The Alchemists: Cinta Abadi

Alaric dan Rune



Alaric dan Rune

0"Kedengarannya menyenangkan." Tiba-tiba terdengar suara renyah seorang gadis cantik berambut cokelat panjang dan mata keunguan dari belakang Alaric. Entah dari mana datangnya tahu-tahu Sophia muncul dengan gaun pestanya yang seksi dan wajah tersenyum lebar. "Kau tidak mau mengundangku sekalian?"     

Finland segera bangkit dan berdiri menghadapi Sophia. Selama puluhan tahun ini ia masih tak dapat melupakan perbuatan Sophia kepada dirinya dan Aleksis dulu.     

"Kau tidak akan pernah diterima di tempat kami," kata Finland dengan nada suara dingin yang membuat Alaric mengangkat wajahnya keheranan. Ia tidak mengira di antara kedua wanita ini ada aura permusuhan yang tajam.     

Caspar mengulurkan lengannya dan memeluk pinggang Finland dari belakang. Sikapnya sangat halus dan penuh perhatian kepada istrinya, dan dengan lembut ia berbisik ke telinga Finland, "Sayang, jangan terpancing kemarahan sekarang. Ini pesta Ned dan Portia... Kita jangan mengacaukannya. Acuhkan saja kehadiran Sophia."     

Pelan-pelan wajah Finland yang ketus berubah menjadi datar dan akhirnya ia mengangguk lalu kembali duduk di kursinya.     

"Baiklah.. aku tidak akan terpancing," gumamnya. Finland menarik napas panjang dan berusaha tidak mempedulikan kehadiran Sophia di dekatnya.     

"Bagus. Aku tahu kau bisa." Caspar mencium kening istrinya lalu mengangguk ke arah Alaric, "Sampai jumpa besok."     

Alaric balas mengangguk. Ia memperhatikan istri Caspar selama beberapa saat dan berusaha mengingat-ingat di mana ia pernah melihatnya.     

Hmm... ia sama sekali tidak dapat mengingatnya walau bagaimanapun ia mengerahkan pikirannya.     

Akhirnya ia kembali ke kursinya dan melanjutkan menyesap minumannya. Sophia duduk di sampingnya dan mengobrol dengan Portia. Sementara itu satu persatu tamu datang dan menyapa tuan rumah untuk sekadar memberikan tanda mata ataupun juga menyampaikan salam.     

Lex Blue datang bersama istrinya Moira dan putrinya Kit. Mereka membawa hadiah telur Faberge yang cantik sekali, pusaka dari keluarga Lex. Portia sampai terkejut melihatnya.     

"Heii.. ini kan harta yang sangat berharga. Kenapa kalian memberikannya kepada kami?" tanya Portia saat Moira menaruh telur Faberge cantik itu di mejanya.     

"Ahh... tidak usah sungkan. Kami merasa momen ini sangat penting untuk dirayakan dengan tukar menukar hadiah di antara keluarga," komentar Lex santai. "Kami berencana berlibur selama seminggu di Skotlandia. Setelah pesta ini berakhir aku ingin kita bertemu untuk berbincang-bincang secara pribadi. Sudah lama sekali kita tidak bertukar kabar."     

Ned mengangguk, "Tentu saja. Kalian adalah tamu kami. Besok sayap timur akan disiapkan untuk menyambut kalian. Menginaplah di sini selama kalian di Skotlandia."     

"Ah, tidak usah merepotkan. Kami tinggal di hotel bagus di tengah kota."     

"Nonsens. Rumahku adalah rumahmu juga, Lex. Kita sudah sangat lama tidak berjumpa." Ned menepuk bahu Lex dan keduanya tertawa hangat. Pandangan Ned kemudian mengarah kepada Kit yang tampak cantik sekali dalam gaun birunya. "Ini anakmu?"     

"Selamat malam, Pangeran Ned. Namaku Kit," Kit Blue buru-buru mengembangkan lengannya dan membungkuk dengan sikap bangsawan yang anggun sekali. "Aku belum diumumkan oleh ayah. Tahun ini aku baru berumur 22 tahun."     

"Ah, kau ini masih muda sekali. Hmm ... rasanya banyak sekali anak muda yang belum aku kenal di sini," Ned mengangguk. "Ada beberapa teman lama yang sudah memiliki anak tetapi belum diperkenalkan ke publik. Mungkin ada baiknya di penghujung acara aku meminta masing-masing keluarga yang sudah memiliki keturunan untuk mengumumkan anak masing-masing."     

"Aku setuju. Akan menghemat waktu dan menambah kedekatan di antara kita semua." Lex mengangguk. Ia lalu mengarahkan pandangan kepada Alaric yang seolah tidak melihat mereka dari tadi. "Anak angkatmu ini... apakah anak dari Mars Linden?"     

Ned mengangguk. "Ini adalah keturunan terakhir keluarga Linden. Eli, perkenalkan ini adalah sahabatku sejak muda. Lex Blue dari Islandia, dan keluarganya."     

Alaric mengangkat wajahnya dan mengangguk ke arah mereka.     

"Hallo."     

Lex tampak agak tersinggung karena Alaric sama sekali tidak berdiri dan hanya menatap mereka dengan penuh perhatian. Kit tidak mempedulikan sikap ayahnya buru-buru mendekat dan mengacungkan tangannya kepada Alaric.     

"Hai... Elios Linden, kan? Aku juga datang ke Ritz Gala waktu itu. Aku sangat senang mengetahui ternyata kita berasal dari kaum yang sama. Namaku Kit Blue."     

"Hallo, Kit." Alaric menyapa Kit Blue, tetapi ia sama sekali tidak mengacuhkan tangannya.     

Sophia yang melihat interaksi mereka menaruh segelas minuman ke tangan Kit yang teracung dan tertawa. "Ini, silakan minum. Sepupuku tidak akan menyentuhmu."     

"A ... apa katamu?" Kit tampak kesal sekali. Ia tidak tahu siapa Sophia dan dari tadi sudah merasa kesal melihat gadis yang baru datang ini dengan seenaknya duduk di samping Alaric, dan kini seolah sengaja mengejeknya.     

Portia buru-buru meredakan kecanggungan yang terjadi dengan berdiri dan merangkul bahu Kit Blue.     

"Aku sangat menyukai gaunmu. Kau tampak cantik sekali." Pujian dari wanita tercantik di ruangan itu mampu membuat hati Kit yang kesal menjadi reda. Ia buru-buru tersenyum dan membalas pujian Portia.     

"Ah... aku tidak ada apa-apanya dengan Tuan Putri..."     

"Nah, mari kita para wanita mengobrol di dekat meja koktail sana. Aku ingin mengenalmu dan ibumu dengan lebih baik."     

Kit seketika menjadi berbinar-binar. Ia sangat bangga karena Portia bersikap sangat ramah kepadanya. Alaric melihat ke sekeliling pesta dan hanya bisa menahan kebosanan. Ia tidak menyukai keramaian dan berada satu jam di sini sudah sangat melelahkan baginya.     

"Aku mau mencari udara segar," katanya kemudian sambil beranjak pergi. Ia melihat di antara orang-orang alchemist yang datang ke pesta itu rata-rata membawa keluarganya, ada istri dan anak, dan yang tidak berkeluarga bergerombol dengan kelompok teman-temannya.     

Bahkan Ned juga ternyata memiliki teman dari masa kecilnya yang datang berkunjung. Caspar juga datang bersama keluarganya dan terlihat memiliki hubungan baik dengan Ned dan Portia.     

Tiba-tiba ia kembali merasa sendiri. Ia tidak memiliki siapa pun di antara orang-orang ini. Portia dan Ned bersikap baik kepadanya dan menyayanginya, tetapi ia tidak sungguh-sungguh memiliki teman. Ia selalu merasa sendirian.     

"Hei... Anda Elios Linden, bukan?" tiba-tiba terdengar suara yang menyapanya dengan penuh semangat dari arah pintu. Alaric menoleh dan menemukan wajah seorang pemuda sangat tampan berambut pirang terang dan mata sipit berwarna biru.     

"Hmm..." Alaric mengangguk. Ia mengenali pemuda ini sebagai anak dari keluarga Schneider yang datang bersama Terry ke Ritz Gala.     

"Namaku Rune Schneider, aku sangat menyukai produk Virconnect yang dibuat Splitz." Rune mengacungkan tangannya untuk bersalaman, dan sesaat Alaric merasa tidak tega menolak tangannya karena melihat sepasang matanya yang berseri-seri itu.     

"Terima kasih." Ia akhirnya membalas jabatan tangan Rune. "Apa yang paling kau sukai dari Virconnect?"     

"Uhm... aku suka karena data yang dibutuhkan untuk mengaksesnya sangat sedikit. Menurutku kita bisa menggunakan Virconnect untuk lebih banyak keperluan seandainya itu bisa dipasang di perangkat yang lebih kecil." Rune menjawab dengan antusias dan tanpa menunggu tanggapan dari Alaric ia menjabarkan beberapa alternatif penggunaan Virconnect selain untuk berhubungan jarak jauh antara orang-orang di bumi.     

Rune adalah seorang ilmuwan berbakat yang mengikuti jejak pamannya, Aldebar, dan tahun ini ia sudah menghasilkan mesin pertamanya, alat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan ia sedang menunggu Schneider Group memproduksinya secara massal.     

Ia sangat senang dapat bertemu Alaric di acara ini karena ia mengagumi banyak inovasi dari grup perusahaan yang dipimpinnya dan dengan antusias ia membahas satu persatu hal yang ia sukai dari produk mereka.     

Alaric mendengarkannya dengan pandangan kagum. Anak ini setahunya masih sangat muda. Ia sudah mendengar bahwa Caspar menikah tidak lama sebelum Ned dan Portia sehingga anak-anaknya tentu masih kecil. Anak semuda ini tetapi sudah terdengar sangat penuh pengetahuan dan berpikiran ke depan, pikirnya.     

"Kau terdengar sangat inovatif. Kalau kau bukan anak keluarga Schneider, aku akan senang sekali menerimamu bekerja di perusahaanku," komentar Alaric.     

"Lho, memangnya kenapa?" tanya Rune keheranan. "Apakah kau membenci keluargaku?"     

"Bukankah sebagai pewaris keluarga Schneider kau harus mengurusi bisnis keluargamu?" tanya Alaric yang sekarang ganti keheranan.     

"Oh iya, benar juga..." Rune yang polos sama sekali tidak berpikir ke arah itu, membuat Alaric hanya geleng-geleng sambil tersenyum tipis. Rasanya anak keluarga Schneider ini sangat menyenangkan, pikirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.