The Alchemists: Cinta Abadi

Berkumpul Kembali



Berkumpul Kembali

2London benar-benar merasa enggan untuk bangun dan berangkat. Selain karena tempat tidur L terasa sangat nyaman, ia juga merasa sedih harus meninggalkan L dan Lily di Jerman. Tetapi ia kembali teringat pada pesan ibunya dan menegarkan hati untuk pergi.     

"Aku akan pergi maksimal dua minggu. Kalau kau merindukanku, atau kalau menurutmu Lily merindukanku, jangan segan-segan menghubungiku lewat Virconnect." London terdiam sesaat sebelum kemudian mendekati L dan mencium perutnya. "Ayah pergi dulu."     

Ia lalu berbalik dan keluar lewat pintu tanpa menoleh lagi. L hanya menatap kepergiannya dengan diam. Setelah pintu ditutup, ia kemudian mengelus perutnya dan mendesah pelan.     

***     

Dua pria itu sangat menarik perhatian para penumpang pesawat jurusan Singapura yang terbang bersama mereka. Wajah keduanya mirip dan sangat tampan dengan rambut pirang yang panjang hingga ke bahunya, membuat orang-orang mengira keduanya kakak beradik yang gemar bertualang.     

Yang seorang berambut acak-acakan tetapi pakaiannya rapi, sementara yang seorang rambutnya diikat rapi dengan pita berwarna merah tetapi berpakaian sekenanya. Nicolae mengenakan jeans sobek-sobek dan kemeja putih dengan mantel tipis dan sepatu boot hitam dengan ransel di punggungnya.     

Sementara Lauriel seperti biasa tampak rapi dan elegan tetapi tetap terkesan ringan dan santai, ia sama sekali tidak membawa tas apa pun. Sekilas pandang, orang akan teringat pada sosok malaikat yang tampak meneduhkan ketika melihat Lauriel lewat. Penampilannya memang sangat mengesankan.     

"Kau berjalan cepat sekali," komentar Lauriel kepada Nicolae yang tampak berjalan terburu-buru. Mereka sedang melintasi terminal 1 bandara Changi.      

"Aku rindu anak-anakku," jawab Nicolae cepat. "Ayah tidak merindukan mereka? Sudah beberapa bulan mereka pergi..."     

Lauriel hanya tertawa melihat antusiasme Nicolae. Ia mengerti perasaan anaknya, tetapi dalam hati ia masih memikirkan bahwa perasaan Nicolae tentu tidak seringan yang kelihatannya. Bagaimanapun selama sepuluh tahun ia mencintai Aleksis dan menganggap kedua anaknya seperti anak sendiri, hingga tiba-tiba Alaric datang sembilan bulan yang lalu dan mengambil kembali semuanya.     

Kini mereka akan kembali bertemu di Singapura, dan menantikan kelahiran anak Aleksis dan Alaric yang berikutnya. Tentu tidak mudah bagi Nicolae.     

Mereka berjalan cepat sambil mengobrol, tidak memperhatikan bahwa pandangan semua orang tertuju pada keduanya.     

"Kak Nicolae!!!"     

Langkah Nicolae terhenti ketika mendengar suara seseorang memanggil namanya. Ia menoleh ke samping dan melihat seorang wanita berusia 30an awal tampak melambai-lambai dengan penuh semangat. Ia memicingkan mata berusaha mengenali wanita itu tetapi ia tak dapat mengingat di mana ia pernah bertemu wanita itu.     

Akhirnya ia menunggu sampai wanita itu tiba di dekatnya dan menyalaminya dengan antusias.     

"Kak Nicolae sama sekali tidak berubah! Hebat! Kau pasti punya rahasia awet muda. Penampilanmu masih seperti dulu."     

"Uhm... maaf, aku tidak ingat kau siapa," Nicolae menggeleng sambil meminta maaf. "Tolong ingatkan aku."     

"Ahahaha... tidak apa-apa, memang sudah lama sekali. Aku Cindy, kita dulu satu kampus dan Kakak pernah menjadi asisten dosen di kelas yang aku ikuti."     

"Oh... apa kabar?" Nicolae mengangguk-angguk. Ia masih tidak ingat tetapi ia tidak mau berlama-lama bicara dengan Cindy karena hatinya sudah melayang ingin segera bertemu anak-anaknya. "Maaf, aku sangat terburu-buru. Sampai jumpa!"     

Cindy hanya tertegun. Ia baru hendak menjawab bahwa kabarnya baik dan ingin bertanya-tanya lebih lanjut tentang Nicolae, tetapi pemuda itu dengan sopan telah mengundurkan diri.     

Nicolae sadar karena ia dulu cukup lama tinggal di Singapura, dan saat itu ia sangat terkenal, tentu akan ada saja orang yang mengenalinya di tempat umum seperti ini. Karena itulah ia jarang berkunjung ke Singapura, ia tidak mau terlalu sering dikenali.     

Kunjungannya kali ini bisa dibilang penting, karena ia hendak bertemu dan menjemput kedua anaknya  yang sudah beberapa bulan tinggal bersama orang tua kandungnya. Ia dan Alaric sudah sepakat bahwa Nicolae akan kembali bersama Altair dan Vega setelah adik mereka lahir untuk mengurangi kerepotan orang tua mereka selama mengurusi bayi baru.     

Selain itu ia juga sangat merindukan saudaranya. Setelah mengetahui bahwa Alaric Rhionen adalah adik kembarnya, hubungan batin antara Nicolae dan Alaric menjadi begitu kuat sehingga mereka menjadi sangat dekat. Satu-satunya penghambat di antara mereka untuk sering bersama adalah kenyataan bahwa Aleksis, gadis yang dicintai Nicolae selama sepuluh tahun dan hampir dinikahinya ternyata adalah istri Alaric.     

Selama sembilan bulan terakhir mereka masih harus berusaha menjaga perasaan masing-masing dan Nicolae masih belum bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa kepada Aleksis. Namun demikian, ia masih berusaha.     

Lauriel dan Nicolae naik mobil otomatis yang diperintahkan menjemput mereka dan tiba di mansion keluarga Linden saat matahari hampir terbenam. Suara dua orang anak bermain terdengar menyambut kedatangan Lauriel dan Nicolae saat pintu gerbang terbuka dan mobil yang membawa mereka masuk ke dalam.     

"Heii.. selamat datang," Aleksis yang sedang berbaring di kursi malas sambil mendengarkan musik buru-buru keluar ketika mendengar suara Luna mengumumkan kedatangan kedua tamu mereka. Alaric yang sedang membaca beberapa laporan yang dikirim Takeshi juga meninggalkan pekerjaannya dan bergegas menyambut ayah dan kakaknya.     

"Hallo," Lauriel memeluk Aleksis dan hampir menggendongnya ke udara, namun membatalkan niatnya karena melihat perut Aleksis yang sudah sangat besar tentu tidak nyaman untuk diangkat. "Paman sangat merindukanmu."     

"Aku juga sangat merindukan Paman," balas Aleksis sambil mencium kedua pipi Lauriel.     

Alaric memeluk Nicolae dan menepuk punggungnya. "Bagaimana perjalanannya?"     

"Semuanya baik. Aku bertemu ayah di Roma dan memutuskan ke sini bersama-sama." Nicolae melepaskan Alaric dan kemudian beralih pada Aleksis dan mencium pipinya. "Kau semakin cantik. Apakah adikku memberimu makan dengan baik?"     

Aleksis tertawa dan mengangguk. "Baik sekali. Dia bahkan mulai belajar memasak. Sekarang dia sudah tahu cara memakai pisau selain untuk berkelahi..."     

Lauriel dan Alaric saling pandang dan terbatuk-batuk. Mereka berdua memang sangat mirip, sama-sama tidak bisa memasak dan selama ini hanya tahu menggunakan pisau sebagai senjata, bukan untuk memotong sayuran. Nicolae justru mirip dengan Caspar, ayah Aleksis, yang sama-sama dokter dan suka memasak.     

"Aku ingin mencicipi masakannya kalau begitu," kata Nicolae sambil tertawa.     

"Aish... istriku terlalu memuji. Aku hanya bisa membuat salad dan hidangan paling sederhana. Aku tidak berbakat sepertimu," komentar Alaric sambil mengangkat bahunya.     

Altair dan Vega yang sudah tiba di halaman segera melompat dan memeluk masing-masing Lauriel dan Nicolae. Mereka sangat senang bisa bertemu kembali dengan ayah angkat dan kakek mereka setelah beberapa bulan berpisah.     

"Silakan masuk, Tuan dan Nyonya. Makan malam sudah terhidang." Terdengar suara Luna menyapa mereka dengan sopan.     

"Ah, iya... itu asistenku. Kalian datang tepat waktu. Kita makan dulu dan ngobrol nanti." Kata Alaric. "Kalau terlambat makan ada perempuan yang akan berubah menjadi goblin pemarah."     

"Eh... aku tidak begitu ya!" protes Aleksis sambil memukul bahu suaminya. Alaric hanya tertawa dan mencium istrinya tanpa menjawab.     

Mereka berjalan bergandengan masuk ke dalam mansion menuju ruang makan yang menghadap taman bonsai di belakang.     

"Ayah dan Ibuku sudah dekat Singapura. Mereka sedang berlibur di Pulau F. Katanya akhir pekan ini mereka akan ke sini. Adikku London dan Rune akan tiba besok. Terry juga akan menyusul minggu depan." Aleksis memberi kabar tentang semua orang. "Aku senang sekali kita semua bisa berkumpul."     

Aleksis bahagia karena sebentar lagi, selain seisi keluarga yang disayanginya akan dapat berkumpul, ia dan Alaric juga akan dapat bertemu anak mereka  yang baru. Dokter sudah memperkirakan kelahirannya akan terjadi dalam waktu beberapa hari ke depan. Semua orang sudah tidak sabar menanti kehadiran cucu terbaru keluarga Schneider dan Medici.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.