The Alchemists: Cinta Abadi

Perusahaan kita bukan badan amal



Perusahaan kita bukan badan amal

0"Selamat malam, semuanya. Aku senang bertemu kalian semua," kata Aleksis sambil tersenyum manis. Pavel masih tercengang melihatnya.     

Ia tidak dapat melupakan gadis itu karena sepuluh tahun lalu Aleksis adalah penyebab begitu banyak masalah yang menimpa bosnya, bahkan hingga menyebabkan Alaric 'mati' dan baru bangun dari koma enam tahun kemudian.     

Ia melihat kini Aleksis semakin cantik dan auranya terlihat sangat mengesankan. Walaupun wajah dan penampilannya tetap terlihat seperti gadis berumur 20 tahun, tetapi tubuhnya semakin indah seperti wanita dewasa dan sikapnya tampak sangat matang, mengingatkan Pavel kepada Alaric sendiri.     

Walaupun Alaric selalu tampak muda, tetapi sikap dan auranya yang mengintimidasi terasa seolah ia lebih tua dari Pavel sendiri yang saat ini berumur hampir 50 tahun.     

Dalam hati ia bertanya-tanya apakah Aleksis dan Alaric merupakan orang dari kaum yang sama. Ia ingat Rosalien dulu mengatakan bahwa orang-orang yang mengincar Alaric adalah orang yang sejenis dengannya, karena pimpinan mereka mengaku sudah berumur 570 tahun.     

"Ini istriku, Aleksis Linden, dari keluarga Schneider, dan yang ini adik-adiknya," kata Alaric kemudian, membuat keempat orang itu semakin terkejut.     

London dan Rune dengan sopan menyalami mereka dan memperkenalkan diri.     

"Selamat malam, aku London Schneider," London menyapa mereka dengan ramah.     

Ia memang masih menjaga privasi keluarganya seperti biasa, tetapi sekali dua kali ia bersedia tampil di media saat bersama Terry. Maka wajahnya yang tampan kini sudah mulai dikenal oleh kalangan atas dunia.     

"Aku Rune Schneider," sapa Rune.     

Orang-orang di meja itu menyadari bahwa memang pewaris keluarga Schneider yang datang sebagai tamu kehormatan acara mereka malam ini.     

Mereka sangat terkesan ketika mengetahui bahwa gadis yang menjadi istri bos besar mereka itu ternyata putri dari keluarga Schneider. Keluarga yang demikian menjaga privasinya itu malam ini muncul secara bersama-sama, tentu karena memang memiliki hubungan yang demikian erat dengan Tuan Elios Linden. Dan, oh... mereka juga mengagumi kecantikan dan keanggunan gadis itu. Sungguh pasangan yang sangat serasi.     

Setelah perkenalan singkat, mereka semua duduk dan menikmati minuman dan camilan yang tersedia di meja. Pavel, sebagai satu-satunya orang yang mengetahui sejarah Alaric dan Aleksis sepuluh tahun lalu, akhirnya tidak dapat menahan rasa ingin tahunya dan bertanya kepada bosnya apa yang terjadi sebenarnya.     

"Aku tidak mengerti..." kata Pavel saat duduk di samping Alaric. "Tuan, bukankah Nona... er, Nyonya Aleksis waktu itu dikabarkan sudah meninggal. Aku bicara sendiri dengan direktur rumah sakit."     

Alaric menatap Pavel dan menjawab pertanyaannya dengan dua kata saja, "Keluarga Schneider."     

Barulah kemudian Pavel mengerti.     

Tentu saja! Hanya keluarga seberkuasa keluarga Schneider yang mampu menyembunyikan Aleksis dari Rhionen Assassins dan membuat direktur rumah sakit sekelas Rumah Sakit Stamford untuk mengeluarkan surat kematian walaupun sebenarnya gadis itu masih hidup.     

Ternyata dulu musuh yang mereka hadapi adalah keluarga Schneider sendiri!     

Lalu... sepuluh tahun kemudian... mereka akhirnya kembali bersama? Dan adik-adik Aleksis kini ikut datang kemari... Apakah ini berarti hubungan keduanya sudah direstui oleh keluarga Schneider?     

Apakah ini artinya RMI dan Schneider Group akan mulai berhubungan baik?     

Kapan tepatnya Alaric bertemu kembali dengan Aleksis? Apakah ketika ia menghilang dari kantor selama tiga minggu kemarin? Oh... sungguh begitu banyak hal yang terjadi dalam waktu demikian singkat!     

Pavel terpaksa menelan sendiri semua pertanyaannya. Satu hal yang pasti ia sangat senang melihat akhirnya Alaric bisa tampak bahagia.     

Setelah ia menemukan Sande dan jatuh cinta lalu menikah dan memiliki anak bersamanya, barulah Pavel merasakan betapa indahnya memiliki pasangan yang saling mencintai dan keluarga yang menjadi tempatnya untuk pulang.     

Dalam hati ia selalu berharap suatu hari nanti Alaric akan berhasil melupakan cintanya kepada Aleksis dan mencari perempuan lain untuk melabuhkan hati.     

Itulah sebabnya dulu saat di Ritz Gala melihat Elien Mikhailova yang cantik dan lembut, ia mengira Alaric mulai dapat memperhatikan perempuan lain, apalagi ketika Elien kemudian diangkat sebagai ambassador Virconnect dan disponsori Splitz hingga menjadi superstar dunia yang jauh lebih terkenal daripada sebelumnya.     

Tetapi, ternyata terbukti hingga kini Alaric masih sendiri, walaupun Elien terlihat jelas memiliki ketertarikan kepada bosnya itu.     

Pavel tidak mengira bahwa bahkan setelah sepuluh tahun, cinta Alaric masih membara kepada Aleksis, dan malam ini ia akhirnya justru datang ke acara penting ini dengan gadis itu. Ia ternyata, entah bagaimana caranya, berhasil menemukan gadis itu kembali...     

Dan sepertinya, mereka berdua telah hidup berbahagia.     

Ah, semoga mereka bisa segera mempunyai anak, pikir Pavel dalam hati. Ia merasakan sendiri betapa bahagia kehidupannya setelah Max lahir. Ia yakin bosnya akan menjadi lebih bahagia jika ia dan istrinya nanti mempunyai anak sendiri, seperti dirinya dan Sande.     

Seperti membaca pikiran Pavel, Alaric mencondongkan kepalanya dan menanyakan kepada mantan asistennya itu kabar Max, anaknya. "Kau tidak membawa Max?"     

"Ah, tidak, Tuan. Ia besok harus sekolah. Acara ini terlalu malam untuknya."     

"Hmm... " Alaric mengangguk. "Tahun depan kalau anak-anak kami sudah pulang, kau bisa membawa Max ke rumah kami biar mereka bisa berkenalan dan bermain bersama."     

"Eh...?" Pavel hampir tak dapat mempercayai telinganya sendiri. "Anak...? Anak-anak... Tuan bilang barusan?"     

"Benar." Alaric tersenyum bangga, "Aku punya anak kembar. Mereka sangat mirip denganku. Kau bisa lihat sendiri nanti."     

Pavel diam-diam mencubit dirinya dengan sangat keras. Ia sungguh-sungguh mengira ia sedang bermimpi. Rasanya semua yang terjadi selama sepuluh menit terakhir ini tidak nyata.     

Ini pasti mimpi, kan? Tuan Alaric Rhionen tampak hangat dan terus menerus tersenyum. Ia juga datang membawa istrinya yang seharusnya sudah meninggal sepuluh tahun lalu. Kemudian dua orang pemuda dari keluarga Schneider ini tidak mungkin kan hadir di acara Splitz....? Lalu... ia juga bilang kalau ia punya anak kembar... hahahaha.     

Tangannya terasa sangat sakit ketika dicubit dan Pavel segera sadar bahwa ia tidak sedang bermimpi.     

Sementara itu di panggung pertunjukan band Rainfall yang merupakan ambassador Virconnect untuk Asia sedang mempersiapkan diri untuk tampil dan MC naik ke atas panggung untuk menyapa para tamu, terutama para petinggi Splitz yang sudah hadir.     

"Elien akan tampil dalam pertunjukan malam ini?" tanya Alaric sambil lalu. Pavel menggeleng.     

"Keadaannya masih histeris, Tuan, sepertinya akan sulit baginya untuk tampil menari."     

Wajah Alaric tampak menjadi keruh, "Ia dibayar untuk bekerja. Kalau ia tidak tampil malam ini, bilang dia bahwa kontraknya akan batal dengan sendirinya."     

Pavel dan para direktur yang ada di meja itu tampak keheranan mendengar perintah Alaric. Mereka tahu Elien tadi diculik dan dikurung di suite untuk menjebak Alaric dan kini kondisi mentalnya sedang tertekan, tetapi ia malah dipaksa untuk tampil menari di acara perayaan Virconnect malam ini?     

Bukankah itu sedikit tidak manusiawi? pikir mereka.     

"Apakah Tuan menyalahkan Elien atas peristiwa yang terjadi malam ini?" tanya Pavel dengan nada hati-hati. "Kami menemukannya dalam keadaan yang sangat mengenaskan...."     

Ia berbisik kepada Alaric untuk menjelaskan apa yang terjadi, tidak ingin kedua wanita di meja mereka mendengarkan.     

"Ketika kami menemukannya, ia diikat di tempat tidur dalam keadaan telanjang. Jelas sekali penjahat yang ingin menjebak Anda menjadikannya sebagai umpan. Ia sangat depresi dan ketakutan. Ketika kami temukan ia terus-menerus menangis..."     

"Dia masih di Suite?" tanya Alaric acuh, "Panggil dia kemari. Aku perlu mendengar darinya langsung."     

Pavel tak dapat membantah. Ia segera menulis SMS kepada seorang staf-nya yang sedang menemani Elien di Presidential Suite di atas dan memerintahkannya untuk membawa Elien turun.     

Sesaat kemudian terdengar bunyi telepon. Ternyata stafnya yang menelepon Pavel.     

"Maaf, Tuan. Nona Elien benar-benar sangat trauma dan tidak bisa keluar kamar," kata staf tersebut. "Kita tidak mungkin bisa memaksanya untuk tampil dengan keadaan seperti ini."     

Alaric mengambil telepon Pavel dan menghardik staf tersebut, "Paksa dan seret dia ke sini kalau perlu. Kalau aku tidak melihatnya di ruangan ini dalam lima menit, kau bisa langsung pulang dan tidak usah kembali lagi ke kantor. Pavel akan mengurus pesangonmu."     

"Eh... Tu... Tuan Linden? Baik, Tuan. Kami segera tiba di sana."     

Panggilan telepon buru-buru ditutup.     

Alaric menyerahkan teleponnya kepada Pavel dan menggerutu, "Perusahaan kita bukan badan amal, Pavel. Orang yang kita pekerjakan harus melakukan tugasnya dengan baik."     

Pavel mengangguk pelan.     

Hmm, ini memang bukan mimpi, pikirnya. Alaric masih sama dingin dan kejam seperti sebelumnya. Ia hanya berubah kalau di sekitar Aleksis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.