The Alchemists: Cinta Abadi

Ritz Gala (1)



Ritz Gala (1)

Aleksis tidak menjawab permintaan Nicolae sepanjang malam itu. Ia tidak mau sembarangan memutuskan saat ia belum sepenuhnya menyelidiki isi hatinya. Ia tahu kaum Alchemist menikah sekali seumur hidup dan ia tak mau menyakiti hati Nicolae kalau ia menjawab bersedia menikah dengannya tetapi sebenarnya Aleksis belum dapat menerimanya.     

Nicola tidak berkata apa-apa lagi. Ia menikmati memandang langit sambil memeluk Aleksis. Sementara Altair dan Vega duduk saling berangkulan di bawah selimut tebal. Mereka tidak ada yang berbicara sampai tarian aurora perlahan menghilang diganti kegelapan.     

"Mari kita pulang," ajak Nicolae kepada ketiganya. Ia membantu mereka satu persatu turun dari kap mobil dan setelah semuanya siap, ia menyetir pulang ke rumah indah di tepi danau yang dibelinya untuk perjalanan mereka kali ini.     

Setibanya di rumah, mereka langsung beristirahat dan baru bangun ketika matahari sudah tepat di atas kepala. Bau sarapan yang sangat enak membangunkan Aleksis, Altair dan Vega dari peraduan.     

Ketika ketiganya keluar kamar, mereka melihat di meja makan telah terhidang macam-macam hidangan sarapan yang tampak sangat lezat.     

"Wahh.. rajin sekali," puji Aleksis. Ia dan kedua anaknya segera mengambil tempat di meja makan dan bersiap untuk sarapan.     

"Barusan turun salju sangat deras," kata Nicolae. "Kemungkinan kita tak akan bisa kemana-mana hari ini."     

"Tidak apa-apa. Aku bisa mengajar anak-anak bermain baduk atau membaca buku. Lagipula tadi malam kita sudah berhasil menyaksikan aurora," jawab Aleksis dengan gembira.     

"Ah... aku tidak terlalu jago bermain baduk, tapi kalau kau perlu teman bertanding, aku tidak keberatan," kata Nicolae.     

"Tentu saja," Aleksis mengangguk.     

"Aku dapat pesan dari Terry untuk mencoba teknologi baru Virconnect 4D," Nicolae menyendokkan sup ke mangkuk masing-masing dan menaruhnya di depan Aleksis, Altair dan Vega. Setelah itu ia menuangkan kopi ke cangkir Aleksis dan jus buah ke gelas si kembar. Mereka bertiga mengucapkan terima kasih lalu mulai menyantap sarapannya.     

"Teknologi koneksi virtual itu? Kami pernah mencobanya," komentar Aleksis, "Lumayan. Kudengar banyak orang yang sekarang lebih memilih berlibur dengan Virconnect daripada langsung bepergian sendiri."     

"Iya, tentu saja, biaya untuk traveling di masa kini sudah sangat mahal. Banyak orang pasti akan memilih alternatif Virconnect yang lebih murah." Nicolae mengangguk setuju.     

Aleksis sadar bahwa latar belakang keluarganya yang sangat kaya dan dapat memiliki apa pun yang mereka inginkan di dunia ini membuat mereka tidak terlalu peduli dengan inovasi-inovasi seperti Virconnect dan Holodeck.     

Manusia biasa yang tidak sekaya mereka harus puas dengan segala sesuatu yang bersifat sintetis. Virconnect memungkinkan mereka mengalami apa-apa yang hanya mampu dilakukan atau dinikmati oleh orang kaya.     

Orang kaya akan berlibur ke pantai yang asli dan menikmati berjemur di bawah matahari tropis, sementara orang biasa akan melihat pantai lewat virconnect para traveler dan berharap matahari yang sama yang mereka lihat suatu hari dapat sungguh-sungguh membuat kulit mereka menjadi sehat kecokelatan.     

Dunia di masa depan penuh dengan substitusi dan segala hal sintetis. Pelayan robot sebagai pengganti pelayan manusia, daging buatan sebagai pengganti daging sapi dan ayam segar, bahkan vitamin dan protein kalengan sebagai pengganti hidangan dari sayur mayur organik yang sangat mahal.     

"Banyak orang yang menjadikannya ladang bisnis baru. Mereka akan pergi ke Islandia misalnya, seperti yang kita lakukan ini, lalu menjual paket aurora lewat Virconnect 4D. Ketika mereka berhasil menemukan aurora seperti kita semalam, para tamu yang ingin masuk ke dalam space mereka di Virconnect dan ikut menyaksikan aurora tersebut dapat membayar biaya yang diminta dan mereka akan mendapat akses pengalaman yang sama. Bayangkan, bisa menikmati keajaiban alam seperti Aurora Borealis di belahan bumi yang lain tanpa harus keluar rumah dan mengeluarkan biaya mahal untuk bepergian di Islandia?"     

"Kau benar. Sepertinya menarik sekali," Aleksis setuju. "Lalu untuk apa Terry menyuruhmu mencoba Virconnect malam ini?"     

"Hmm... dia mau pamer sepertinya, bahwa kali ini dia masuk nominasi 10 besar bujangan paling diidamkan di dunia..." Nicolae tak dapat menahan tawanya. "Aku tahu dia sangat kompetitif... Tapi rasanya ini sudah keterlaluan."     

"Menurutmu dia akan menang?" tanya Aleksis. "Siapa saja nominasinya?"     

Nicolae mengeluarkan ponselnya dan meneliti berita terbaru. "Lumayan banyak... aku tidak pernah mengikuti berita beginian. Hanya karena Terry bolak-balik mengirimku link beritanya - untuk pamer, aku jadi tahu. Hmm.. ada presiden termuda di dunia, dari Malta, lalu ada pangeran putra mahkota Swedia, ada juga pimpinan Rhionen-Meier Industries yang tahun ini memuncaki Forbes 100 Most Influential Men... karena produk Virconnect-nya..."     

"Virconnect yang barusan kita bahas?" tanya Aleksis. "Wah, ada banyak tokoh dunia yang masih muda dan single dengan prestasi luar biasa akhir-akhir ini. Aku sangat kagum."     

"Iya. Jadi kau mau menemaniku malam ini bergadang untuk menemui Terry di Ritz Gala lewat Virconnect?" tanya Nicolae. "Aku tidak akan tahan sendirian melihatnya pamer begitu."     

"Hahaha... " Aleksis tahu Nicolae hanya bercanda. Nic tidak pernah keberatan dengan berbagai tingkah pamer sahabatnya. "Di sini dan New York beda 5 jam. Saat pesta Ritz Gala dimulai, di sini sudah jam 1 pagi. Aku tidak bisa."     

Aleksis mengangkat bahu. Ia tidak menyukai pesta dan baginya tidak terlalu menarik melihat Terry dikelilingi gadis-gadis cantik dan kemudian memenangkan penghargaan yang konyol seperti Bujangan Paling Diidamkan Di Dunia. Dalam hal ini Aleksis dan Finland memiliki satu pandangan yang sama.     

"Hmm.. ya sudah berarti nanti malam aku sendiri." Nicolae mengangguk.     

***     

Tanggal 20 Desember adalah hari yang sangat istimewa dan banyak dinanti-nantikan kaum kalangan atas dunia, khususnya gadis-gadis yang mengidolakan para pria mengagumkan yang menguasai dunia dan berkumpul dalam acara bergengsi Ritz Gala yang digelar setiap tahun selama 50 tahun terakhir.     

Terry tidak dapat menahan cengiran di wajahnya sejak pagi ketika ia memeriksa persiapan di ball room Hotel St. Laurent untuk memastikan acara nanti malam berlangsung sukses. Ia sudah berhasil membuat Nicolae berjanji untuk bangun jam 1 pagi di Islandia dan bergabung dengannya di Virconnect untuk menghadiri Ritz Gala.     

Karena Terry tidak mempunyai kekasih, salah satu alasannya mendesak Nicolae untuk datang adalah untuk berbagi kebahagiaan. Kepada siapa lagi ia bisa berbagi kegembiraannya atas nominasi malam ini kalau bukan Nicolae? Jadi, ini bukan semata-mata hanya pamer.     

"Aleksis tidak mau ikut? Baguslah. Biar ini jadi acara para pria saja," komentar Terry saat membahas hal tersebut lewat telepon. Dalam hati ia senang melihat kemajuan hubungan Nic dan adiknya. Mereka sudah tiga kali berlibur bersama, dan yang ketiga ini, di Islandia, pasti sangat istimewa.     

Terry tahu betapa indah dan romantisnya Islandia, terutama bila mereka berhasil melihat aurora. Ia tidak akan terkejut kalau Nicolae melamar Aleksis di sana.     

"Jangan lupa pakai pakaian resmi yang keren. Aku akan memperkenalkanmu kepada gadis-gadis cantik yang kutemui di pesta," Terry menambahkan.     

"Tidak usah. Aku tidak tertarik," gumam Nicolae.     

Mana mungkin ia tertarik dikenalkan kepada gadis lain, baru tadi malam ia meminta Aleksis menikah dengannya.     

"Ini kan cuma kenalan. Orang bilang 1 musuh sudah terlalu banyak, tetapi 1000 kawan masih kurang. Kita hanya akan menambah kawan," cetus Terry. "Jangan bilang kau sudah menutup diri sama sekali karena kau sudah melamar adikku."     

Nicolae tidak menjawab.     

"Astaga.. jadi benar?" Terry tanpa sadar langsung batuk-batuk. "Lalu apa jawabannya?"     

"Aku tidak memintanya menjawab kok," jawab Nicolae. "Kapan saja dia mau jawab, terserah. Aku tidak punya batas waktu."     

Terry memijit keningnya yang tiba-tiba terasa sangat pegal, "Baiklah. Kalau begitu kau pakai baju jelek dan jangan sampai terlihat lebih tampan dariku, biar gadis-gadis itu tidak ada yang melirikmu."     

Nicolae tidak menjawab. Kadang-kadang ia tidak yakin Terry adalah presiden Schneider Group. Tingkahnya sering kali tidak mencerminkan jabatannya yang demikian berkuasa.     

Seperti sekarang, Terry mengingatkannya akan seorang anak kuliahan yang yang masih kekanakan dan senang bersaing untuk hal yang tidak perlu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.