The Alchemists: Cinta Abadi

Keributan Kit (2)



Keributan Kit (2)

0Selama ini Kit bersabar karena ia tahu Eli tidak suka menyentuh orang lain, tetapi ia dapat menyentuh Kit, maka gadis itu sama sekali tidak kuatir suatu kali nanti ia akan mencari gadis lain untuk dinikahi. Seharusnya semua berjalan seperti yang diinginkannya.     

Ayahnya dan Ned Lewis sudah membicarakan perjodohannya dan Eli, dan Portia Baden pun mulai menerimanya... Seharusnya sebentar lagi Kit yang akan bertunangan dengan Eli dan kemudian menikah dengannya...     

Lagipula... bukankah si perempuan sialan itu seharusnya sekarang bersama Nicolae? Bukankah mereka sudah bersama selama ini? Waktu itu juga mereka tampak sangat mesra di Islandia.. Mengapa sekarang justru ia kembali bersama Eli???     

Sepanjang prosesi pernikahan dan acara dansa, Kit hanya bisa menatap Alaric dengan pandangan benci sambil tak henti-hentinya meneguk minuman yang diambilnya dari nampan pelayan yang lewat. Sambil minum ia juga memperhatikan interaksi antara Alaric dan Vega, lalu mengingat-ingat peristiwa empat tahun lalu ketika bertemu Nicolae dan Aleksis bersama kedua anaknya di bandara Reijkavik.     

Hmm... ia berusaha menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi dan pikirannya yang cerdas akhirnya dapat mengambil kesimpulan. Ini semua sangat memalukan, rutuknya.     

"Ugh... enak saja kalian mau mempermainkanku begini..." desisnya berulang-ulang. "Aku akan membalas penghinaan ini."     

Setelah gelas wine kelima, Kit mulai kehilangan akal sehatnya. Ia berjalan menghampiri para musisi dan kemudian mengambil mikrofon. Musik baru saja selesai dan Aldebar hendak mengambil mikrofon untuk kembali menyapa para tamu, tetapi Kit telah mendahuluinya.     

"Eh, mau apa kau?" tanya Aldebar keheranan. Kit mengangkat tangannya mengusir Aldebar. Lalu dengan wajah ketus ia mengangkat mikrofon ke depan bibirnya.     

"Aku hendak mengucapkan selamat kepada pasangan pengantin yang berbahagia... Selamat atas pernikahannya." Ia menunjuk ke arah Alaric yang baru saja berdiri menyambut kembali istrinya dari tangan Lauriel setelah selesai berdansa. "Alaric Lionel Elios... entah siapa lagi namamu..."     

Seketika suasana menjadi hening dan semua orang memperhatikan Kit. Lex tampak hendak berjalan mendekati anaknya tetapi Kit buru-buru berteriak menghardiknya agar tidak mendekat.     

"Jangan mendekat!!!! Aku harus mengungkapkan perasaanku, kalau tidak aku bisa gila!! Kalau ayah memaksaku diam, aku akan membunuh diriku...!!!"     

Ia memecahkan gelasnya ke tangkai mikrofon dan kemudian mengarahkan pecahannya yang tajam ke lehernya, membuat semua orang menjerit tertahan.     

"Apa yang kau inginkan?" terdengar suara sedingin es memecah keheningan.     

Kit tertegun mendengar suara Alaric yang ditujukan kepadanya. Ia tampak menatap Alaric dengan mata berkaca-kaca. "Aku... aku hanya kecewa. Kau memberiku harapan selama empat tahun ini. Ayahku dan Paman Ned sudah membicarakan pertunangan kita, Bibi Portia pun sudah beberapa kali mengundangku ke Glasgow karena ia menyukaiku.. Tetapi hari ini, tiba-tiba saja kau menikahi wanita lain... Apakah menurutmu itu adil buatku?? Kenapa kalian tega sekali? Kenapa memberiku kejutan yang demikian tidak menyenangkan? Apakah aku tidak ada artinya di mata kalian?"     

Segera terdengar kasak-kusuk di antara para tamu. Selama ini mereka memang beberapa kali mendengar gosip tentang hubungan antara Elios Linden dengan Kit Blue dari Islandia, dan kini mendengar gadis itu bicara secara terbuka seperti ini, membuat mereka menjadi bersimpati kepadanya.     

Aleksis juga tampak tertegun. Ia tidak pernah tahu bagaimana sepak terjang Alaric selama ini, karena ia tidak terlalu mengikuti berita di luaran, dan ia baru mendengar tentang Kit yang seharusnya bertunangan dengan suaminya. Ia menoleh ke arah Alaric dan meminta penjelasan.     

"Benarkah yang ia katakan?" tanya Aleksis keheranan, "Kau akan bertunangan dengannya?"     

Alaric menggeleng. "Ned dan ayahnya punya perjanjian bahwa mereka akan saling menjodohkan anak-anak mereka kalau mereka punya anak lelaki dan perempuan. Dia hanya berusaha mencari kesempatan untuk mendapatkan laki-laki berkuasa sebagai suaminya. Aku tidak pernah memberinya harapan seperti yang diklaimnya."     

"Oh..." Aleksis menatap Kit yang kini tampak berurai air mata. "Kasihan juga dia..."     

"Dia tidak pantas kau kasihani," gerutu Alaric. Ia merangkul pinggang Aleksis dan menariknya masuk ke dalam kastil. "Sebaiknya jangan dilayani, nanti dia akan semakin menjadi."     

Melihat Alaric sama sekali tidak mengacuhkannya dan malah hendak pergi, Kit menjadi semakin marah.     

"Kau ini bodoh! Walaupun kalian sudah menikah sepuluh tahun yang lalu, bukan berarti kau wajib kembali kepadanya... Pernikahan masih bisa dibatalkan.. Dia sendiri sudah melupakanmu. Kenapa kau mau kembali kepada perempuan yang sudah menghina dirinya sendiri dengan tidur bersama laki-laki lain? Aku melihat sendiri mereka liburan bersama ke Islandia dengan Nicolae, saudaramu sendiri, dan mereka mesra sekali... Dia tidak pantas untukmu...!!!" Jerit Kit. "Kenapa kau tidak biarkan saja ia menikah dengan Nicolae dan kau membebaskan dirimu untuk memulai hidup baru? Dia meninggalkanmu dan bersiap memulai hidup baru bersama Nicolae, kenapa kau tidak melakukan hal yang sama?!! Anak-anaknya pun tidak menganggapmu ayah... Mereka memanggil Nicolae sebagai ayah mereka... Kau tidak punya tempat di dalam hidup mereka!"     

Ia tahu satu-satunya cara untuk menarik perhatian Alaric adalah dengan mengucapkan kata-kata yang jahat dan menyakitkan. Kalau ia tidak bisa mendapatkan pria itu, maka ia tidak akan membiarkan mereka bahagia begitu saja. Ia harus setidaknya mempermalukan mereka.     

Semua orang sangat terkejut mendengar kata-kata Kit dan mulai terdengar suara kasak-kusuk di sana sini. Mereka menatap Alaric dan Nicolae bergantian dan kini menyadari bahwa pernikahan yang mereka hadiri ini sebenarnya memang memiliki banyak kejutan.     

Kata-kata Kit membuat para tamu sadar bahwa seharusnya hari ini pernikahan disiapkan untuk Nicolae dan Aleksis... bukan Alaric. Astaga...     

Alaric yang tadinya sama sekali tidak akan mempedulikan Kit, akhirnya terpancing juga. Ia sama sekali tidak peduli akan dirinya, tetapi mendengar Kit menghina Aleksis dan tadi menyebut-nyebut tentang anak mereka, seketika murkanya bangkit.     

Tadinya ia sama sekali tidak ingin anak-anak mereka diumumkan, karena, sama seperti Caspar, ia ingin melindungi mereka hingga mereka dewasa. Tetapi gadis bodoh ini dengan seenaknya menyebut-nyebut tentang anaknya.. Ia sungguh tidak dapat mengampuni Kit.     

Tiba-tiba terdengar suara mikrofon jatuh dan pecahan gelas berserakan di panggung kecil tempat Kit barusan berdiri dan seketika terdengar jeritan orang-orang.     

Ternyata, belum selesai Kit bicara, Alaric telah bergerak dengan sangat ringan dan tanpa suara ke depan Kit dan dalam waktu beberapa detik saja ia telah ada di sana dan mencengkram leher gadis itu dengan tangan kanannya sambil mengangkatnya ke udara.     

Para tamu wanita sangat terguncang melihat pemandangan itu dan tamu-tamu pria tampak kaget luar biasa menyaksikan Alaric mengangkat tubuh Kit dengan mencengkram lehernya tanpa belas kasihan, sementara gadis itu berusaha sekuat tenaga melepaskan diri.     

"Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang berkata buruk tentang Aleksis, ataupun anak-anak kami," kata Alaric dengan suara sedingin es. Ia mengarahkan pandangannya ke sekeliling seakan memperingatkan mereka semua, bahwa ia juga tidak akan segan-segan melakukan hal yang sama kepada mereka, jika mereka meniru perbuatan Kit.     

"Anakkuuu...!! Tolong lepaskan anakku!!" jerit Moira Blue. Ia berlari hendak menerjang Alaric tetapi dengan tangannya yang bebas Alaric telah menolakkannya dengan begitu kuat sehingga wanita itu terbanting keras ke tanah. Lex buru-buru membantu istrinya berdiri. Ia segera menghampiri Ned dan meminta teman masa kecilnya itu untuk menegur Alaric.     

"Aku peringatkan kalian," kata Alaric sekali lagi, lalu membanting tubuh Kit ke tanah. Gadis itu terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya yang sakit dan berusaha bernapas kembali. Wajahnya dipenuhi teror...     

Ia tidak menyangka sama sekali Alaric yang hari ini dipenuhi senyum dan terlihat hangat, ternyata masih sama dinginnya seperti dulu. Ia bahkan terlihat sangat mengerikan, ketika tadi ia mencengkram leher Kit tanpa belas kasihan... Wajahnya yang diliputi kemurkaan terlihat sangat menakutkan, seperti raja iblis itu sendiri.     

Kit tidak tahu Alaric dulu adalah seorang assassin yang kejam dan tidak mengenal kasihan. Ia dapat dengan mudah mengetahui berapa detik waktu yang dibutuhkan untuk mencekik mati seseorang dengan posisi Kit tadi, sehingga ia bisa melepaskan gadis itu tepat sebelum nyawanya hilang.     

Alaric tidak bodoh. Ia tidak mau melakukan kesalahan yang tidak dapat diampuni di depan banyak orang, karena kini ia sudah bertemu kembali dengan istri dan anak-anaknya. Ia harus tetap hidup untuk dapat melindungi keluarganya.     

Moira segera memburu Kit dan membantunya berdiri. Wajah mereka berdua terlihat sangat ketakutan. Caspar hanya dapat menghela napas melihat itu semua. Ia tidak menyukai tindakan Alaric yang kejam, walaupun ia tahu pria itu hanya melakukannya karena membela Aleksis. Ia memutuskan untuk berbicara dengan Aleksis dan memintanya untuk lebih mengekang suaminya agar tidak menimbulkan keributan seperti ini di masa depan.     

"Sayang... kau membuat banyak orang takut," bisik Aleksis yang sudah menghampiri Alaric dan menggenggam tangannya, "Seharusnya kau tidak usah pedulikan omongan sampah seperti itu."     

"Sudah kubilang, aku tidak peduli kalau itu tentang aku, tetapi aku tidak akan mengampuni siapa pun yang berkata-kata buruk tentangmu. Aku tidak akan berubah." Alaric menggeleng tegas. Ia memandang ke sekelilingnya dan berkata dengan suara yang dapat didengar semua orang. "Ini hanya peringatan dariku, sebagai contoh, agar tidak ada seorang pun yang akan berani berpikir mereka bisa menghina Aleksis Schneider Medici, istriku. Aku masih Alaric dan Elios yang sama, yang kejam dan menakutkan. Jangan macam-macam denganku."     

Ia lalu menghampiri Lex Blue yang berdiri menatapnya dengan pandangan marah. Alaric menunjuk ke arahnya dan berkata dengan suara tegas. "Kau harus mendidik anakmu dengan lebih baik. Mulai hari ini, semua layanan dan bisnis Rhionen-Meier Industries tidak akan tersedia untuk semua bisnismu. Aku memblokir semua kerja sama yang melibatkan perusahaanmu."     

Rhionen-Meier Industries adalah group perusahaan terbesar di dunia saat ini dan bisnis mereka menggurita di berbagai bidang. Diblokir dari bisnis mereka tentu merupakan suatu hal yang sangat menakutkan dan dapat dipastikan perusahaan yang mengalami nasib itu akan pelan-pelan mati, karena semua usaha dan aspek kehidupan manusia di masa ini telah mengandalkan satu atau lebih layanan dari group RMI.     

Dapat dimengerti bila ancaman itu membuat wajah Lex pucat dan ia terhuyung-huyung hampir jatuh, jika Ned tidak buru-buru menahan tubuhnya.     

"Eli..." kata Ned dengan terkejut. "Maafkanlah mereka... Kit masih muda dan bodoh. Ia tidak bermaksud jahat."     

Tetapi Alaric sama sekali tidak mempedulikan mereka ia telah berjalan pergi sambil merangkul pinggang Aleksis.     

Orang-orang yang hadir kini dapat melihat bahwa Alaric masih sama seperti Elios Linden yang mereka kenal. Ia masih dingin dan tidak pedulian, dan mereka bahkan barusan melihat sisi kejamnya yang selama ini tidak terlalu kelihatan.     

Saat tadi melihat Alaric hadir dan bersikap manis, bahkan tanpa sungkan mencium dan bersikap mesra kepada Aleksis, banyak orang yang terkejut karena melihat dirinya sangat berbeda dengan persona yang biasa mereka dengar tentangnya selama ini.     

Tetapi kini, mereka sadar, ia hanya bersikap hangat kepada Aleksis saja dan kepada keluarganya. Tadinya hampir semua orang mengira ia telah berubah, namun peristiwa barusan membuat mereka sadar, ternyata ia masih sama seperti dulu.     

Pikiran-pikiran ini membuat hati banyak orang menjadi jerih dan berhati-hati agar tidak menyinggungnya. Mereka ngeri akan akibat yang harus mereka tanggung kalau sampai membuat pria menakutkan itu marah seperti tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.