The Alchemists: Cinta Abadi

Alaric dan Nicolae (1)



Alaric dan Nicolae (1)

0"Sebaiknya, kita kembali dan bertemu semua orang," kata Lauriel kemudian. "Aku yakin sangat banyak orang yang akan senang mendengar berita ini..."     

Alaric menoleh ke arah Lauriel dan untuk sesaat ia terdiam. Ia tidak ingin kembali dan bertemu siapa pun. Baginya Aleksis saja sudah cukup. Tetapi ia teringat bahwa Aleksis memiliki seorang anak dengan calon suaminya. Tentu kondisinya sekarang agak rumit kalau ia ingin begitu saja membawa pulang istrinya. Dengan berat hati ia lalu mengangguk.     

"Pernikahan harus dibatalkan," katanya tegas. "Aleksis adalah istriku. Aku akan membawanya pulang, apa pun yang terjadi."     

Lauriel mengangguk membenarkan. Walaupun ia sangat sedih mengingat Nicolae yang begitu dalam mencintai Aleksis, kenyataannya adalah Aleksis telah menikah dengan Alaric dan ternyata suaminya masih hidup. Dan mereka berdua memiliki anak bersama... Tentu tidak mungkin lagi memaksakan pernikahan di antara Aleksis dan Nicolae.     

Setidaknya mereka harus memberi tahu seisi keluarga tentang hal ini.     

"Apakah... saudaraku namanya Nicolae?" tanya Alaric kemudian. Ia ingat tadi Aleksis berkali-kali menyebut nama Nicolae dan pikirannya melayang pada pemuda yang dulu sering bersama Terry dan Aleksis di Singapura.     

Apakah Nicolae sungguh-sungguh saudaranya?     

Berarti selama ini mereka sudah beberapa kali hampir bertemu.     

"Benar. Kakakmu bernama Nicolae," jawab Lauriel. Ia terharu saat kata-kata itu keluar dari bibirnya. Nicolae mempunyai seorang adik, dan Lauriel mempunyai dua orang anak. Sungguh begitu jauh dari kehidupannya yang dulu ketika ia masih menjelajahi bumi dalam kesendirian dan merasa sebatang kara.     

Sejak ia bertemu Aleksis di San Francisco, seluruh hidupnya berubah menjadi lebih baik. Anak angkatnya ini membuatnya menemukan tujuan hidup dan tidak lagi menginginkan kematian. Aleksis juga yang menemukan kedua anak lelakinya yang hilang. Satu ketika Aleksis kuliah di Singapura, dan yang seorang lagi karena Aleksis terobsesi dengannya dan mencarinya selama delapan tahun.     

Tanpa Aleksis, Lauriel masih akan sebatang kara. Dan kini, bukan hanya kedua anak lelakinya telah kembali, Aleksis juga memberinya dua cucu yang luar biasa.     

Lauriel sangat menyayangi gadis ini, melebihi nyawanya sendiri...     

"Tetapi sebaiknya, biarkan ayah yang menggendong Aleksis ke dalam, supaya orang-orang tidak kaget. Sekaligus ayah akan mengobati kakinya," bujuk Lauriel. "Kita jangan mencari keributan yang tidak perlu."     

"Paman Rory benar," kata Aleksis. Ia ingat bahwa keluarganya dan semua kerabat yang datang tidak mengetahui bahwa Alaric Rhionen masih hidup. Mereka pasti akan kaget melihatnya datang dalam gendongan seorang pria asing, padahal besok ia akan menikah dengan Nicolae. "Sayang... kita masuk dan menjelaskan semuanya pelan-pelan ya."     

Karena Aleksis yang meminta, akhirnya Alaric mengangguk. Ia menyerahkan Aleksis ke dalam tangan Lauriel yang menggendong gadis itu seperti seorang putri dan berjalan ringan membawanya kembali ke dalam kastil, diikuti oleh Alaric yang berjalan di belakangnya.     

"Aleksis..." bisik Lauriel sesaat sebelum mereka mencapai pintu masuk. "Terima kasih."     

Aleksis memandang ayah angkatnya dengan mata berkaca-kaca dan mengangguk, "Paman Rory... suamiku masih hidup. Alaric adalah anakmu... Aku bahagia sekali."     

Ketika mereka masuk ke dalam aula, seisi keluarga besar mereka telah menunggu sambil berbincang-bincang bertukar kabar dan menikmati hidangan.     

Nicolae yang pertama melihat kedatangan ayahnya dengan menggendong Aleksis dan ia buru-buru menghampiri mereka bersama Vega.     

"Heii.. Aleksis kenapa?" Ia hendak menerima Aleksis, tetapi Lauriel menggeleng dan membawa Aleksis ke sebuah sofa besar yang nyaman dan meletakkannya di situ.     

Setelah memberi perintah kepada pelayan untuk membawakan obat-obatan ia mulai membersihkan kaki Aleksis dan sesaat kemudian sudah mengobati sepasang kaki gadis itu yang dipenuhi luka kecil-kecil karena berlari melintasi batu-batu yang tajam dan kerikil saat mengejar Alaric.     

Finland, Caspar, dan semua yang hadir hanya bisa membiarkan mereka karena Lauriel memberi tanda agar tidak diganggu saat sedang mengobati Aleksis.     

Nicolae seketika merasakan firasat tidak enak saat melihat kedatangan ayahnya diikuti oleh pemuda tampan berpenampilan unik yang tadi berbicara dengan Aleksis di perpustakaan.     

"Mama kenapa, Papa Nic?" tanya Vega keheranan.     

"Mama sedang terluka, biarkan kakek mengobatinya dulu, jangan kita ganggu," jawab Nicolae segan.     

Sekarang ia dapat melihat penampilannya dengan lebih jelas dan menyadari bahwa pria ini adalah Elios Linden yang terkenal itu. Ia ingat pernah melihatnya secara langsung di Ritz Gala bersama Terry.     

Mengapa dia ada di sini? Apakah memang dia ada hubungannya dengan keluarga ibuku? pikir Nicolae.     

Ia semakin keheranan melihat Lauriel membiarkan saja Alaric mendekatinya dan duduk di samping Aleksis saat Lauriel sedang mengobati kaki gadis itu, padahal tadi Lauriel jelas memberikan tanda ia tidak boleh diganggu.     

Apa sebenarnya yang terjadi? Apa hubungan di antara mereka...?     

Sementara itu Alaric sedang memperhatikan Vega yang ada dalam rangkulan Nicolae dan sedang menggendong seekor anjing kecil. Ah... anjing di dalam pegangannya tampak mirip sekali dengan Pangeran Siegfried Kecil. Apakah ini anjing yang sama?     

Hmm.. tadi anak ini bilang anjingnya sudah meninggal karena tua, dan ayahnya akan memberikannya anjing yang baru.     

Mungkin ini anjing yang baru itu.     

Dada Alaric terasa sesak, saat tanpa sadar ia menoleh ke arah Nicolae dan menatapnya dengan iri. Kakaknya ini memiliki anak dengan Aleksis... Anaknya sangat cerdas dan menggemaskan.     

"Astaga... Mama kenapa?" tiba-tiba terdengar sebuah suara jenaka dari arah pintu dan masuklah Altair yang baru datang bersama Paman London.     

"Mama tidak apa-apa, cuma terkena sedikit kerikil," kata Aleksis. "Ini sedang diobati kok."     

Alaric menoleh ke asal suara itu dan seketika membeku di tempatnya. Ia harus memicingkan mata berkali-kali sebelum menyadari bahwa anak yang baru datang ini mengenakan pakaian yang berbeda dari anak dalam rangkulan Nicolae yang sedang menggendong anjing. Ia mengenakan pakaian pesta kemeja sutra putih berenda yang halus dan celana panjang kasual yang membuatnya terlihat seperti pangeran kecil.     

Sementara anak yang menggendong anjing memakai atasan longgar berwarna biru muda dan celana pendek putih dengan sandal yang anggun.     

Anak ini ada dua orang? Keningnya berkerut dan matanya tampak dipenuhi pertanyaan.     

Altair telah melihat Alaric duduk di samping ibunya dan segera menyapanya dengan suaranya yang renyah. "Hai... Paman Lavender, kau tamu di pesta ulang tahun ibuku juga?"     

"Hari ini... ulang tahunmu?" tanya Alaric pelan kepada Aleksis. Ia tidak tahu hari ini ulang tahun istrinya.     

Di dalam berbagai dokumen Aleksis yang ditemukan Pavel, tanggal ulang tahunnya yang tertulis di sana bukanlah yang asli.     

Aleksis mengangguk pelan.     

"Oh..." Alaric menjadi terdiam.     

Alaric baru menyadari bahwa ia bahkan tidak mengetahui hari ulang tahun Aleksis yang sebenarnya. Pemikiran ini membuat perasaannya kembali menjadi mendung.     

Walaupun Aleksis adalah istrinya, tetapi fakta tidak dapat dipungkiri.. mereka hanya bersama selama satu minggu, dan ia bahkan tidak tahu apa-apa tentang Aleksis, termasuk hari ulang tahunnya yang sebenarnya.     

Sementara Nicolae... sejak sepuluh tahun lalu ia telah bersama Aleksis dan menghabiskan sangat banyak waktu dengannya, tentu merayakan setiap ulang tahunnya bersama, Nicolae juga sudah diterima oleh keluarga Aleksis dan bersahabat dengan kakak Aleksis dan berhubungan baik dengan adik-adiknya... dan Nicolae mempunyai dua orang anak yang menggemaskan bersama Aleksis...     

Perasaan getir memenuhi dada Alaric karena ia menyadari bahwa ia telah kehilangan waktu sepuluh tahun...     

Betapa pun besar kekayaan dan kekuasaannya... ia tak akan dapat memutar waktu dan mengembalikan masa-masa yang hilang.     

Walaupun Aleksis masih mencintai Alaric, tetapi fakta tidak dapat dibantah, bahwa selama sepuluh tahun ini ia telah menjalin hubungan dengan Nicolae, karena mengira Alaric telah tiada...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.