The Alchemists: Cinta Abadi

Pesta Kebun di Kastil Medici (2)



Pesta Kebun di Kastil Medici (2)

0Kit akhirnya tidak tahan lagi dan memaksa ayah dan ibunya untuk menghampiri Ned dan Portia yang tampak sedang berbincang-bincang dengan keluarga tuan rumah.     

"Selamat sore, Paman Ned dan Bibi Portia," Kit membungkuk ala putri bangsawan di depan Ned dan Portia, wajahnya tersenyum manis sekali. "Apakah kabar Paman dan Bibi baik-baik saja?"     

Ned mengangguk ke arah Lex dan istrinya. Portia juga tersenyum dan memeluk Kit. "Kami baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?"     

"Kami juga baik." Kit lalu memandang ke sekelilingnya pura-pura baru memperhatikan situasi, "Hmm.. apakah Eli sudah datang, Bibi? Kami belum melihatnya sedari tadi?"     

Portia mengangkat kedua alisnya dan hampir saja mengomel tentang Alaric di depan keluarga Blue, tetapi ia menahan diri. "Dia sudah datang kok, sebentar lagi juga keluar."     

"Ohh... aku tidak sabar ingin bertemu dengannya!" seru Kit dengan antusias.     

Suara gadis itu menarik perhatian Lauriel dan Finland. Mereka menyadari bahwa Kit sepertinya menaruh perasaan kepada Alaric dan tidak mengetahui bahwa pemuda itu akan meresmikan pernikahannya sore ini.     

"Aku ingat kau," komentar Lauriel, "Kau juga datang ke acara pesta di tempat ini empat tahun lalu, bukan? Saat itu aku mengumumkan anakku, Nicolae."     

Kit menoleh ke arah Lauriel dan mengangguk. "Benar, Paman. Bagaimana kabarnya Nicolae? Aku bertemu dengannya beberapa tahun lalu di bandara Islandia bersama... siapa itu, yang punya anak kembar..."     

"Oh, maksudmu Aleksis?" tanya Lauriel.     

Wajah Kit seketika tampak merengut. Ia benar-benar tidak suka mengingat gadis rendahan yang merebut Nicolae darinya itu.     

"Oh, namanya Aleksis ya? Maaf, aku tidak biasa mengingat-ingat nama pelayan," kata Kit dengan nada menyesal. "Ya, mungkin itu orangnya."     

"Pelayan?" Finland mengerutkan keningnya dan menatap wajah Kit Blue dengan sorot mata tidak suka. "Kau bilang Aleksis pelayan?"     

Nada suaranya terdengar sangat dingin dan membuat Kit menjadi terguncang. Ia buru-buru meminta maaf, karena tidak ingin menyinggung tuan rumah. "Ahh... maafkan aku nyonya Schneider. Aku hanya mengambil kesimpulan. Waktu itu dia memang melayani tamu-tamu dan mengatur para pelayan."     

"Tentu saja dia melayani tamu-tamu, karena dia nona rumah," omel Finland. Ia sangat sebal mendengar anak perempuannya dihina oleh Kit secara halus. "Dia bukan anak manja yang bisanya hanya menyuruh-nyuruh."     

Portia menepuk bahu Finland dan menenangkannya, "Sudahlah... anak itu masih bodoh, maafkan ketidaktahuannya. Mari kita sambut Aleksis, itu mereka sudah tiba."     

Ia menunjuk ke arah pintu depan kastil dan mereka bisa melihat beberapa pelayan memberi tanda bahwa pasangan pengantin sudah siap keluar. Caspar dan Lauriel saling pandang dan tersenyum lebar.     

"Mereka memang pasangan aneh, seharusnya Alaric menunggu pengantinnya di depan, biar pengantin wanita datang bersama ayahnya." komentar Lauriel.     

"Aku malah pikir mereka tidak akan keluar," balas Caspar sambil tertawa. "Baiklah. Kalau begitu acara sudah bisa dimulai."     

Ia memberi tanda dan Aldebar yang sedang berada di atas panggung kecil di tengah taman segera mengangguk. Ia memerintahkan para musisi untuk bersiap-siap dan mulai memainkan musik pernikahan yang membuat perhatian para tamu kembali terarah pada acara pernikahan.     

"Selamat sore hadirin sekalian, kami dari keluarga Schneider dan Medici sangat senang kalian telah berkenan hadir untuk menyaksikan pengumuman pernikahan anak-anak kami." Aldebar tampak sangat senang melihat sebagian besar tamu menikmati minuman pesta buatannya. "Sebenarnya anak-anak kami ini telah lama menikah, sehingga acara hari ini hanyalah pesta untuk merayakan pernikahan mereka dan mengumumkannya..."     

Para tamu tampak sangat tertarik mendengar pengumuman Aldebar.     

Pasangan pengantin ini telah menikah? Kenapa mereka tidak pernah mendengarnya sebelum ini? Mereka bahkan tidak tahu keluarga Medici dan Schneider mempunyai anak-anak lain.     

Caspar memberi tanda kepada Nicolae, Terry serta London dan Rune yang balas mengangguk kepadanya. Keempat pemuda itu segera bergerak untuk mengambil tempat para pendamping pria.     

"Kami siap-siap dulu," kata Terry sambil membungkuk sedikit kepada Shekina dan teman-temannya. Nicolae hanya melambai kepada mereka dan mengikuti Terry untuk berjalan ke depan panggung.     

Seharusnya jika Nicolae yang menikah, Terry, London dan Rune akan menjadi pendamping pengantin pria, namun karena kini situasinya berubah dan Alaric-lah yang akan menikah dengan Aleksis, maka dengan berbesar hati Nicolae kini ikut mengambil peran sebagai pendamping pengantin pria, adiknya sendri.     

Ketika melihat empat pemuda tampan itu berbaris rapi di depan panggung, mengambil tempat pendamping pria, dan musisi mulai memainkan lagu pernikahan, para tamu menjadi sadar bahwa acara pernikahan akan segera dimulai.     

Taman di kastil Medici yang luas dan sangat indah telah dipersiapkan untuk pernikahan. Di tengahnya ada panggung kecil dengan pergola indah berhiaskan ribuan mawar dan bunga-bunga lavender yang entah bagaimana masih berhasil ditemukan di awal musim gugur ini.     

Lalu ada puluhan musisi yang mengambil posisi setengah lingkaran di belakang pergola, dan kemudian ratusan kursi pesta yang diatur menjadi dua barisan kiri kanan dengan lorong cantik bertaburkan kelopak bunga. Lilin-lilin dan lentera menyebar di seluruh taman membuat suasana menjadi sangat romantis.     

Kara dan Jadeith datang bersama Altair dan Vega menghampiri Finland, dan bersama Ned dan Portia mereka lalu beranjak untuk duduk di kursi di depan altar pernikahan, di tempat keluarga mempelai.     

"Ayo kita duduk, acara utama akan segera dimulai." kata Portia kepada keluarga Blue yang masih keheranan. Dengan enggan dan penasaran Kit dan kedua orang tuanya mengikuti mereka duduk dan bersiap menghadapi acara pernikahan.     

Kit masih berusaha melihat ke sekelilingnya untuk mencari sosok Elios Linden. Dengan kecewa ia akhirnya menyerah dan duduk di samping ibunya dengan wajah cemberut.     

Caspar dan Lauriel lalu masuk ke dalam kastil dan menemui Alaric dan Aleksis yang sedang bersiap di balik pintu.     

"Alaric sudah bisa keluar sekarang, kau tunggu saja di depan sana bersama saudara-saudaramu," kata Caspar. "Nanti kami akan membawa Aleksis keluar."     

Alaric bertukar pandang dengan Aleksis dan kemudian mengangguk.     

"Hmm.. siapa dari kalian yang akan mengantarkan Aleksis?" tanyanya kemudian. Ia tahu Aleksis adalah anak kandung Caspar, tetapi ia juga merupakan anak angkat Lauriel. Ia ingin tahu siapa dari kedua ayah Aleksis yang akan mengantarnya ke pelaminan.     

"Tentu saja kami berdua, kami sudah membicarakan ini," jawab Lauriel. "Walaupun kau adalah anakku, kau harus tahu bahwa Aleksis tetap menjadi anak kesayanganku. Nicolae sudah tahu ini, tapi mungkin kau belum. Aku mau memperingatkanmu dari sekarang, kalau kau sampai membuat Aleksis menangis, aku sendiri yang akan membunuhmu."     

Alaric tercengang mendengar kata-kata ayahnya. Ia baru menyadari bahwa Lauriel jauh menyayangi Aleksis daripada anak-anak kandungnya.     

"Ayah tenang saja, kalau sampai aku membuat Aleksis menangis, aku juga akan membunuh diriku sendiri," jawabnya santai. Ia lalu mencium bibir Aleksis lalu berjalan ringan keluar dari pintu. Aleksis yang kaget hanya dapat menutup bibirnya dengan punggung tangannya. Ia malu sekali karena dicium tiba-tiba di depan kedua ayahnya.     

Caspar tampak sebal tetapi ia tak dapat berbuat apa-apa. Suka atau tidak suka, kenyataannya sekarang Alaric adalah menantunya dan Aleksis, anak kesayangannya, sangat mencintai pria itu. Ia hanya dapat mengelus dada dan berharap kehadiran Aleksis dalam hidup Alaric dapat mengubah banyak hal yang selama ini membuat Caspar merasa keberatan dari menantunya itu.     

Ia dan Lauriel menatap punggung Alaric yang berjalan tenang melalui lorong yang tercipta di antara dua baris kursi tamu, dengan mantap menuju panggung tempat prosesi pernikahan akan dilaksanakan.     

Mereka bisa mendengar seruan-seruan tertahan dari para tamu yang sudah melihat sosok Alaric berjalan mendekat. Kepala demi kepala tampak menoleh dan wajah semua tamu tampak sangat terkejut melihatnya.     

Bukankah... ini Elios Linden? Pewaris keluarga Linden, Lewis dan Baden, serta pemilik Rhionen-Meier Industries yang sangat terkenal itu? Mengapa ia yang berjalan di lorong ini?     

Sebagian orang ada yang mengira Alaric adalah tamu yang datang terlambat dan sedang menuju ke kursinya di bagian depan untuk duduk bersama Ned dan Portia.     

Tetapi kemudian mereka melihat lencana dan emblem keluarga Medici juga tersemat pada pakaiannya.     

Seketika suasana di pesta kebun yang tadinya mulai syahdu menjadi sangat heboh.     

Dengan penuh perhatian semua orang menatapnya berjalan dengan tenang ke depan dan berusaha mengira-ngira kemana ia akan menuju, apakah kursi di samping Ned... atau panggung tempat prosesi pernikahan.     

Secara serentak terdengar suara seruan kaget ketika para tamu melihat Alaric berjalan ke arah panggung dan kemudian menghampiri Nicolae. Saudaranya itu memeluknya dengan haru, diikuti oleh Terry, London dan Rune.     

Alaric lalu berdiri tegap di tempat pengantin pria, sama sekali tidak mempedulikan wajah-wajah para tamu yang dipenuhi pertanyaan, kekagetan, dan pada banyak wanita terdapat ekspresi kaget dan kecewa, karena mereka baru menyadari bahwa Elios Linden yang terkenal itu ternyata adalah pengantin pria yang mereka tunggu-tunggu sepanjang sore ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.