The Alchemists: Cinta Abadi

Lauriel berbohong



Lauriel berbohong

0Lauriel sangat terkejut menerima SMS tidak terduga dari nomor tidak dikenal itu.     

Kalau Pangeran Siegfried memang Alaric Rhionen ... bukankah ini berarti orang yang mereka cari-cari adalah orang yang kini mengirimnya SMS ini?     

Ia buru-buru membalas. [Silakan kirim nomor akun kemana aku harus mentransfernya].     

[Aku mau informasi senilai satu juta dolar. Informasi tentang Aleksis. Setelah ini tidak ada lagi utang piutang di antara kita.]     

Lauriel tertegun. Ia menjadi semakin yakin ini memang Alaric. Dengan menarik napas panjang ia lalu mengetik balasannya.     

[Informasi apa?]     

[Di mana Aleksis sekarang?]     

[Kenapa kau ingin tahu?] balas Lauriel.     

[Aku tidak punya maksud buruk kepada Aleksis. Kau tahu bahwa kau bisa mempercayaiku. Aku sudah tiga kali bertemu dengannya dan aku tak pernah menyakitinya.] Alaric menahan diri untuk tidak mengatakan bahwa Aleksis adalah istrinya. Ia ingat keengganan gadis itu untuk membuka rahasia tersebut kepada keluarganya.     

Kalau Aleksis memang benar masih hidup, ia akan menunggu hingga Aleksis sendiri yang memberi tahu keluarganya, ia tidak akan melangkahi gadis itu.     

Sementara itu di Grosseto, Lauriel merasakan konflik dalam pikirannya. Di satu sisi ia tahu Alaric tidak jahat kepada Aleksis dan ia memang berutang kepada pria itu untuk memberikan informasi yang sebenarnya tentang Aleksis, bahwa gadis itu sedang terbaring koma di Swiss.     

Tetapi di sisi lain, Alaric dan Rhionen Assassins telah terlalu banyak membunuh orang dan bahkan menyebabkan kematian Kurt van Der Ven, orang kepercayaan Caspar yang membuat ketua klan Alchemist itu murka dan ingin menangkapnya serta memberinya hukuman.     

Kalau ia ingin menjebak Alaric seperti rencana mereka semula, maka Lauriel harus berbohong dan mengatakan bahwa Aleksis sekarang ada di Singapura.     

Dan akhirnya, itulah yang dipilih Lauriel.     

Ia berbohong, dan untuk pertama kalinya melanggar janjinya kepada seseorang.     

[Aleksis sempat koma karena kecelakaan dan sekarang ia sudah kembali ke Singapura untuk memulihkan ingatannya.]     

[Terima kasih. Utangmu lunas.]     

Alaric menutup ponselnya dan mengetuk-ngetukkan jarinya. Akhirnya ia mendapatkan konfirmasi yang dibutuhkannya. Ia tahu Paman Rory tidak akan berbohong karena ia terikat janji untuk mengabulkan satu permintaannya.     

Ia kemudian membuka ponselnya dan melihat-lihat lagi berbagai foto Aleksis yang bertebaran di Splitz. Ternyata istrinya memang masih hidup. Pantas saja kemarin ia tak dapat menemukan informasi keberadaannya. Keluarganya tentu membawanya ke tempat tersembunyi untuk mendapatkan perawatan, terlebih setelah kematian Kurt.     

Seulas senyum terkembang di bibirnya saat ia memencet nomor telepon Pavel.     

"Siapkan pesawat. Aku akan ke Singapura."     

***     

Marion naik ke puncak gedung untuk mencari udara segar. Memang ia merasa tidak nyaman hadir di konser Billie karena mengetahui hubungannya dengan Jean, pria yang ia sukai, tetapi di sisi lain ia merasa harusnya bisa mengerti alasan Jean datang.     

Ia masih menganggap Billie sebagai bagian dari hidupnya dan berhubungan baik, tentu ini adalah sikap seorang gentleman, dibandingkan pria-pria brengsek yang lalu memutuskan hubungan atau bersikap buruk setelah hubungan cinta berakhir.     

Sebenarnya inilah salah satu pesona Jean di mata Marion. Ia lelaki baik. Persahabatannya dengan Finland yang hampir seperempat abad adalah buktinya. Ia selalu mendukung Finland dan ada untuknya apa pun yang terjadi, bahkan kini menjadi paman kesayangan anak-anaknya.     

Selama 17 tahun bersama Billie ia pun terkenal sebagai kekasih yang baik, dan kini setelah hubungannya berakhir ia tidak pernah melakukan apa pun yang membuat Billie sakit hati, malahan seperti sekarang ia hadir untuk memberikan dukungan di konser Billie.     

Kalau sikap Jean terhadap mantan kekasihnya saja masih begitu baik, Marion dapat membayangkan bagaimana perlakuan pria itu kepada wanita yang menjadi kekasih atau istrinya. Pikiran ini membuat Marion menjadi luluh.     

Jean sudah berterus terang bahwa ia menyukai Marion dan ingin mendekatinya. Hal ini membuat Marion tersanjung. Ia juga menyukai pria itu dan ingin sekali bisa bersikap santai terhadap Billie, tetapi rasanya sulit sekali.     

Marion akhirnya kembali ke ruang tunggu VIP lima menit sebelum konser dimulai. Terry dan teman-temannya serta Endo dan Neo tidak ada di sana. Hanya ada Jean yang menunggunya.     

"Eh, kau masih di sini?" tanya Marion keheranan. Jean mengangguk.     

"Kalau kau benar-benar tidak mau nonton konser ini, kita pulang saja," kata Jean tegas.     

Marion tertegun mendengarnya. Tadi di puncak gedung ia telah berpikir cukup lama dan akhirnya memutuskan untuk menonton konser ini dan melupakan sejenak hal-hal lain. Bagaimanapun Billie adalah seorang artis yang luar biasa dan musiknya memang sangat indah.     

"Aku tadi hanya perlu mencari udara segar." kata Marion. "Aku tidak apa-apa."     

"Serius?" tanya Jean dengan nada menyelidik. Marion mengangguk. Jean tersenyum lega melihatnya, "Baiklah, mari kita masuk."     

Konser Billie kali ini diisi dengan pertunjukan teknologi yang keren dan suasana futuristik yang kental. Penonton serasa dibawa ke masa depan dan kehidupan di planet baru. Tema album terbaru Billie adalah global warming yang semakin parah dan bagaimana manusia harus mulai mempersiapkan kepindahan ke planet baru.     

Ini adalah tema yang sangat berterima di antara masyarakat dunia sekarang. Sejak ditemukannya teknologi baru yang mampu membuat manusia menjelajah luar angkasa dengan kecepatan di atas mach-20 beberapa tahun lalu, semakin banyak harapan manusia untuk meninggalkan bumi ini dan pindah ke dunia yang baru.     

Hal ini diromantisasi oleh banyak karya sastra dan musik yang membuat orang-orang semakin bersemangat untuk menjelajah dunia baru. Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa juga berlomba-lomba untuk ikut dalam semangat penjelajahan ini dan sebagian sudah ada yang menyiapkan paket koloni planet baru yang dapat mulai ditabung dari sekarang dan diwariskan kepada keturunan mereka saat waktunya tiba.     

Jean menggenggam tangan Marion dan membawanya ke salah satu kursi terbaik di samping kiri panggung untuk menyaksikan konsernya. Terry dan teman-temannya tampak sudah bersiap dengan berbagai light saber dan aksesoris lainnya untuk ikut ambil bagian dalam kemeriahan visual konser, karena sesuai petunjuk di konser, akan ada pertunjukan perang bintang di tengah konser. Wajah-wajah mereka tampak luar biasa gembira.     

Endo dan Neo yang melihat Marion datang mengacungkan jempol mereka. Gadis itu hanya memutar bola matanya. Ia melihat sekeliling dan harus mengakui, suasana konser terasa begitu ajaib dan menggetarkan jiwa.     

Ia mengerti sekarang kenapa begitu banyak orang bersusah payah ingin mendapatkan tiket untuk menonton konser-konser Billie, sebelum dimulai saja suasananya sudah demikian memikat, apalagi jika sang artis muncul dan mulai menampilkan lagu-lagunya yang menghipnotis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.