The Alchemists: Cinta Abadi

Hari yang sibuk (1)



Hari yang sibuk (1)

0"Sarapan sudah siap. Tuan harus makan yang banyak, hari ini Anda akan sangat sibuk."     

Suara Luna yang merdu kembali mengisi ruangan. Alaric mengangguk dan segera menuju ke ruang makan. Meja makan yang besar telah ditata dengan berbagai hidangan sarapan yang ia sukai dan dua robot pelayan dengan sigap membukakan kursi untuknya dan melayaninya sarapan.     

Ini adalah produk robot pelayan terbaik saat ini, dan seperti biasa, ia yang terlebih dulu menguji coba produk baru dan menentukan apakah sesuai dengan standarnya atau tidak. Beberapa bulan lagi tipe robot pelayan ini akan mulai diproduksi massal.     

Kedua robot ini akan dijual sebagai produk satuan dan indent-nya sudah mencapai daftar tunggu yang sangat panjang. Integrasi dengan sistem asisten digital seperti Luna baru akan dihadirkan di kota-kota besar di China. Setelah sukses di China, barulah program itu akan ditawarkan juga di negara-negara lain.     

Lebih jauh lagi, robot pelayan yang akan dijual nanti dibuat mirip manusia. Sehingga para pemiliknya akan merasa seolah mereka memiliki pelayan dan butler pribadi yang bekerja di rumah mereka.     

Alaric tidak menyukai robot berbentuk manusia, sehingga ia sengaja meminta pelayannya dibuat berbentuk robot mesin biasa yang kaku dan seolah tidak ada bedanya dengan vacuum cleaner atau mesin lainnya. Ia merasa nyaman seperti itu.     

Setelah selesai makan pagi Alaric keluar dan masuk ke dalam mobil otomatis tanpa pengemudi yang sudah diatur oleh Luna untuk membawanya ke berbagai tempat tujuannya hari ini.     

Dua android yang berfungsi sebagai pengawal pribadinya telah sigap menunggu di dalam mobil yang segera melaju dengan halus ke tempat tujuan pertamanya: kantor pusat Group Meier di tengah kota London.     

"Selamat pagi, Tuan. Tidur Anda menyenangkan tadi malam?" terdengar suara Aleksis di dalam mobil. Ia yang bertugas menjadi asisten Alaric di luar rumah dan mengikutinya ke mana pun ia pergi.     

Untuk urusan membuat jadwal dan mengatur hal-hal yang formal, Aleksis tidak jago, tetapi ia sangat menyenangkan karena selalu menemukan cara untuk membuat Alaric tertawa. Itulah tugasnya yang sebenarnya: membuat Alaric tersenyum.     

"Aleksis, tolong hubungi Sophia, katakan kepadanya aku sudah hampir sampai," kata Alaric sambil memandang ke luar jendela. Ia menyukai apa yang dilihatnya.     

Dunia yang ditinggalkannya belum banyak berubah secara nyata, tetapi ia tahu pelan-pelan di balik itu suatu revolusi sedang terjadi di balik layar, dan sebentar lagi ia akan melihat semua mobil menjadi tanpa pengemudi, semua kantor akan diisi robot dan android, dan akan semakin sedikit manusia yang berlalu lalang di jalanan.     

Ia akan memastikan itu dengan Sophia hari ini dan nanti sore bersama Pavel dan keempat anak angkatnya. Hmm... bagi mereka, ia sudah sangat lama pergi, tetapi baginya, ia hanya tidak bertemu mereka selama empat bulan.     

Sungguh waktu adalah konsep yang aneh.     

Aleksis yang terprogram di jam tangannya menjawab dengan sigap, "Baik, Tuan."     

Beberapa detik kemudian Alaric mendengar suara Aleksis berkomunikasi dengan asisten digital Sophia dan memberitahunya bahwa Alaric sudah hampir tiba.     

Ketika mobil yang membawa Alaric tiba di depan Meier Tower, Sophia sudah menyambutnya dengan penuh sukacita, hingga para karyawannya bertanya-tanya mengapa bos mereka sampai turun ke bawah dan menyambut tamu yang baru datang ini.     

"Selamat datang di Meier Tower." Sophia berjalan dengan antusias hendak memeluk Alaric, tetapi pemuda itu mengangkat tangannya dan memberi tanda agar Sophia tidak menyentuhnya. Sophia terpaku dan memandang Alaric dengan pandangan bertanya-tanya. "Ada apa...?"     

"Aku tidak suka disentuh," jawab Alaric kalem. Ia hanya mengangguk dan berjalan masuk ke dalam gedung, diikuti oleh Sophia yang masih keheranan.     

"Oh... sejak kapan? Aku tidak tahu kau tidak suka disentuh," cetus Sophia sambil berjalan menjajari langkah Alaric yang melaju cepat ke dalam.     

Gadis itu sebenarnya marah karena merasa dipermalukan akibat ia hampir memeluk Alaric tetapi pria itu menghindarinya begitu saja. Namun demikian ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Alaric masih baru sembuh dan membutuhkan waktu untuk kembali bersikap ramah kepadanya. Lagipula, nanti siang mereka akan makan siang bersama dengan Ned dan Portia, tentu suasananya akan lebih cair.     

Mereka naik ke lantai paling tinggi dan keluar lift menuju ke kantor pribadi Sophia Meier, yang berdasarkan perjanjian yang mereka buat empat bulan lalu akan segera menjadi kantor Alaric.     

Sudah tiba waktunya bagi Sophia untuk mengundurkan diri dari bisnis keluarganya dan mengambil identitas baru, maka ia memerlukan orang untuk menggantikannya sebagai pimpinan.     

Karena kakaknya Alexei sudah menjadi manusia biasa, Sophia meminta Alaric untuk membantunya. Apalagi sejak lima tahun lalu Rhionen Industries dan Meier Group memang sudah bekerja sama untuk proyek besar mereka. Tinggal tunggu waktu saja bagi Alaric untuk menguasai semuanya.     

Sejak ia dinyatakan mati hampir 6 tahun yang lalu, sosok Alaric Rhionen sudah menghilang dari muka bumi, dan ia pun memerlukan identitas baru ini. Maka kesepakatannya dengan Sophia adalah win-win untuk keduanya.     

"Aku tidak suka disentuh akhir-akhir ini. Kuharap kau tidak menganggapnya personal," kata Alaric dengan nada datar.     

Pintu terbuka otomatis di depannya dan ia lalu masuk dan dengan santai duduk di sofa besar dan nyaman, yang menghadap ke jendela besar dari lantai ke langit-langit yang menampilkan batas langit kota London dan gedung-gedung pencakar langitnya.     

"Hmm.. dulu kau tidak begini," komentar Sophia. Ia duduk di samping Alaric dan menatap sepupunya itu dengan penuh perhatian. "Baiklah, seperti permintaanmu, aku tidak akan memasukkannya ke hati. Kita bahas saja apa yang menjadi tujuan kita hari ini."     

Sophia memencet tombol dan memanggil semua anggota direksinya agar naik ke ruangannya karena rapat besar yang sudah dijadwalkan hari ini akan segera dimulai. Ia ingin memperkenalkan penggantinya kepada mereka semua.     

Lima menit kemudian satu persatu para direktur dan pimpinan manajemen atas Group Meier yang sudah bersiap di lobi sedari pagi masuk ke dalam ruangan pemilik Group dan mengambil posisi masing-masing di meja rapat besar yang ada di dalam ruang meeting.     

Tidak seorang pun dapat melepaskan pandangan mereka dari pria muda yang tampak berdiri acuh di depan meja sambil memandang keluar jendela dengan penuh minat, sama sekali tidak mempedulikan kehadiran mereka.     

Di dalam hati mereka mulai bertanya-tanya apakah orang ini yang nantinya akan menggantikan Nona Sophia untuk memimpin Group Meier.     

Ia tampak muda sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.