The Alchemists: Cinta Abadi

Konser Billie Yves



Konser Billie Yves

0Saat yang ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba. Musik menghentak dan permainan cahaya mulai menghiasi panggung besar setengah lingkaran yang ada di tengah stadium. Sebuah suara sangat indah terdengar melantunkan sebuah lagu yang sangat terkenal.     

Tanpa sadar para penonton ikut bernyanyi mengiringi Billie yang tiba-tiba muncul dari atas dengan crane dan sepasang sayap seperti bidadari.     

Bahkan Marion terlihat terpukau. Ia membulatkan matanya menyaksikan kemeriahan konser tersebut, dan betapa para penonton terlihat sangat mencintai Billie. Ia melirik ke sebelahnya dan melihat Jean yang tersenyum memandang mantan kekasihnya dengan mata berbinar-binar.     

Marion ingat bahwa Jean pernah mengatakan bahwa ia adalah penggemar Billie dan walaupun hubungan mereka berakhir ia akan tetap menjadi penggemar. Sekarang ia mengerti maksudnya.     

Billie memang seorang seniman yang penuh talenta, lagu-lagunya penuh makna dan musiknya begitu indah, dan ia sangat disukai banyak orang. Neo saja yang begitu acuh pada dunia merupakan seorang penggemar Billie, pikir Marion.     

Ini adalah hal yang harus dapat ia terima, walaupun ia merasa tidak nyaman. Marion sadar bahwa kecemburuannya tidak beralasan dan ia harus dapat tetap bersikap baik kepada Billie bila suatu hari nanti mereka bertemu.     

Lagu demi lagu dimainkan dan penonton semakin menggila. Suasana konser menjadi begitu hidup dan semua orang merasa dibawa dalam pengalaman yang menggetarkan jiwa. Billie memang legendaris. Kariernya selama 28 tahun di industri musik telah membuatnya menjadi seorang legenda hidup.     

Banyak orang memujinya sebagai gadis sempurna, ia berbakat, tidak pernah terkena skandal, dan sangat cantik. Di usianya yang sudah 45 tahun kecantikannya tidak kalah dari gadis-gadis musisi pendatang baru.     

Itulah yang membuat perpisahannya dengan Jean enam bulan lalu mengundang banyak sensasi dan menjadi skandal pertama dalam hidupnya yang cukup besar. Sebagian orang mencoba mencari tahu apa kekurangan Biilie sehingga Jean tidak juga menikahinya, ada yang kemudian mengira mungkin keduanya sebenarnya penyuka sesama jenis yang selama belasan tahun saling menutupi gosip.     

Billie memang orang yang sangat tertutup dan sebelum berpacaran dengan Jean ia pernah digosipkan sebagai lesbian, kini gosip murahan itu kembali menyeruak. Jean tahu bahwa kalau ia buru-buru menjalin hubungan dengan wanita lain, Billie akan menjadi korban dan terus digosipkan sebagai penyuka sesama jenis. Karenanya ia menahan diri dan tidak akan muncul dengan kekasih baru.     

Sayangnya minggu lalu ia tertangkap basah oleh papparazzi mencium Marion di Swiss, karena ia kebanyakan minum dan kurang dapat mengendalikan diri, walaupun saat itu ia dan Marion sebenarnya tidak memiliki hubungan apa-apa.     

Kini Jean merasa ia toh tidak akan dapat menyembunyikan perasaannya kepada Marion lebih lama. Ia menoleh ke sampingnya dan mendapati Marion sedang memperhatikannya.     

"Kenapa kau melihatku dengan cara begini?" tanya Jean dengan isyarat bibirnya tanpa mengeluarkan suara. Ia tahu percuma berteriak di tengah bisingnya suara musik.     

Marion menggeleng dan tersenyum.     

Tepat saat itu Billie menyelesaikan lagunya dan berjalan ke tengah panggung diiringi para penari dan mengangkat tangannya. Suasana seketika menjadi hening.     

"Selamat malam, Singapura!! Selamat malam, Asia!! Aku sangat senang bisa kembali tampil di sini untuk para penggemar setiaku. Kalian luar biasa." Ia membungkuk sedikit dan para penonton menggila dengan tepuk tangan mereka. Billie tersenyum lebar dan kembali berdiri tegak. Ia melempar pandangannya ke arah Jean dan meniupkan ciuman, "Terima kasih karena Jean menyempatkan hadir di sini dengan keluarganya. Terima kasih karena selalu mendukungku apa pun yang terjadi. Terry, sukses dengan kariermu!"     

Teman-teman Terry menjerit kegirangan karena Terry juga disebut oleh artis legendaris tersebut dan Billie juga meniupkan ciuman ke arahnya.     

"Oh my God!!! Ini luar biasa!!! Semua orang menyaksikan ini..." seru Isla yang masih menggunakan ponselnya untuk menyiarkan live pertunjukan itu lewat Splitz ke grup universitasnya.     

Dengan cepat ribuan komen muncul menanggapi kedekatan Terry dengan Jean dan Billie. Seisi universitas St. Mary meluap karena takjub dan girang, mantan ketua senat mereka ternyata memiliki hubungan dengan dua manusia yang sangat terkenal di planet ini.     

Konser kembali berjalan dengan meriah hingga berakhir pukul 10 malam. Para penonton berdesakan keluar. Untungnya Jean, Marion, Terry dan teman-temannya mendapatkan akses VIP sehingga mereka langsung ke belakang panggung. Wajah teman-teman Terry hampir kaku saking banyaknya mereka tersenyum karena tak sabar ingin segera bertemu Bilie Yves.     

Marion berjalan ogah-ogahan mengikuti Jean ke belakang panggung. Ia bergabung dengan Neo dan Endo yang sudah duluan masuk ke ruang tunggu VIP. Bilie tampak sedang berbincang-bincang dengan para penonton pilihan yang mendapat kesempatan bertemu dengannya di belakang panggung dan ambil foto bersama.     

Giliran berikutnya adalah Terry dan teman-temannya. Billie tampak sangat senang melihat Terry datang dan beberapa kali mengacak rambut pemuda itu sambil tertawa-tawa, diiringi pandangan takjub teman-temannya.     

Selama beberapa tahun mengenal Terry, mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa Terry adalah anak Jean dan ia cukup dekat dengan Billie Yves. Seisi kampus mereka sudah heboh mengetahui kabar ini.     

"Akhirnya kau sudah hampir lulus," cetus Billie gembira. "Aku masih ingat pertama kali bertemu denganmu kau masih setinggi ini."     

Ia menunjuk pinggangnya dan Terry buru-buru menepis tangan Billie karena malu. "Aku tidak pernah secebol itu, Bibi Billie. Waktu aku umur 15 tahun dan bertemu denganmu pertama kali aku sudah hampir sama tingginya denganmu."     

Teman-temannya sangat kaget melihat Terry dengan sembarangan menepis tangan Billie dan bersikap seolah mereka teman saja.     

"Ahahaha... baiklah, aku percaya. Nah, siapa ini yang datang bersamamu? Teman-teman dan kru-mu?" tanya Billie sambil menyalami mereka satu persatu.     

"Iya, ini teman-teman yang membantu proyek filmku. Dua minggu lagi kami akan memutarnya di bioskop. Aku akan mengirim videonya kepadamu."     

Billie mengangguk-angguk puas dan berbincang sedikit dengan Terry dan teman-temannya sambil berfoto dan membagikan souvenir bertanda tangan. Mereka semua sangat gembira dan tak habis-habisnya mengucap terima kasih.     

Setelah mereka keluar dan satu persatu tamu lain juga pulang, akhirnya Billie bisa menarik napas lega dan berjalan ke arah Jean.     

"Heii... terima kasih sudah datang. Maaf, tadi aku agak sibuk." Ia memeluk Jean dan mencium kedua pipinya. "Kau membawa teman juga?"     

Ia bergerak memeluk Marion, Neo dan Endo satu persatu dengan hangat. Marion agak canggung menerima pelukan Billie, tetapi Neo tampak seperti baru minum pil ekstasi. Matanya berbinar-binar bahagia dan bahunya terkulai lemas karena sukacita, hingga Marion tak sabar dan menepis kepalanya.     

"Ish ... jangan bikin malu, dong, Neo," bisik gadis itu.     

Jean hanya tersenyum melihat interaksi mereka.     

"Iya, ini Marion, Neo dan Endo. Mereka adalah anggota Wolf Pack, timnya Lauriel yang ke sini untuk menjalankan suatu misi." Jean menjelaskan.     

"Ahh.. senang sekali kalian semua menyempatkan mampir." Billie tampak senang sekali. "Habis ini mau ikut aku untuk merayakan kesuksesan konser ini? Kita bisa minum-minum di Sky Bar atau apa ..."     

"Tentu saja kami mau!" seru Neo dengan cepat, sebelum Marion bisa menolak. Ia lalu menoleh ke arah Marion, "Kalau kau tidak mau kau tinggal pulang ke penthouse. Biar kami saja yang minum-minum."     

Marion hanya bisa menghentakkan kakinya. Ia tak punya pilihan selain mengikuti rombongan kecil itu. Setelah memastikan semuanya beres, Jean, Billie dan para staf pribadinya serta pengawal, Endo, Neo dan Marion berjalan ke arah parkiran basement dan bersiap untuk pergi ke Gedung Continental untuk merayakan di Sky Bar.     

Mereka asyik mengobrol sambil berjalan menuju mobil dan tidak terlalu memperhatikan sekeliling. Neo yang selalu mengarahkan pandangannya pada Billie dengan tatapan setengah memuja adalah satu-satunya orang yang melihat saat sebuah titik merah mengarah pada pelipis Billie Yves - dan dalam waktu seperempat detik sebelum terdengar tembakan ia telah menghambur ke arah Billie dan menjatuhkan tubuhnya agar tidak menjadi sasaran tembak.     

Semua sangat terkejut karena peristiwa itu terjadi begitu cepat. Tahu-tahu saja sudah terdengar bunyi tembakan beberapa kali dan ada genangan darah di lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.