The Alchemists: Cinta Abadi

Pesta Kebun di Kastil Medici (1)



Pesta Kebun di Kastil Medici (1)

0"Aku tidak suka keramaian," keluh Alaric saat membasuh punggung Aleksis di bathtub pualam besar di dalam kamar mandinya. "Bisakah kita kabur saja?"     

Sebagai hukuman karena membuat mereka semakin terlambat, Alaric mengambil tanggung jawab untuk memandikan mereka berdua dan Aleksis segera menyesal memberinya hukuman seperti itu karena ternyata Alaric sengaja melambat-lambatkan pekerjaannya.     

"Astaga.... kau ini sengaja, ya?" tukas Aleksis ia berbalik dan menghadap Alaric yang kini tampak menatapnya dengan sepasang mata ungunya yang berkilauan seperti anak anjing. Untuk sesaat Aleksis menjadi terpana. Ia belum pernah melihat ekspresi Alaric seperti ini.     

Astaga... ternyata Alaric bisa menjadi sangat menggemaskan begini, pikirnya geli. Bukankah selama ini Alaric terkenal sangat dingin dan tidak pedulian? Tetapi dalam waktu yang demikian singkat Aleksis telah melihatnya tersenyum, tertawa, dan kini bahkan menggodanya dengan berpura-pura mengambek.     

Ia sangat menyukai Alaric yang baru.     

"Kita... sudah sangat terlambat, Sayang," bujuk Aleksis sambil meraba wajah Alaric yang terlihat agak cemberut. "Aku berjanji ini yang terakhir. Setelah pesta ini, kita bisa hidup menyepi dan tidak usah bertemu orang lain. Hanya ada kau dan aku dan anak-anak."     

Akhirnya Alaric mengalah dan sepuluh menit kemudian mereka sudah kembali ke kamar dan bersiap untuk menghadiri pesta pernikahan yang sudah disiapkan untuk mereka. Pakaian dan perlengkapan Alaric telah diantar ke kamar dan ia segera berpakaian.     

Ia tampak semakin tampan dengan pakaian pesta kasual yang dilengkapi berbagai tanda kehormatan dan emblem keluarga Linden, Lewis, dan Baden. Wajahnya tampak terharu ketika ia melihat Lauriel juga telah menaruh emblem dan lencana keluarga Medici di antara pakaiannya.     

Ah, ya... ia sebenarnya adalah pangeran dari keluarga Medici yang legendaris. Kini ia sudah menemukan keluarganya.     

Pasangan pengantin lelaki dan perempuan seharusnya tidak saling bertemu hingga hari pernikahan, tetapi keduanya menolak berpisah walaupun hanya sebentar, karena keduanya memang sudah menikah dan tidak merasa perlu mengikuti tradisi.     

Aleksis juga menolak bantuan para pelayan untuk membantunya berpakaian, sehingga ia mengenakan gaunnya dengan bantuan Alaric saja yang dengan senang hati mengancingkan gaunnya dan memasangkan sepatunya. Hampir pukul empat sore ketika keduanya akhirnya siap dan berjalan keluar kamar sambil bergandengan.     

"Nona besar sudah keluar," seorang pelayan melapor kepada Finland dan Caspar yang sedang menikmati wine bersama Lauriel, Ned dan Portia. Kelimanya sudah hampir tidak berharap anak-anak mereka akan keluar dan menghadiri pesta.     

"Astaga... akhirnya," komentar Portia geli. Ia memandang ke penjuru taman dan melihat tamu-tamu yang sedang makan dan minum sambil bercakap-cakap dengan gembira. "Aku pikir tamu-tamunya sudah sangat gelisah."     

Finland hanya menghela napas. "Untunglah ada minuman pesta Aldebar, banyak orang yang terhibur..."     

Minuman pesta Aldebar memang menjadi sangat populer di antara kaum Alchemist yang selama ini tidak pernah dapat merasakan bagaimana menjadi tua, dan selama satu jam terakhir banyak yang meminumnya dan bersenang-senang saling menunjukkan bagaimana penampilan mereka jika mereka terlihat bungkuk dan keriput, seperti manusia biasa.     

Nicolae dan Terry segera menjadi bintang pesta ketika keduanya tiba bersama-sama. Banyak orang yang mengenali Terry yang tampan sebagai presiden Schneider Group yang berkali-kali memenangkan penghargaan World's Most Eligible Bachelor. Semua gadis ingin menjadi kekasihnya karena Nicolae kini sudah menjadi milik orang.     

"Kenapa Nicolae malah datang bersama Terry ke pesta ini berdua saja?" banyak orang bertanya-tanya melihat kehadirannya. "Bukankah ia menikah hari ini? Kenapa tidak muncul bersama calon istrinya?"     

Sekelompok gadis cantik yang dari tadi memperhatikan keduanya, akhirnya memberanikan diri untuk mendatangi Terry dan Nicolae.     

"Selamat sore, Nicolae dan Terry... apa kabar?" tanya Alexandra mewakili teman-temannya. Gadis ini sangat cantik. Tubuhnya mungil, dan rambutnya panjang berwarna madu, sekilas membuatnya terlihat mirip Aleksis. Sepasang matanya yang juga mengidap heterochromia, paduan warna hijau dan abu-abu, membuat Nicolae seketika tertegun. Alexandra tersipu-sipu melihat Nicolae menatapnya dengan pandangan rumit.     

Terry segera menyikut sahabatnya dan berbisik, "Kau memberinya harapan, jangan menatap gadis lain seperti itu."     

"Ah... ya, memangnya kenapa?" balas Nicolae cuek. Ia tahu satu-satunya alasan ia memperhatikan gadis di depannya itu adalah karena ia mirip Aleksis, tetapi ia tidak merasa perlu untuk sengaja menghindari Alexandra hanya karena kemiripannya dengan gadis yang ia cintai. Ia mengangguk ke arah Alexandra dan tersenyum, "Selamat sore. Maaf kami belum mengenal nama kalian."     

Alexandra bertukar pandangan dengan teman-temannya. Mereka terkikik genit dan saling tersenyum manis, "Uhm... namaku Alexandra, dan ini sahabat-sahabatku, Shekina dan Lyana."     

Oh, bahkan namanya pun mirip, pikir Nicolae sambil menggeleng-geleng. Terry juga menyadari apa yang terjadi. Gadis ini, Alexandra akan mengira Nicolae menyukainya, padahal Nicolae hanya keheranan melihatnya agak mirip dengan Aleksis.     

Terry sama sekali tidak berminat dengan seorang gadis yang mirip adiknya, tetapi yang namanya Shekina itu sepertinya lumayan juga, pikirnya. Shekina terlihat sangat cantik dan tubuhnya tinggi semampai bagaikan supermodel. Secara fisik ia terlihat tepat seperti tipe gadis yang disukai Terry.     

"Hai, Shekina, senang bertemu denganmu," sapa Terry sambil memberi tanda kepada pelayan untuk membawakan minuman untuk mereka. Ia tidak repot-repot menyapa Lyana yang wajahnya berbintik-bintik, dan Alexandra yang dilihatnya tertarik kepada Nicolae.     

"Ahh, terima kasih..." Shekina tersenyum sambil menerima gelas wine dari tangan Terry yang mengambilkan minuman untuknya dari nampan pelayan.     

Kelimanya kini berdiri bersama di bawah beberapa pohon mawar yang tampak indah dipenuhi bunga dan menikmati minuman bersama, diiringi pandangan iri banyak gadis lain yang menyesal tidak menghampiri Terry dan Nicolae terlebih dulu.     

"Uhmm... ini benar pesta pernikahan, kan?" tanya Shekina setelah mereka cukup berbasa-basi. "Aku tidak mengerti, dari awal dimulainya pesta sepertinya tidak ada satu pun tuan rumah yang tampak menyiapkan pernikahan... bahkan tidak ada omongan tentang pernikahan sama sekali. Aku jadi bingung..."     

Terry hanya memandang Nicolae dan kemudian menjawab mewakili mereka berdua. "Uhm... sebenarnya kami juga tidak tahu apakah akan ada pesta pernikahan atau tidak. Pasangan pengantinnya menghilang."     

"Apa?" Ketiga gadis itu tampak sangat terkejut.     

"Sebentar, kalian dari keluarga Schneider dan Medici, kan?" tanya Lyana kebingungan, "Aku pikir tadinya kau yang akan menikah. Apakah keluarga Medici mempunyai anak lagi? Atau pengantin wanita melarikan diri sehingga pestanya dibatalkan?"     

Nicolae menggeleng, "Tidak, tidak dibatalkan. Kalian sabar saja. Terry hanya bercanda. Pengantinnya sedang bersiap-siap."     

"Oh..." Ketiga gadis itu tampak masih keheranan. Tadinya mereka memang mengira Nicolae-lah yang akan menikah, tetapi ia malah datang ke pesta seperti seorang tamu, dan itu berarti, entah pesta pernikahan dibatalkan, atau pernikahan ini sebenarnya bukan untuk Nicolae...     

Apakah itu berarti keluarga Medici mempunyai seorang anak lelaki yang lain?     

Siapa dia? Sungguh misterius.     

Baik pengantin wanita dan pengantin laki-laki sungguh membuat banyak orang menjadi semakin penasaran.     

Sementara itu Kit Blue yang duduk bersama ayah dan ibunya tampak sangat gelisah. Ia telah melihat Ned dan Portia di antara para tamu tetapi ia belum melihat kehadiran Elios Linden.     

Seharusnya ia datang bersama Ned dan Portia, kan? Apakah ia tidak diundang?     

Tapi itu tidak mungkin.     

Sudah lama Kit tidak bertemu Eli dan ia sangat berharap kali ini bisa kembali memperoleh kesempatan untuk bertemu dengannya. Mungkin setelah acara pernikahan ini, keluarganya dapat kembali mendesak Ned dan Portia untuk meresmikan pertunangannya dengan Eli. Kit sudah menunggu selama empat tahun dan kesabarannya sudah semakin menipis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.