The Alchemists: Cinta Abadi

Permintaan satu juta dolar



Permintaan satu juta dolar

0Setelah berpikir lama dan melihat kesungguhan Jean, akhirnya Marion mengalah. Ia merasa bahwa Lauriel benar. Ia tidak tahu apa yang akan mereka hadapi besok, kenapa ia tidak mencoba menenangkan diri dengan melakukan hal yang menyenangkan?     

Walaupun kelihatannya ogah-ogahan Marion akhirnya bersiap-siap dengan penampilan terbaiknya dan 15 menit kemudian sudah muncul di ruang tamu, siap untuk berangkat. Rambutnya digelung di atas kepalanya dengan asal, tetapi justru membuatnya terlihat lebih mempesona karena Marion terlihat seksi dan cuek.     

Ia mengenakan celana pendek dan sepatu kets putih yang memamerkan kakinya yang jenjang, serta kemeja lengan pendek berwarna putih yang membuatnya terlihat sangat segar. Jean sampai terpana melihatnya di ruang tamu, menunggunya dengan wajah cemberut tapi menggemaskan.     

"Berangkat sekarang?" tanya Jean sambil tersenyum lebar, menahan diri untuk tidak mencium Marion. Marion mengangguk. Keduanya berjalan menuju parkir basement dan naik mobil Mercedes yang disiapkan hotel untuk mereka.     

Jean dan Marion tiba di gedung konser Marina Concert Stadium satu jam sebelum acara mulai dan mereka dengan santai masuk ke dalam ruang tunggu VIP. Terry dan teman-temannya tiba beberapa menit kemudian.     

Mereka semua tampak sangat terpukau dan tidak mengira akan demikian beruntung, bukan saja mereka dapat menyaksikan konser Billie dengan kursi yang bagus, tetapi juga mendapatkan perlakuan VIP dan kesempatan bertemu sang megabintang di belakang panggung setelah acara.     

"Astaga, Terry ... kami tidak tahu kau bisa jauh lebih keren dari yang kami kira. Ternyata kau adalah anak Jean Pierre Wang dan itu berarti Billie adalah calon ibumu!" bisik Donna dengan suara yang terlalu keras untuk telinga Marion. Teman-teman Terry yang terlalu bersemangat tidak menyadari bahwa Jean dan Marion duduk di sudut ruangan sambil menikmati minuman.     

"Ssshh ... kau tidak tahu ya kalau Jean dan Billie sudah berpisah?" bisik Isla sambil menyikut Donna. Gadis itu tampak keheranan mendengarnya.     

"Lho? Masa sih? Kalau begitu kenapa Terry masih dikasi tiket begini banyak? Apa jangan-jangan perpisahan itu hanya gosip untuk mencari sensasi seperti yang dilakukan artis lainnya?"     

Terry memutar bola matanya dan menepis kepala kedua gadis itu secara bersamaan.     

"Kalian bisa diam nggak, sih?" dengusnya. Ia telah melihat ayahnya dan Marion di sudut ruangan dan ia merasa tidak enak melihat ekspresi Marion.     

"Auww!!" seru Isla dan Donna bersamaan. Mereka mengusap-usap kepalanya dengan ekspresi tersinggung tetapi mereka tak bisa marah kepada Terry, mereka juga sudah melihat Jean dan Marion. Seketika keduanya diam.     

"Maaf kalau kau jadi merasa tidak nyaman," kata Jean dengan nada bersalah, seolah para mahasiswa bermulut besar itu adalah anak-anaknya dan ia meminta maaf untuk mereka. Marion menggeleng, tidak menjawab.     

Ia sekarang merasa ini adalah suatu kesalahan. Ia akhirnya mengakui bahwa ia memang menyukai Jean dan ia sungguh cemburu melihat Jean hadir di konser ini memberikan dukungan kepada Billie, gadis yang menjadi kekasihnya selama 17 tahun.     

Seharusnya tadi ia tinggal saja di hotel. Ia bisa membuat peta, mengurus sketsa wajah Rosaline dan melakukan apa-apa yang produktif.     

Pikirannya melayang saat ia melamun dan ia tidak lagi mendengarkan sekelilingnya.     

"Marion ..." lamunannya tergugah oleh suara halus dari pria di sampingnya dan sentuhan tangan Jean di bahunya.     

"Uhm ... ada apa? Konsernya sudah mulai?" tanya Marion dengan nada malas. Matanya seketika membulat ketika melihat di depannya berdiri seseorang yang tampak sangat familiar.     

"Maaf kami datang terlambat," Endo yang masih mengenakan mantel sehabis terbang berdiri di depannya dengan senyum terkembang. Marion senang sekali melihat pria itu dan tanpa sadar segera melonjak berdiri dan merangkulnya.     

"Endo!! Aku sangat senang melihatmu!" Suasana hati Marion seketika membaik. Si kembar adalah sahabatnya yang paling dekat di Wolf Pack. Ia mengira keduanya akan tiba di malam hari, ternyata jam 6 sore mereka sudah datang dan langsung menuju ke tempat konser. "Kalian ke sini untuk menjemputku?"     

Marion akan langsung pulang ke penthouse bersama si kembar, pikirnya. Ia tidak akan sendirian, jadi Jean tidak punya alasan untuk menahannya.     

Endo tampak menggaruk-garuk kepalanya, "Uhmm... kami tahu ada konser Billie di sini, jadi kami tidak akan melewatkan kesempatan untuk menyaksikannya. Kami datang karena Jean bilang dia punya tiket ekstra."     

Marion mendelik ke arah Jean yang tersenyum lebar. Ugh, Marion lupa Neo adalah penggemar Billie, dan Endo selalu senang menemani kembarannya kemana pun Neo ingin pergi. Berarti mereka ke sini memang untuk nonton konser.     

Dalam hati ia merasa kesal karena mengira tadi Neo dan Endo datang ke sini untuk dirinya. Ughhhhh ...     

"Di mana Neo?" tanya Marion dengan nada kesal.     

"Dia menunggu Billie di depan, mau minta foto bareng dan tanda-tangan."     

Marion menghentakkan kakinya dan keluar dari ruang tunggu VIP untuk menenangkan diri. Jean buru-buru mengejarnya tetapi begitu ia tiba di luar, Marion telah menghilang.     

Akhirnya Jean hanya bisa menghela napas. Ia tak mengira Marion sungguh-sungguh tidak menyukai Billie. Gadis itu adalah penyanyi yang sangat berbakat dan disukai semua orang, bahkan Finland dan banyak temannya juga mengidolakan Billie.     

Ia tak mengerti mengapa Marion bersikap demikian ketus. Kalau ia memang tidak mau datang ke konser ini, bukankah tadi Jean sudah memberikan pilihan agar mereka tidak usah datang dan Jean akan menemani Marion di penthouse? Toh Marion sendiri yang setuju untuk ikut. Kenapa sikapnya menjadi seperti ini? Jean kadang merasa sangat sulit untuk memahami isi hati perempuan.     

***     

Alaric masih memikirkan tentang Aleksis yang tiba-tiba kembali. Kalau ia memang benar Aleksis, tentu terjadi sesuatu hingga gadis itu tidak dapat mengingatnya. Kalau ia memang Aleksis, Alaric membayangkan gadis itu sudah melakukan segala macam cara untuk menemuinya ...     

Tetapi Aleksis yang sekarang sama sekali tidak berbuat demikian.     

Apa yang harus kulakukan kalau ia memang melupakanku? Bagaimana kalau ia memang hilang ingatan dan kondisinya menjadi permanen? Apakah aku bisa hidup tanpa dirinya setelah ini? Kalau kemudian ingatannya pulih ... apa yang akan ia lakukan kalau ia mengetahui akulah penyebab kematian ayahnya?     

Semua pikiran itu membuat dadanya sesak.     

Akhirnya setelah berpikir lama, Alaric memutuskan untuk mengambil keputusan HANYA setelah ia memastikan gadis itu memang Aleksis. Kalau gadis itu memang Aleksis, ia akan mengambilnya, membawanya pulang, menjaganya dan membantu agar ingatannya pulih, kemudian meminta ampunan karena telah mengakibatkan kematian ayahnya ... lalu mulai kembali dari awal.     

Kalau gadis itu memang Aleksis dan ingatannya tidak juga pulih, Alaric akan memperjuangkan cintanya dari awal dan membuat Aleksis kembali jatuh cinta kepadanya.     

Hati tidak bisa berbohong, kan? Kalau ia pernah mencintai Alaric, tentu walau bagaimanapun, cinta itu masih ada di sana, di dalam hatinya, menunggu untuk dibangkitkan lagi.     

Alaric sadar, di titik ini, ia tak dapat membayangkan hidupnya tanpa istrinya, Aleksis di sampingnya.     

Istriku ...     

Entah kenapa ia sangat senang mengulangi kata itu saat menyebut nama Aleksis.     

Ia sangat merindukannya.     

Baiklah, aku punya cara untuk mengetahui apakah itu memang Aleksis atau bukan, pikirnya.     

Alaric mengambil ponselnya dan mencari nomor ponsel yang sudah 17 tahun disimpannya. Paman Rory berhutang kepadanya 17 tahun lalu saat ia menyelamatkan Aleksis. Sebagai ganti satu juta dolar, Alaric menyimpan satu permintaan yang dapat ditukarnya kapan saja.     

Sekarang ia akan menggunakan satu permintaan itu, yang setara nilainya dengan satu juta dolar, untuk memastikan gadis itu memang benar Aleksis atau bukan.     

Mengingat Paman Rory adalah ayah angkat Aleksis, ia adalah satu-satunya orang yang dapat Alaric percayai untuk memberinya informasi yang benar tentang keadaan Aleksis. Rory tidak mungkin berbohong, ia terlihat seperti orang yang memiliki integritas.     

[Ini aku, hendak menagih satu juta dolar yang kau janjikan] Demikian isi pesan dari Alaric.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.