sangat mudah mengendalikan mereka di masa depan.     

Sedangkan untuk Alaric Rhionen, mereka akan memberinya hukuman sedikit berat. Ini menyangkut nyawa dua orang yang sangat penting bagi Caspar dan Lauriel. Tetapi tepatnya hukuman seperti apa, ia harus membicarakannya kepada Caspar.     

Satu yang pasti, baik Caspar maupun Lauriel sudah sepakat untuk memaksa Alaric pergi jauh-jauh dari Aleksis. Ia bukan orang yang tepat untuk anak gadis kesayangan mereka.     

Endo masuk kembali ke dalam ruangan dan melepaskan rantai yang membelenggu Takeshi. Pemuda Jepang itu keheranan melihat tindakan Endo yang tidak terduga.     

"Apa yang kalian inginkan?" Ia kembali mengulang pertanyaanya yang tadi belum dijawab Endo.     

Endo membuka telapak tangannya dan menunjukkan sebuah alat komunikasi kecil dan mengunjukkannya ke depan wajah Takeshi.     

"Berikan ini kepada Alaric, kami akan menghubunginya tentang tuntutan yang kami inginkan." Ia menaruh alat itu di tangan Takeshi lalu mengeluarkan kalung Aleksis yang dikantonginya. "Berikan ini kepadanya sebagai bukti bahwa kami tidak main-main."     

Takeshi menerima keduanya dengan pikiran yang sibuk mengira-ngira apa maksud para penawannya ini.     

"Kenapa kalian membebaskanku?"     

"Karena kami ingin kau menyampaikan sendiri kepadanya apa yang terjadi."     

Ah, tentu saja, pikir Takeshi. Sejak dua bulan terakhir tidak seorang pun dapat menemukan informasi tentang Alaric. Bahkan kalaupun mereka menangkapi dan menyiksa para pimpinan di Rhionen Industries, tidak seorang pun akan dapat memberi tahu Wolf Pack keberadaan bos mereka.     

Mereka membutuhkan penghubung yang bisa langsung membawa mereka kepada Alaric. Orang itu adalah Takeshi Rhionen sendiri.     

"Bagaimana dengan Rosalind?" tanya Takeshi. "Aku takkan pergi kalau kalian tidak membebaskan dia."     

"Kau tidak ada di posisi untuk bernegosiasi, bocah!" dengus Endo kesal. "Gadismu sudah mati!"     

Takeshi tertegun mendengarnya. Ia sudah siap dengan situasi terburuk, tetapi mendengar Rosalind sudah mati, ia mau tak mau merasa marah dan sedih bersamaan. Rosalind adalah adik angkatnya... Hubungan mereka sangat dekat.     

"Bangsat!" Dengan sekuat tenaga Takeshi telah menghantamkan tinjunya ke leher Endo. Pria itu sudah mengira Takeshi akan bertindak seperti itu dan dapat menghindar dengan santai. Setelah menundukkan kepalanya ia balas mencengkram perut Takeshi dan membuat gerakan memutar seolah meremas semua organ dalam pemuda itu, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, dan kemudian membantingnya ke lantai.     

Bruk!     

Suara tubuh terbanting itu cukup keras hingga terdengar oleh Lauriel yang berada di luar. Takeshi hanya bisa menekap perutnya sambil berusaha tidak mengeluarkan suara. Ia masih lemah karena siksaan anak buah Max, dan kini ia diserang Endo dengan mudah.     

Sungguh... orang-orang yang menawannya ini bukan orang sembarangan, pikirnya. Ia harus memanfatkan kesempatan ini untuk mencari Alaric. Balas dendam bisa diurus belakangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.