The Alchemists: Cinta Abadi

Hukuman untuk Elien Mikhailova



Hukuman untuk Elien Mikhailova

Pertunjukan kasih sayang di muka umum yang dilakukan Alaric kepada istrinya mengikuti momen ketika Alaric membagikan kehangatan keluarganya kepada para tamu membuat banyak orang yang hadir meneteskan air mata haru. Sungguh, sangat besar dampak dari Virconnect dalam kehidupan umat manusia sejak pertama kali diluncurkan empat tahun lalu.     

Revolusi komunikasi yang diciptakan Virconnect sering disamakan seperti ketika Alexander Graham Bell pertama kali mematenkan telepon pada tahun 1876, yang menjadi cikal-bakal terhubungnya manusia di seluruh dunia tanpa terikat jarak. Telepon merevolusi kehidupan manusia ketika kehadirannya mampu membuat manusia yang berada di belahan bumi berbeda dapat saling berbicara lewat sambungan kawat telepon.     

Kemudian, internet membuat manusia menjadi semakin terhubung dengan tingkat yang lebih canggih dan memungkinkan terjadinya panggilan video jarak jauh sehingga memberi manusia kesempatan untuk menjadi semakin dekat dengan satu sama lain lewat suara dan gambar.     

Terakhir, Virconnect 3D membuat manusia dapat berbagi video tiga dimensi dengan satu sama lain, seolah-olah mereka berada di tempat yang sama, dan produk ini kemudian disempurnakan dengan Virconnect 4D yang sungguh memangkas jarak yang ada hingga menjadi nol.     

Dengan Virconnect 4D, siapa pun orangnya, di mana pun ia berada, selama ada sambungan internet dan perangkat Virconnect bersamanya, akan dapat ditemui dan berbagi hidup bersama secara 4 dimensi, seolah mereka ada di tempat yang sama, merasakan suhu yang sama, hembusan angin yang sama, dan suara yang sangat nyata seolah-olah semua indra mereka merasakan keberadaan di tempat yang dituju.     

Setelah penemuan obat kanker, Virconnect menjadi produk paling penting di abad 21 yang mengubah kehidupan manusia, dan menjadikan Rhionen-Meier Industries serta pemiliknya sebagai korporasi dan orang paling berpengaruh di dunia saat ini.     

Sosok Elios Linden yang tertutup dan misterius, malam ini sedikit dibuka kepada khalayak dan mereka sangat kagum melihat bahwa di balik penampilannya yang acuh dan dingin, ada cinta dan kehangatan yang sangat besar untuk keluarganya yang tampak sangat ia cintai.     

Ketika Alaric menggandeng istrinya kembali ke meja mereka, sambungan akses Virconnect untuk umum kembali dinyalakan dan pemirsa di rumah sempat melihat sosok kedua orang itu meninggalkan panggung. Namun begitu, mereka tidak dapat melihat wajah mereka sehingga membuat ratusan juta orang menjadi sangat penasaran.     

Sayangnya mereka juga tak dapat melihat foto keduanya, karena para tamu yang hadir dilarang mengambil foto Alaric dan Aleksis serta membagikannya ke media mana pun. Dengan sistem pemblokirannya yang canggih, Splitz juga dapat segera menghapus gambar Alaric ataupun Aleksis yang diedarkan oleh tamu nakal.     

Alaric segera menjadi inspirasi banyak orang yang hadir dan yang menjadi trending di Splitz malam itu adalah Keluarga Linden yang sangat mengesankan. Malam itu di mana-mana beredar berita tentang keluarga Linden, Elios Linden dan istrinya yang cantik yang merupakan putri keluarga Schneider, serta anak kembar mereka, tersebar di berbagai media dengan isi berita yang sangat romantis dan mengesankan.     

Terry yang sedang membaca berita di rumahnya di New York sambil bersantai tampak tertegun melihat running text di komputernya tentang keluarga Linden yang romantis dan penuh inspirasi. Tanpa sadar ia tersenyum sendiri dan ikut berbahagia untuk adiknya.     

Nicolae yang tadi mengamati dari samping ruang keluarga di Kastil Medici bagaimana Alaric duduk di sofa dengan Aleksis bersandar di dadanya, lalu membacakan satu bab dari buku dongeng untuk anak-anaknya, hanya bisa berdiri terpaku di tempatnya.     

Ia tahu adiknya sangat menyayangi Aleksis dan kedua anak mereka dan ia hanya bisa menarik napas panjang sambil memegang dadanya yang terasa sesak, karena ia tahu persis apa yang dirasakan Alaric saat itu.     

Ia pun sangat mencintai Aleksis dan kedua anak itu, seperti anak kandungnya sendiri...     

Setelah sambungan Virconnect diputus ia segera masuk ke dalam ruang duduk dan menyapa kedua keponakannya dengan hangat.     

"Nah, Ayah sudah membacakan kalian dongeng, sudah saatnya tidur ya..." Ia menggendong Vega yang menggelayut manja di lengan kanannya dan menggandeng Altair yang mulai menguap lebar. "Papa Nic tidak membacakan dongeng lagi karena tadi ayah kalian sudah melakukannya."     

"Tapi Papa Nic tetap harus menemani kami sampai tidur baru keluar kamar." rajuk Vega.     

"Tentu saja, Tuan Putri," jawab Nicolae tegas sambil mengacak rambut anak perempuan itu dan kemudian mencium keningnya.     

***     

Malam itu, acara perayaan ulang tahun Virconnect yang keempat ditutup dengan sangat meriah dan para tamu pulang dengan kesan yang mendalam. Alaric telah menerima laporan yang dimintanya dari Mischa dan ia mengambil keputusan untuk menyelesaikannya malam itu juga.     

Ia ingin menunjukkan kepada London dan Rune, kedua adik iparnya itu, bagaimana menangani masalah serupa, karena bagaimanapun mereka berdua adalah lelaki yang sangat kaya dan ke depannya akan sangat berpengaruh, sehingga tipuan dan jebakan seperti itu tentu akan menjadi hal yang harus mereka waspadai.     

"Pavel kau bisa menyuruh Sande pulang sendiri? Aku masih membutuhkanmu untuk membereskan sesuatu malam ini," kata Alaric setelah acara selesai dan para tamu mulai meninggalkan ballroom.     

Ia menunjuk ke arah Elien yang duduk meringkuk ketakutan di bangkunya. Para artis lainnya sudah meninggalkan tempat tersebut tetapi dua pria menakutkan yang dari tadi menjaganya sama sekali tidak mengizinkannya beranjak.     

"Aku mau menghukum orang yang bertanggung jawab atas peristiwa malam ini," katanya dingin.     

Pavel tampak keheranan, tetapi ia tidak membantah. Ia mengatakan sesuatu kepada Sande lalu mencium pipinya dan melepas istrinya pergi. Ia lalu menyuruh kedua direktur yang tadi duduk di meja mereka untuk pulang dan tidak usah mengurusi apa yang akan dilakukan Alaric pada Elien.     

"Kau naik ke penthouse saja dulu, Sayang. Aku mau membereskan sesuatu di sini sebentar." Alaric meremas tangan Aleksis dan membantunya berdiri. Ia tak ingin Aleksis melihat apa yang akan ia lakukan untuk membereskan masalah yang ia maksud tadi.     

"Uhm... apakah..." Aleksis terdiam. Ia sekarang bisa menduga bahwa Elien Mikhailova pasti terlibat dalam insiden yang membuat Alaric meminum obat perangsang tadi sore dan ia tahu Alaric akan membuat gadis itu membayar perbuatannya.     

Ia mengerling kepada gadis cantik yang tampak menyedihkan itu dan menghela napas panjang. Aleksis tidak ingin mencampuri urusan Alaric di depan orang lain karena ia kuatir orang-orang akan menganggap suaminya kehilangan pamor di depan istrinya, tetapi ia juga berharap Alaric tidak akan membunuh orang lagi, seperti yang dulu dilakukannya ketika Aleksis hampir diculik oleh gerombolan mafia Sungai Hitam di Singapura.     

Waktu itu, dengan tanpa ampun ia memerintahkan para assassinnya untuk membasmi gerombolan itu sampai tidak tersisa seorang pun dan peristiwa itu membuat Rosemary Lin menyimpan dendam semakin besar kepada Aleksis dan bermaksud membunuhnya di kampus... yang kemudian mengakibatkan terjadinya kecelakaan pada Aleksis sehingga akhirnya ia dan Alaric terpisah selama sepuluh tahun.     

Kekerasan hanya akan diikuti kekerasan dan melahirkan dendam baru, pikirnya sedih. Aleksis tidak ingin Alaric bertambah musuh yang dapat mengancam kehidupan mereka ke depan, apalagi kini mereka telah memiliki dua orang anak yang sangat membutuhkan kehadirannya.     

Akhirnya gadis itu hanya bisa mengangguk dan mencium pipi Alaric dengan lembut untuk meminta diri. Di saat bibirnya menyentuh pipi suaminya, ia menyempatkan berbisik, memohon agar Alaric tidak membunuh Elien. "Sayang, tolong jangan membunuh orang lagi... Aku tunggu kau di penthouse."     

Ia lalu mengangguk kepada Pavel dan kedua adiknya kemudian melangkah keluar venue. Tiga orang pengawal bertubuh kekar dengan sigap menyambutnya dan mengawalnya naik ke penthouse.     

Alaric memberi tanda dan kedua staf yang menjaga Elien segera membawa gadis itu ke depan Alaric yang sedang duduk santai di kursinya. London dan Rune hanya berdiri terpaku melihat adegan yang berlangsung di depan mereka. Pavel yang sudah sangat mengenal bosnya langsung mengerti bahwa Alaric sudah tahu apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas semua kejadian memalukan sore tadi.     

"Pavel, coba ceritakan kepada kedua adik iparku ini, apa yang terjadi tadi dan bagaimana kau menemukan perempuan ini di Presidential Suite," kata Alaric yang duduk menyilangkan kakinya, tampak santai namun begitu mengintimidasi.     

Ia sengaja tidak membawa London dan Rune ke presidential suite karena ia tak ingin mereka melihat langsung tempat yang hampir saja menjadi saksi terjadinya perbuatan bejat perempuan yang sengaja menjebaknya itu. Lebih baik jika mereka mendengar saja dari Pavel apa yang terjadi.     

"Uhm... Elien hilang selama berjam-jam dan ketika kami melacak ponselnya, kami menemukan ia dikurung di presidential suite, dalam keadaan telanjang dan diikat di tempat tidur, siap menjadi umpan untuk menjebak Anda yang tadi sore diberi obat perangsang... Tadi ia tampak sangat histeris dan ketakutan, sehingga kami mengira ia adalah korban," kata Pavel.     

"Kami menemukan berbagai peralatan merekam video di suite itu, siap untuk merekam bila sampai Anda datang kesana dan berhubungan seksual dengannya untuk mencemarkan nama baik Anda." Ia melanjutkan.     

London dan Rune saling pandang dengan wajah jengah saat mendengar penjelasan Pavel. Mereka kemudian teringat ayah mereka sendiri, yang juga merupakan seorang pria yang sangat kaya dan berkuasa, lalu Terry kakak sulung mereka... apakah mereka juga pernah mengalami jebakan-jebakan seperti itu? Ahh.. menakutkan sekali!     

"Aku salah karena tadi sore aku lengah sehingga dia bisa memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku. Kau tahu aku sangat berhati-hati dan tidak menerima minuman dari orang yang tak kukenal. Rupanya rubah betina ini memanfaatkan hubungan kerja kami untuk diam-diam memberiku obat perangsang..." kata Alaric sambil mendelik kepada Elien yang dipaksa bersimpuh di lantai di depannya.     

Gadis itu menggeleng-geleng sambil menangis.     

"I... itu tidak benar, Tuan. Aku tidak akan berani...." rengeknya dengan suara memelas. "Aku dijebak... Aku tidak tahu minuman itu ada obatnya..."     

"Sekretaris yang kau suap untuk membocorkan jadwalku sudah mengakui semuanya," Alaric mengambil gelas wine dari meja dan menyesapnya dengan sikap tidak peduli. "Petugas check in membenarkan bahwa asistenmu yang menyewa Presidential Suite dan masuk duluan sebelum kau tiba, dugaannku... ia memasang semua kamera perekam itu."     

"Tidak... ti.. tidak, Tuan... Anda salah informasi... bukan aku... Aku hanya korban." Tangis Elien terdengar semakin pedih. "Kalau Tuan tidak percaya, coba tanyakan kepada petugas hotel... Ada orang-orang jahat yang masuk ke suite kemudian dan menangkap aku..."     

Ia tahu sudah tidak mungkin mengharapkan belas kasihan dari siapa pun, akhirnya tanpa tahu malu Elien berlutut dan mencium sepatu Alaric.     

"Kumohon... Tuan, aku mengaku salah.. Aku jatuh cinta kepada Anda dan sangat ingin bersama dengan Anda, tetapi aku tidak mungkin melakukan perbuatan sehina itu... Aku menyewa Presidential Suite di sini karena aku ingin... aku ingin menggoda Anda sekali lagi.. Tetapi aku tidak mengira, ada orang jahat yang memanfaatkan perasaanku kepada Anda...     

Mereka menjebakku dengan mengatakan Anda sedang sakit dan menuju ke suite, maka aku bersiap-siap menanti kedatangan Anda... aku bodoh, aku sungguh-sungguh mengira Anda akan datang karena kemauan sendiri... Tetapi ketika mereka datang dan memukuliku lalu mengikatku di tempat tidur... aku tahu bahwa Anda sedang dijebak...     

Aku merasa sangat terpukul... karena aku tidak mau Anda masuk ke dalam jebakan mereka... Aku akan bunuh diri kalau sampai aku menjadi penyebab nama baik Anda tercemar..."     

Elien tak henti-hentinya memohon dengan air mata berurai hingga Pavel yang sudah lama keluar dari dunia assassin, dan hatinya mulai melunak, menjadi tidak tega melihatnya. Namun hati Alaric masih sedingin es dan dengan acuh ia menyepakkan wajah Elien yang berusaha mencium sepatunya, hingga gadis itu terjengkang ke belakang dan menjerit kesakitan.     

"Mungkin kalau kau bermain sandiwara dengan lebih meyakinkan, aku bisa percaya kepadamu. Sayangnya permainanmu tanggung," katanya dengan suara tajam menusuk, "Kalau misalnya kau sekalian membiarkan dirimu dipukuli oleh 'para penjahat' itu hingga hampir mati... sandiwaramu akan menarik lebih banyak simpati. Tetapi kau lebih menyayangi wajah dan tubuhmu dan hanya bersedia diikat.."     

Elien memegangi kepalanya yang sakit dan ekspresinya kini dipenuhi teror. Ia sudah menyadari bahwa mustahil ia dapat membohongi Alaric...     

"A... aku.. bukan aku... Tuan harus percaya kepadaku..." Ia masih berusaha membela diri, tetapi suaranya kini sudah sangat lemah dan tidak meyakinkan.     

"Mafia Rusia yang membayarmu untuk menjebakku akan menerima ganjarannya... Mereka tidak tahu dengan siapa mereka berurusan kali ini," kata Alaric lagi dengan tenang. Penampilannya sudah kembali terlihat damai dan teduh seperti dulu. Ia ingat Aleksis tidak mau ia membunuh orang lagi, maka ia pun mengatur emosinya agar tidak terus dikuasai kemarahan. "Aku sebenarnya merasa tersinggung. Nilaiku rupanya bagimu hanya sebesar 30 juta dolar... sebesar nilai hutang judimu kepada mereka. Seharusnya kau meminta lebih."     

London dan Rune masih memperhatikan semua yang terjadi dengan hati berdebar-debar. Mereka mengerti kenapa Aleksis diminta untuk pergi duluan, karena Alaric tak ingin istrinya menyaksikan situasi yang demikian intens ini, apalagi sepertinya Alaric masih belum selesai.     

"Pavel, kau punya spidol waterproof?" tanya Alaric kemudian. Ia meletakkan gelas wine-nya yang sudah kosong.     

Pavel mengangguk dan memerintahkan seorang stafnya mengambil spidol yang diminta. Alaric menerima spidol itu lalu berjalan menghampiri Elien. Dengan gerakan cepat ia membuat garis di kedua pergelangan tangan dan kaki gadis itu lalu melemparkan spidolnya jauh-jauh.     

"Aku tidak akan membunuhmu, tetapi aku akan pastikan para mafia yang menyewamu tahu bahwa kau sudah membongkar semua rahasia mereka kepadaku, biar mereka saja yang menghukummu." ia mengebaskan jasnya lalu berjalan pergi, "Mereka akan tahu di mana mereka harus mematahkan kaki dan tanganmu."     

Alaric menepuk pundak London dan Rune, memberi tanda agar mereka mengikutinya keluar dari ballroom, sementara Elien yang baru menyadari apa maksud dari empat garis spidol tadi segera menjerit ngeri. Ia berusaha mengejar Alaric tetapi kedua pengawal yang menahannya memegangi gadis itu yang hanya dapat meraung histeris.     

Setelah Alaric keluar, mereka lalu melepaskannya. Dengan tersaruk-saruk Elien segera berlari pergi. Elien harus segera menyembunyikan diri agar tidak menjadi incaran para mafia Rusia yang akan segera mengejarnya begitu mereka diburu oleh para pembunuh yang dikirim Mischa. Para mafia itu akan mengira Elien-lah yang membongkar rahasia kejahatan mereka sehingga mereka akan mencarinya untuk membalas dendam.     

Alaric menepati janjinya kepada Aleksis. Ia tidak membunuh Elien. Ia akan membiarkan para mafia Rusia itu yang menghukum gadis itu untuknya.     

Dalam perjalanan kembali ke penthouse ia mendecak kasihan. Para mafia Rusia itu sama sekali tidak tahu Elios Linden adalah mantan pimpinan Rhionen Asassins.     

Walaupun ia telah membubarkan kelompoknya, ia masih dapat dengan mudah mengirim para pembunuh terbaik dunia untuk membasmi mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.