The Alchemists: Cinta Abadi

Seminggu Menjelang Ritz Gala



Seminggu Menjelang Ritz Gala

0Finland merasa kehilangan karena sudah lima tahun Jean tidak merayakan liburan Natal bersama keluarganya. Dulu setiap Natal dan akhir tahun Lauriel dan Jean akan bergabung bersama keluarga Schneider di mana pun mereka berada dan merayakan liburan bersama. Tetapi selama lima tahun terakhir ini Jean selalu meminta maaf dan tidak dapat meninggalkan keluarganya sendiri.     

"Kenapa kau tidak mengajak Marion dan Jean-Marie saja ke sini?" tanya Finland pada suatu kali. "Kau tahu aku sangat merindukanmu... aku juga ingin sekali bertemu Jean-Marie."     

"Maafkan aku, tetapi Marion masih belum pulih. Aku tak bisa meninggalkannya," jawab Jean dengan nada menyesal. "Aku berjanji, kalau kami sudah bisa bepergian, kami akan mengunjungi kalian."     

Tetapi hingga lima tahun berlalu, hal itu tidak pernah terwujud, dan Finland merasa semakin sedih. Mungkin ini rasanya kehilangan sahabat saat mereka memulai hidup baru dengan pasangannya. Finland ingat ketika Jean dulu berhubungan dengan Billie Yves, Jean masih memiliki waktu dan ruang di hatinya untuk sahabatnya.     

Tetapi kini karena ia sudah menikah dengan Marion, tentu prioritasnya yang terutama adalah istrinya, Apalagi mereka sudah memiliki anak.     

Sekarang memasuki tahun keenam, dan Finland memandangi undangan di tangannya dengan sedih. Ia tak tahu apakah ia masih akan mencoba mengirimkan undangan atau tidak untuk liburan akhir tahun mereka.     

"Hmm.. kita tidak bisa berbuat apa-apa," komentar Caspar saat Finland berkeluh kesah kepadanya. "Kau masih ingat ketika kita sudah menikah, kau harus memprioritaskan aku dan anak-anak kita, lebih daripada Jean, walaupun kalian sudah bersahabat jauh lebih lama. Dia perlu waktu untuk bisa menyesuaikan posisinya sebagai orang luar, karena dulu sebelum ada kami... dia adalah orang dalam di hidupmu. Itu tidak mudah baginya. Kau merasakan sendiri sekarang seperti apa, kan?"     

Finland menggigit bibirnya. Ia menyadari tentu dulu Jean merasakan hal yang sama ketika Finland menikah dan membangun keluarga bersama Caspar. Jean harus pandai menjaga sikap agar tidak menimbulkan kecanggungan di antara sahabat dan suami istri.     

Finland ingat, proses itu tidak terjadi dengan mudah. Kehadiran Lauriel di tengah mereka membantu penyesuaian itu, karena Jean tidak sendiri menjadi 'orang luar' di keluarga Schneider.     

Finland tidak mengira ternyata rasanya sangat menyakitkan, kehilangan sahabat yang sudah demikian dekat dan selalu berbagi dalam suka dan duka...     

Ia tidak cemburu kepada Marion, sama sekali tidak. Tetapi Finland sungguh merindukan sahabatnya kembali. Ketika ia mendengar bahwa Jean menikah, dadanya merasa sedikit sesak karena ia tidak diundang dan hadir di hari bahagia sahabatnya.     

Namun kemudian ia sadar, 27 tahun yang lalu ia pun menikah dengan Caspar secara diam-diam dan tidak mengundang Jean karena status Caspar sebagai ketua klan Alchemist yang harus merahasiakan identitasnya.     

Sungguh kini Finland merasa karma datang mengetuk di pintunya.     

Ia hanya dapat menerima semua yang terjadi dengan dada sesak, dan berharap suatu hari nanti akan tiba waktunya ia akan dapat bertemu Jean lagi.     

"Papa... aku mau ke New York minggu depan," kata London tiba-tiba. Ia baru datang bersama Rune setelah menghabiskan semingguan di tempat Aldebar menjadi kelinci percobaan untuk ramuan terbarunya. "Hai, Ma."     

Ia mencium kedua pipi Finland dan memeluknya lalu duduk di sofa. Usia pemuda itu sekarang 23 tahun dan wajahnya yang tampan sangat mirip dengan Caspar. Ia hanya sedikit lebih tinggi dari ayahnya. Kalau mereka berjalan-jalan berdua saja ke kota, orang lain akan mengira keduanya kakak beradik.     

"Ada apa kau mau ke New York?" tanya Finland tertarik, "Kau saja atau Rune juga ikut?"     

Rune yang baru muncul dari balik pintu segera menghambur ke arah ibunya dan berbaring di sofa dengan menaruh kepalanya di pangkuan ibunya dengan manja.     

"Astaga... apa yang terjadi kepadamu?" Finland seketika terkejut melihat wajah Rune dipenuhi totol-totol banyak sekali.     

"Ugh... ini salah satu ramuan baru Paman Aldebar. Katanya akan hilang setelah satu minggu. Harusnya Mama lihat wajahku tiga hari yang lalu... ugh, aku seperti siluman cheetah." jawab Rune cuek.     

"A.. apa?" Finland menekap bibirnya dengan kaget, "Memangnya Pamanmu sedang membuat apa?"     

"Dia sedang menguji ramuan untuk meningkatkan kemampuan manusia sesuai binatang yang mereka pilih. Kemarin itu aku bilang paman kalau aku ingin menjadi secepat cheetah. Dia kasih aku ramuan cheetah... jadinya begini deh." Rune menunjuk London yang duduk di samping Finland, "London mau memiliki indra pendengaran yang tajam, katanya."     

Finland menoleh dan baru menyadari bahwa anak laki-lakinya yang lebih tua ternyata sekarang memiliki telinga yang lebih panjang dan runcing.     

"Sebentar.... itu tidak permanen, kan?" tanya Finland cemas. "Itu telinga apa?"     

"Telinga kucing, sebagai salah satu hewan yang memiliki pendengaran paling tajam," jawab London sambil tertawa. "Tenang saja, ini masih percobaan awal, kami diberikan dosis sangat rendah."     

Aishh... Finland ingin sekali memarahi adik iparnya yang nyentrik itu karena sangat senang membuat percobaan yang aneh-aneh. Dari 10 ramuan ataupun mesin baru yang ia temukan setiap tahun, bisa dipastikan 9 di antaranya tidak memiliki kegunaan yang nyata.     

"Hmm.. baiklah. Awas saja Aldebar kalau sampai semua itu menjadi permanen. Mama akan mengunci lab-nya dan membuang kuncinya ke Segitiga Bermuda," kecam Finland. Setelah memeriksa bahwa kedua anaknya masih sehat secara fisik ia lalu duduk tenang dan meminta mereka menceritakan apa saja yang mereka kerjakan di tempat Aldebar.     

"Paman menyuruh kami datang ke Ritz Gala minggu depan untuk menguji salah satu penemuannya yang baru, dan mencari informasi tentang Virconnect 4D yang akan digunakan di acara itu," London menambahkan setelah ia menceritakan tentang kegiatannya bersama Rune di tempat Aldebar, "Lagipula Kak Terry akan hadir di sana dan menerima penghargaan. Kami mau lihat."     

Finland sudah mendengar tentang Terry yang masuk dalam daftar bujangan paling diidamkan di dunia versi Ritz List, majalah gaya hidup paling bergengsi di dunia. Sebagai ibu ia sangat bangga, walaupun menurutnya pribadi daftar semacam itu sebenarnya konyol.     

"Jadi kami boleh pergi?" tanya Rune kemudian.     

Finland menoleh ke arah suaminya yang sedang sibuk membuka gambar-gambar makanan untuk mencari inspirasi masakan untuk makan malam hari ini.     

"Sayang, bagaimana, kau izinkan anak-anak ke Ritz Gala tahun ini?" tanyanya kepada Caspar.     

Caspar mengangkat wajahnya sebentar dari gambar hidangan yang terlihat lezat sekali dan mengangkat bahu, "Tidak apa-apa, biar mereka melihat dunia. Lagipula Ritz Gala selalu diselenggarakan di hotel kita, St. Laurent. London dan Rune tentu bisa datang ke sana sebagai anak pemilik hotel."     

"Eh, kau akan mengumumkan mereka sebagai putra keluarga Schneider?" tanya Finland keheranan. "Tumben."     

"Ah, kalau mereka tidak apa-apa. Mereka laki-laki, tidak akan ada yang mau menculik mereka." jawab Caspar santai.     

"Wahh.. asyik! Terima kasih, Pa!" London dan Rune saling berseru gembira.     

Finland mengerutkan keningnya, "Kalau begitu, kapan kau akan mengumumkan Aleksis?"     

"Kalau Aleksis, aku masih belum rela. Nanti saja aku umumkan Aleksis kalau ia menikah. Dengan demikian semua laki-laki di luar sana tidak akan bisa mengganggunya karena dia sudah punya suami." Caspar tersenyum sendiri, "Nanti biar Nicolae saja yang memusingkannya."     

Finland sadar, sejak awal, Caspar luar biasa sayang dan over protektif terhadap putrinya. Walaupun Aleksis kuat dan dikelilingi pengawal pribadi dan bahkan Lauriel, ia berkali-kali kecolongan dan Aleksis hampir lepas dari tangannya.     

Aleksis pernah diculik dan diberi racun yang mengancam nyawanya ketika ia masih berusia 2 tahun, lalu ia pernah hilang di kereta, kemudian diculik pasangan pelaku perdagangan manusia, dan sesudah ia dewasa ia mengalami kecelakaan hampir fatal yang membuatnya koma beberapa bulan.     

Caspar tak mau mengambil risiko lagi. Biarlah Aleksis tinggal dalam sangkar emas orangtuanya, karena Caspar tak mau Aleksis kembali terancam hanya karena ia adalah putri seorang Caspar Schneider.     

Ia baru akan tenang melepas Aleksis kalau anaknya itu sudah mempunyai suami yang akan melindunginya.     

Hingga saat itu tiba, Caspar tidak akan melonggarkan penjagaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.