The Alchemists: Cinta Abadi

Kehebohan di kantor



Kehebohan di kantor

0"Jadi bagaimana?" tanya Alaric setiap pagi saat mereka sarapan, dan setiap kali pula Aleksis akan menjawab dengan gelengan kepala, diikuti dengan desahan kecewa suaminya. "Kenapa kau tidak mau juga memeriksanya?"     

"Astaga kau ini... baru dua minggu," kata Aleksis setelah hari ketiga.     

Alaric merengut, sehingga Aleksis tidak tahan melihat ekspresinya dan tertawa terbahak-bahak.     

"Sudah hampir 3 minggu ya," kata Alaric dengan nada protes. "Kita bertemu kembali di tanggal 2 Oktober saat ulang tahunmu, dan malam itu kita langsung bercinta sampai pagi, apa kau tidak ingat? Dulu juga kau langsung hamil Altair dan Vega di percobaan pertama."     

Aleksis menekap bibirnya sambil menahan tawa, "Kau tahu dari mana itu percobaan pertama? Selama hampir seminggu kita kan begitu terus setiap hari..."     

"Pokoknya aku tahu..." jawab Alaric tidak mau kalah.     

Aleksis memutar matanya dan tersenyum simpul. Sesungguhnya ia tahu Alaric benar. Di saat mereka memadu kasih pertama kali, ia memang diam-diam berharap dirinya dan Alaric dapat memiliki keturunan bersama.     

Itu sebabnya ia sama sekali tidak mencegah Alaric mengeluarkan benihnya di dalam rahimnya. Dalam hati ia merasa hal itu akan membantunya memaksa keluarganya untuk menerima pria pujaannya.     

Dan kini, sepuluh tahun kemudian, semua impiannya telah terwujud. Mereka telah kembali bersatu sebagai suami istri dengan restu kedua keluarganya, dan memiliki dua anak yang sangat mereka sayangi.     

Mulai dari sekarang, kehidupan mereka bersama hanya akan diisi kebahagiaan dan cinta kasih.     

"Sayang, saat terbaik untuk mengetahui kehamilan adalah seminggu setelah aku seharusnya mendapatkan menstruasi, biar hasilnya akurat," kata Aleksis. "Aku tidak suka memeriksa setiap hari seperti orang bodoh. Lebih baik menunggu."     

"Jadi apakah kau sudah melewatkan menstruasimu?" tanya Alaric dengan nada menyelidik.     

Aleksis mengangguk, "Iya, tapi baru beberapa hari. Aku mau menunggu sampai seminggu."     

Alaric hanya bisa menghela napas. Walaupun ia sangat ingin mengetahui secepatnya apakah ia akan segera menjadi ayah lagi, ia tak dapat memaksa istrinya untuk memeriksa kehamilannya.     

"Baiklah... aku akan belajar bersabar," kata Alaric akhirnya. Ia menyelesaikan sarapannya dan kemudian bersiap untuk berangkat ke kantor. "Aku sudah hampir tiga minggu meninggalkan pekerjaanku, sudah saatnya kembali ke kantor dan mengurusi macam-macam. Nanti malam ada acara besar untuk merayakan ulang tahun Virconnect yang keempat."     

"Ah... pasti menyenangkan. Acaranya digelar di ballroom Hotel St. Laurent kan?" tanya Aleksis sambil ikut berdiri. Dua orang pelayan robot segera membereskan meja makan mereka. "Apa tidak lebih baik aku menunggumu di sana saja? Kalau aku ikut ke kantormu, aku takut mengganggu pekerjaanmu."     

"Kau tidak pernah menggangguku," kata Alaric. "Ayolah... kau bisa menemaniku di kantor sepanjang pagi, nanti kau boleh ke St. Laurent sesudah kita makan siang. Aku akan mengikuti banyak rapat di kantor dari siang."     

Akhirnya Aleksis mengalah. Ia mengenakan pakaian kasual, gaun musim panas, yang terlihat cantik sekali membalut tubuhnya yang indah dan wajah tanpa riasan sama sekali. Alaric selalu kagum melihat Aleksis yang memiliki daya tahan sangat tinggi terhadap dingin dan tidak merasa perlu mengenakan mantel musim gugur walaupun suhu di luar sudah turun hingga belasan derajat saja.     

Mereka berjalan bergandengan menuju mobil dan berangkat bersama dengan dua pengawal android yang menjaga keselamatan mereka.     

Di RMI Tower, kehadiran keduanya segera mengundang kehebohan. Alaric tidak pernah datang bersama seorang wanita ke kantor, kecuali dulu beberapa kali dengan sepupunya, Sophia, yang kini telah mengundurkan diri.     

Yang lebih mengejutkan adalah, Alaric dengan santai berjalan tanpa pernah melepaskan genggamannya pada tangan wanita itu, dan gerak-gerik mereka terlihat mesra sekali.     

Mereka pasti memiliki hubungan khusus, demikian orang-orang mengambil kesimpuan.     

Walaupun semua pegawainya tidak ada yang berani menatap mereka berlama-lama ataupun bertanya tentang Aleksis, tetapi kabar tentang keduanya segera menyebar ke seisi gedung bagaikan kebakaran hutan.     

Aleksis menyamankan dirinya di ruangan Alaric dengan duduk santai membaca buku, dan sebelum makan siang mengecek kabar anak-anaknya di Grosseto dengan menggunakan Virconnect, sementara Alaric mengurusi macam-macam hal yang memerlukan perhatiannya.     

Mereka kemudian makan siang bersama dengan mesra di dalam ruangannya dan barulah kemudian ia memerintahkan seorang staf kepercayaannya mengantar Aleksis ke Hotel St. Laurent.     

"Aku juga mengundang Rune dan London ke acara nanti malam. Seharusnya mereka sudah tiba siang ini. Kau bisa bertemu dan mengobrol dengan mereka," katanya sebelum melepas Aleksis pergi.     

"Ah, senang sekali! Aku akan menghubungi mereka." Aleksis mencium Alaric lalu meninggalkan ruangannya, "Aku pergi dulu. Sampai jumpa nanti malam."     

Aleksis keluar dari ruangan Alaric dan menuruni lift ke lantai bawah, mengikuti staf yang ditugaskan untuk mengantarnya. Begitu pintu lift terbuka, ia hampir bersinggungan dengan seorang gadis cantik yang terburu-buru hendak masuk ke dalam lift tanpa menunggu orang keluar terlebih dahulu.     

"Heiii! Kalau punya mata dipakai, dong!" bentak gadis itu kepada Aleksis. Ia tampak sedang kesal dan terburu-buru dan melihat Aleksis yang dianggapnya lambat keluar dari lift ia menjadi meluapkan kekesalannya kepada gadis itu.     

"Hmm... seharusnya tunggu orang keluar dulu, baru masuk lift," kata Aleksis sambil geleng-geleng kepala. "Kenapa kau sangat tidak sabar?"     

Gadis itu menyipitkan matanya menatap Aleksis dengan tajam. "Kau tidak tahu siapa aku?"     

Aleksis menoleh kepada staf di belakangnya, "Kau tahu siapa dia?"     

Staf itu buru-buru membungkuk dan berbisik. "Itu Elien Mikhailova, ambassador untuk produk Virconnect kita sejak tiga tahun yang lalu, Nyonya."     

"Oh..." Aleksis menatap Elien dan merasa keheranan mengapa Splitz mau diwakili oleh seorang perempuan yang terlihat begini angkuh.     

"Kau sudah tahu siapa aku? Sekarang minggir," kata Elien dengan nada dingin.     

Aleksis hanya tersenyum simpul dan menggeleng-geleng. Tanpa mempedulikan Elien ia melanjutkan berjalan keluar. Baginya Elien hanyalah satu dari begitu banyak wanita yang selalu memperlakukannya seperti musuh sedari dulu.     

Aleksis tahu ia takkan pernah bisa berteman dengan perempuan picik yang menganggapnya sebagai musuh, dan ia sudah menyerah, tidak berniat mencari teman dan berbaik-baik lagi kepada orang seperti mereka.     

Elien sedang sangat kesal dan kuatir. Ia telah mendengar kabar dari informannya di RMI bahwa hari ini Elios Linden membawa seorang wanita ke kantor dan ia menjadi sangat resah.     

Selama empat tahun ini, dirinyalah yang selalu didesas-desuskan menjadi calon nyonya Linden karena Eli tidak pernah memiliki kekasih, sementara dirinya sangat sering hadir di berbagai acara yang melibatkan RMI dan Splitz, karena Virconnect telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini.     

Sebagai ambassador Virconnect, Elien telah menjadi sangat terkenal dan selalu dikait-kaitkan dengan pemilik RMI Group tersebut. Kini Elien merasa kedudukannya terancam karena tiba-tiba saja ada seorang perempuan asing yang tidak terkenal, masuk ke dalam kehidupan Eli.     

Ia harus tahu apa yang terjadi dan siapa wanita itu sebenarnya. Kalau bisa ia akan menyingkirkannya, seperti ia menyingkirkan banyak model dan selebriti yang berusaha mendekati Elios Linden selama ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.