The Alchemists: Cinta Abadi

Elios Linden yang mengesankan (1)



Elios Linden yang mengesankan (1)

0"Itu orang nomor satu di Forbes Most Influential Men tahun ini," bisik Terry kepada Nicolae saat mereka sudah tiba di lobi. "Aku tidak menyangka orangnya masih muda sekali!"     

"Hmm..." Nicolae hanya mengangguk. Ia tidak dapat melupakan wajah dan penampilan orang tadi. Entah kenapa ia merasa familiar dengannya tapi entah dari mana perasaan familiar itu datangnya ia tak tahu.     

"Kau perhatikan penampilannya?" tanya Terry lagi. Ia menggeleng-geleng dan mencoba mencari kata yang tepat, "Aku belum pernah melihat orang biasa yang terlihat seperti itu. Dia seperti orang Alchemist saja."     

Nicolae mengerutkan keningnya dan ikut memikirkan kata-kata Terry. Setelah beberapa lama ia akhirnya mengangguk setuju, "Sebenarnya aku pun berpikir begitu. Kenapa tidak kau tanyakan kepada Paman Caspar, siapa tahu ia mengenalnya."     

"Hmm.. kau benar." Terry memijat keningnya dan bergegas kembali ke dalam ballroom. "Aku harus tahu apakah dia memang seorang Alchemist atau bukan."     

Nicolae hanya tertawa melihat Terry misuh-misuh. Sahabatnya itu sangat kompetitif. Ia tadi sudah bertemu Presiden Malta, yang merupakan presiden termuda di dunia saat ini dan Terry hanya tertawa-tawa saat menyadari William sama sekali tidak tampan, Pangeran Niels dari Swedia juga sudah mengalami kebotakan dini, sehingga Terry sama sekali tidak merasa tersaingi.     

Namun kemunculan Elios Linden barusan benar-benar membuat Terry sebal dan ingin sekali mengalahkannya. Karena itulah sekarang Terry memutuskan untuk masuk kembali ke ballroom dan mengawasi saingannya itu.     

Elios Linden mendapat salah satu meja paling terhormat di bagian depan dan di sana sudah duduk Pavel Adler dan Sande istrinya sebagai undangan dari Splitz, dan Rosalien yang datang sendiri sebagai perwakilan dari Rhionen Industries.     

Para tamu undangan yang lain dan panitia tampak sangat fokus pada meja Alaric karena tahun ini Rhionen-Meier Industries dan Splitz-nya memang sedang sangat terkenal. Selain karena pengaruh Grup perusahaannya, ketampanan dan penampilan Alaric yang cukup mencolok juga menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar perempuan yang hadir di acara itu dan puluhan juta pemirsa yang mengikuti Ritz Gala dari space Virconnect.     

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, acara Ritz Gala untuk pertama kalinya dibuka untuk umum lewat fasilitas Virconnect supaya orang-orang di seluruh dunia dapat ikut menyaksikan dan melihat seperti apa kemeriahan dan eksklusivitas acara ini. Puluhan juta orang yang penasaran telah membeli akses ke space Virconnect Ritz Gala dan dengan antusias mengikuti pagelaran acara.     

Walau demikian para pengunjung umum ini tidak diberikan akses penuh, mereka hanya diberikan akses satu arah untuk melihat, tidak dapat bergabung dan berinteraksi seperti yang dilakukan oleh Terry kepada Nicolae, karena ballroom-nya tidak dapat mengakomodasi orang sedemikian banyak.     

Saat ini, akses penuh hanya diberikan kepada para nominasi penghargaan agar mereka bisa mengajak orang tercinta mereka yang tidak dapat hadir secara langsung.     

Pagelaran pertunjukan demi pertunjukan artis papan atas, lalu sambutan, makan malam yang lezat, dan penganugerahan penghargaan berlangsung dengan meriah. Seorang komedian yang sangat terkenal menjadi MC acara dan tak henti-hentinya hadirin dibuat terpingkal-pingkal oleh kelucuannya.     

Sepanjang acara, Terry memperhatikan Elios Linden tidak sekalipun tersenyum.     

"Itu orang tuli ya?" cetusnya gemas, "Dari tadi dia tidak tertawa sekalipun, tersenyum saja tidak. Padahal MC-nya adalah komedian terlucu di dunia!"     

Nicolae menatap Elios Linden agak lama dan akhirnya baru menyadari dari mana ia mendapatkan kesan familiar yang dari tadi dirasakannya.     

Elios Linden terlihat sangat tidak peduli dengan sekelilingnya dan pelit senyuman, sama seperti Lauriel, ayahnya. Gerak-gerik Elios dan bahkan gaya berpakaiannya mengingatkan Nicolae akan ayah kandungnya yang memang tertutup dan pendiam. Keduanya terlihat sama sekali tidak menyukai keramaian.     

Nicolae akhirnya tersenyum. Ia sadar Elios bukan orang yang sinis ataupun angkuh. Ia hanya tidak menyukai manusia pada umumnya, dan itu bukan kejahatan. Toh, Lauriel juga seperti itu, pikirnya.     

"Kurasa pendengarannya baik-baik saja. Ia hanya tidak menyukai keramaian," kata Nicolae kepada Terry, "Tidak semua orang senang menjadi pusat perhatian sepertimu. Kau lihat betapa hampir semua pasang mata memperhatikannya? Kalau aku jadi dia, aku juga akan merasa tidak nyaman."     

Alaric memang sangat menyadari bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian sejak pertama kali melangkah masuk ke dalam gedung Hotel St. Laurent. Aleksis, asisten digitalnya, dengan sigap memberinya informasi tentang semua orang yang ditemuinya maupun orang-orang yang memperhatikannya dari jauh.     

"Aku sangat senang karena Anda menjadi bintang pesta ini," puji Aleksis dengan nada suara dipenuhi kebanggaan. "Aku juga berani bertaruh Anda adalah pria paling tampan di sini."     

Alaric hanya memutar bola matanya mendengar kata-kata Aleksis lalu menanggapi, "Kau ini bias karena kau asistenku."     

Aleksis hanya tertawa geli.     

"Selamat malam hadirin sekalian," Millian Landon selaku ketua penyelenggara sudah naik ke atas panggung dan seketika perhatian semua orang tertuju kepadanya. Wanita yang masih sangat cantik di usia 50-an tahun itu tampak sangat mempesona saat ia berbicara.     

Kecerdasannya yang mempesona terlihat jelas dari kefasihannya merangkai kata-kata dan menyampaikan banyak hal penting tentang kondisi bumi yang semakin terancam akibat pemanasan global dan bagaimana orang-orang paling berpengaruh di dunia dapat bersatu mengambil tindakan.     

"Kami sangat berterima kasih kepada Splitz yang telah bermurah hati memberikan fasilitas Virconnect 4D agar tahun ini kami dapat mengajak masyarakat dunia berperan serta dalam program-program lingkungan untuk menyelamatkan bumi lewat pembelian akses Virconnect ke acara ini. Jumlah uang yang sudah dikumpulkan mencapai 30 juta dolar dan akan kami sumbangkan untuk 3 organisasi lingkungan yang bekerja dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, penyelamatan satwa langka, dan reklamasi pulau-pulau kecil yang terancam tenggelam di kawasan Pasifik."     

Semua hadirin bertepuk tangan sangat meriah. Memang benar, acara Ritz Gala ini baru pertama kali dibuka untuk umum lewat fasilitas Virconnect dengan tujuan mulia menggalang dana untuk program penyelamatan lingkungan.     

"Saya mohon perwakilan dari Splitz dapat naik ke panggung dan menyampaikan sambutannya." Millian tersenyum sangat lebar dan mengangkat tangan mempersilakan Pavel untuk naik ke atas panggung.     

Pavel menggeleng dan menunjuk Alaric yang duduk di sebelahnya. Untuk sesaat Millian tampak terkejut. Ia tidak berharap Elios Linden mau bicara karena ia sudah mendengar betapa pria itu sangat tidak menyukai keramaian maupun bicara di depan orang banyak. Tetapi CEO Splitz justru mengatakan Tuan Linden bersedia bicara? Benarkah itu?     

Ketika Alaric bangkit berdiri dan berjalan dengan langkah tegas ke panggung, Millian menahan napas tidak percaya bahwa Alaric benar-benar datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.