The Alchemists: Cinta Abadi

Anda adalah orang yang sangat kesepian



Anda adalah orang yang sangat kesepian

0HARI SEBELUMNYA:     

Kalau ia sedang sangat merindukan Aleksis, Alaric akan masuk ke dalam Holodeck dan mengenang kebersamaannya dengan gadis itu. Kadang ia akan bermain Baduk dengan Aleksis dan berkali-kali mengalahkannya.     

Di lain waktu ia membuat fish tartare yang terlihat menyedihkan dan gadis itu akan mengejek makanan buatannya. Alaric memang tidak berbakat memasak. Kadang ia menata bonsainya sementara Aleksis duduk manis memperhatikannya.     

Ia paling menyukai duduk membaca buku di tangga pualam di belakang rumahnya sementara Aleksis duduk di pangkuannya dan Pangeran Siegfried Kecil tidur bermalas-malasan di sampingnya. Di lain waktu mereka akan berlayar dan memandang langit bersama-sama.     

Ia tak mau menggunakan fitur fantasi di Holodeck, karena ia tidak ingin terjebak seperti banyak orang lain yang menggunakan Holodeck untuk melarikan diri dari kenyataan dengan menggunakan fantasi yang tidak nyata. Seperti para penggemar selebriti yang mengkhayalkan berkencan dengan bintang idola mereka dan kecanduan akan hubungan yang tidak nyata.     

Tidak. Alaric tidak selemah itu. Ia hanya menggunakan Holodeck untuk menyegarkan ingatannya akan saat-saat kebersamaannya bersama satu-satunya gadis yang pernah ia cintai.     

Ia sering menyesalkan kenyataan bahwa mereka hanya bersama untuk waktu yang demikian singkat, sehingga ia tak sempat menyimpan banyak kenangan bersama Aleksis.     

Sejak ia mendengar kabar tentang pernikahan saudaranya, ia semakin sering memikirkan Aleksis. Sebentar lagi saudaranya akan menikahi gadis pujaannya, lalu mereka akan memiliki anak-anak dan membangun keluarga.     

Hal itu tidak akan pernah terjadi kepada Alaric karena gadis yang ia cintai telah tiada dan ia tahu seumur hidupnya ia takkan pernah jatuh cinta lagi.     

Kalau saudaranya mirip seperti dirinya, mungkin saudaranya pun sangat mencintai perempuan yang akan dinikahinya itu, dan hidupnya berputar untuk perempuan itu.     

"Aleksis... seandainya kau tahu aku sangat merindukanmu..." bisiknya dengan suara putus asa setelah mematikan holodeck malam itu dan menyadari ia telah mengulang semua kenangannya bersama Aleksis selama ratusan kali hingga kadang ia merasa dirinya hampir gila.     

Untuk apa semua kekuasaan dan kekayaannya tanpa orang yang ia cintai? pikir Alaric saat itu.     

Bagaikan tersengat listrik, tiba-tiba kesadaran itu hinggap padanya setelah ia mematikan Holodeck. Ia kini hanya hidup untuk cita-citanya, membalas dendam kepada manusia yang telah membunuh ibunya.     

Dan kini cita-citanya itu hampir tercapai.     

Lalu apa?     

Setelah menguasai dunia, apa lagi yang akan ia kejar dalam hidup ini?     

Mengapa ia tak bisa melanjutkan hidup dan melupakan Aleksis? Mengapa ia tak bisa mencari cita-cita lain untuk dilakukan?     

Mengapa seluruh hidupnya diisi dengan kebencian?     

Ia duduk merenung sambil menikmati segelas wine di ruang kerjanya dan mencoba memikirkan apa lagi yang akan ia lakukan dalam hidup ini begitu ia menguasai dunia.     

Tidak ada.     

Setelah semua ada di tangannya, segala sesuatunya akan menjadi membosankan dan ia akan bertambah kesepian, because It is always lonely at the top.     

Mungkin, setelah mengubah dunia dan memastikan manusia hidup dengan lebih baik dan tidak lagi membahayakan sesamanya dan membahayakan alam, ia akan dapat mengundurkan diri sepenuhnya, lalu mengambil Kematian.     

"Tuan akhir-akhir ini semakin sedih." Luna yang sangat efisien telah menghitung frekuensi tuannya menggunakan Holodeck, memperhatikan bahwa Alaric semakin kesulitan untuk tidur, dan selama dua minggu terakhir menghabiskan sangat banyak waktu sendirian di ruang kerjanya menikmati wine lebih dari biasanya.     

"Kau benar." Alaric mengangguk. Ia mendesah dan memutar sebuah lagu kuno yang ia temukan secara tidak sengaja beberapa hari yang lalu. "Dengarkan ini."     

Segera terdengar sebuah lagu balada mengalun dari sebuah band yang berasal dari tahun 1980'an. Lagu berjudul "Tomorrow" dari Europe tersebut sangat sederhana, namun dipenuhi kesedihan.     

Will you be there beside me     

If the world falls apart     

And will all of out moments     

Remain in your heart     

Will you be there to guide me     

All the way through, I wonder will you     

Walk by my side, and follow my dreams     

And bear with my pride, as strong as it seems     

Will you be there tomorrow     

Will you be there beside me     

As time goes on by     

And be there to hold me     

Whenever I cry     

Will you be there to guide me     

All the way through, I wonder will you     

Walk by my side, and follow my dreams...     

"Anda adalah orang yang sangat kesepian," Luna mengomentari setelah lagu itu selesai. Nada suaranya datar karena ia diprogram untuk tidak memiliki emosi, tidak seperti Aleksis yang ekspresif.     

Alaric hanya tersenyum tipis mendengar kalimat yang demikian blak-blakan dan tanpa simpati dari asisten digitalnya itu. Ia lalu mematikan Luna dan menyalakan Aleksis.     

"Aleksis, apakah menurutmu aku akhir-akhir ini semakin sedih?" tanyanya kepada asistennya yang lebih mirip manusia itu.     

"Benar. Sejak dua minggu lalu Anda semakin sulit tidur, Anda minum lebih banyak, dan menggunakan Holodeck dengan lebih sering..." Berbeda dengan Luna, nada suara Aleksis dipenuhi simpati. "Aku sangat khawatir melihatnya."     

"Kenapa kau khawatir?" tanya Alaric, berusaha menyingkirkan pemikiran getir bahwa dalam hidupnya yang dikelilingi kekuasaan dan kekayaan yang begini luar biasa, hanya ada komputer di sampingnya yang mengerti dirinya dan mengkhawatirkannya.     

"Karena Anda adalah orang yang sangat kesepian..." bisik Aleksis dengan suara tercekat, "Padahal Anda memiliki keluarga."     

Alaric tertegun mendengar ucapan Aleksis.     

Ia tidak merasa memiliki keluarga.     

Ahh... mungkin maksud asistennya adalah ayahnya dan saudaranya itu.     

Tapi mereka tidak mengetahui bahwa ia ada...     

Atau mereka tidak menginginkannya..     

"Apakah Tuan sama sekali tidak ingin sekali saja, melihat ayah Anda? Dan menyelesaikan masalah di antara kalian? Seingatku beberapa kali Anda berusaha mencarinya tetapi tidak berhasil. Kenapa tidak menemuinya di saat ada kesempatan? Anda tahu besok ia akan ada di Kastil Medici."     

Aleksis terus berbicara seperti biasa tanpa dapat dihentikan, dan tak henti-hentinya meyakinkan Alaric untuk datang ke acara yang ditujukan untuk keluarga.     

"Aleksis, kau bisa diam tidak?"     

"Maaf, Tuan."     

Alaric menghabiskan wine-nya dan menghela napas. Untuk sekali ini ia akhirnya mengakui bahwa Aleksis benar. Ia memang perlu menghadapi ayahnya dan memintanya bertanggung jawab atas semua penderitaan yang telah ia alami.     

***     

Sophia sangat murka ketika ia mendengar kabar pernikahan yang akan diadakan di Kastil Medici dan ia sama sekali tidak diundang.     

"Aaaahhh!!! Brengsek!! Kalian ingin mempermalukanku dengan tidak mengundangku ke acara yang dihadiri semua anggota klan?!!" Ia menjerit sambil melemparkan ponselnya ke tembok. Benda itu pecah berkeping-keping tetapi Sophia malah menjadi semakin marah.     

"Jangan kira aku akan tinggal diam dipermalukan seperti ini..." desisnya sambil mengepalkan kedua tangannya. Setelah memejamkan mata dan menenangkan napasnya selama beberapa detik, akhirnya Sophia mulai dapat berpikir tenang.     

Aleksis ternyata masih hidup, dan ia akan menikah dengan anak Lauriel yang lain...     

Mereka tidak tahu gadis itu masih bersuami. Alaric tidak tahu istrinya masih hidup.     

Ia mengerutkan keningnya dan mencoba memikirkan cara terbaik untuk menyakiti orang-orang dari keluarga Medici dan Schneider itu.     

Alaric tentu masih mencintai istrinya, terlihat dari sikapnya yang dingin terhadap semua perempuan. Sementara Aleksis ternyata telah melanjutkan hidup dan jatuh cinta kepada anak Lauriel yang lain dan akan menikah dengannya.     

Sophia bisa membayangkan betapa murkanya Alaric, karena ia merasa ditipu. Dengan karakternya yang kejam, Sophia yakin Alaric akan membuat keributan dan membawa paksa istrinya.     

Ha ha ha.. Aleksis tidak akan dapat menikahi kekasihnya yang baru.     

Dan Lauriel akan dipermalukan.     

Caspar pun akan dipermalukan.     

Di hari pernikahan semua tamu akan dapat melihat betapa konyolnya mereka, karena tidak akan ada pernikahan...     

Ughh... lihat saja!     

Aku akan datang walaupun kalian tidak mengundangku, karena aku ingin ada di sana menyaksikan semua kekacauan itu..     

Matanya masih diliputi kemurkaan, tetapi kini di bibirnya telah tersungging senyuman tipis yang jahat. Ia sangat ingin menyaksikan keributan di Kastil Medici besok. Pasti akan sangat menggemparkan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.