The Alchemists: Cinta Abadi

Berkumpulnya Keluarga Besar



Berkumpulnya Keluarga Besar

3L tidak membalas lagi kata-kata suaminya. Ia memilih menghampiri mertuanya, Finland, dan memeluk wanita itu.     

"Selamat sore, Nyonya Schneider. Apa kabar?" tanya L dengan suara merdunya.     

Finland membalas pelukan L dengan hangat.     

"Ah.. kenapa masih memanggilku Nyonya Schneider? Kau kan sudah menikah dengan anakku... Tentu mulai sekarang kau hanya memanggilku Mama," katanya setelah melepaskan diri dari L dan menatap gadis itu dengan penuh perhatian.     

L tertegun. Ia menoleh ke arah suaminya dan London mengangguk sambil tersenyum.     

"A.. aku..." L tidak dapat berkata-kata. Ia telah kehilangan ibunya 12 tahun yang lalu dan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu untuk waktu yang demikian lama.     

Finland yang melihat sikap L demikian, segera mengerti apa yang terjadi. Ia sendiri kehilangan ibunya saat masih berumur sepuluh tahun dan tidak pernah mengenal ayahnya. Ia sangat memahami apa yang dirasakan L.     

"Mulai sekarang... kami adalah keluargamu. Kau bisa menganggapku sebagai pengganti ibumu..." Ia menoleh ke arah Caspar yang sedang sibuk mengatur carseat berisi Lily di atas sofa di ruang tamu maha luas di villa itu. "Sayang, kau harus selalu mengingatkan Marianne untuk memanggilmu Papa mulai sekarang."     

Caspar mengangkat wajahnya dan mengangguk. "Benar."     

L terpana melihat adegan itu dan hanya bisa mengangguk dengan air mata menetes dari kedua matanya.     

"Terima kasih... Mama..." Ia memeluk Finland lagi.     

"Hmm... selamat datang ke keluarga kami," kata Finland sambil tersenyum manis. "Kita bisa sekalian menggunakan saat liburan ini untuk membahas tentang liburan. Aku telah mengundang Kara dan Jadeith untuk datang setelah tahun baru. Kara akan kembali mengatur pesta pernikahan kalian di musim semi."     

"Terima kasih..."     

Sebenarnya kalau waktu itu London tidak membatalkan rencana pernikahan mereka, London dan L sudah menikah di akhir bulan Oktober yang lalu. Persiapan pesta sudah 70% dan Kara sudah mengundang semua anggota klan untuk datang.     

Karena konsep pernikahan sebelumnya adalah pernikahan musim gugur, sementara kini London dan L akan menikah di musim semi, maka konsepnya perlu diubah agar menjadi lebih sesuai. Untunglah Kara merupakan asisten yang sangat efisien. Ia tentu akan dapat dengan mudah mengurusi itu semua.     

"Ada Jan juga yang akan membantu dari sisi kami," kata London menambahkan.     

"Oh, ya.. bagaimana kabar anak itu?" tanya Finland sambil menoleh ke arah anaknya. "Mama kangen juga kepada Jan. Sudah lama dia tidak berkunjung ke rumah."     

"Dia sibuk," kata London.     

"Kau membuatnya terlalu sibuk? Ingat Jan itu tangan dan kakinya hanya sepasang. Jangan memporsirnya. Dia hanya sendiri. Dulu ayahmu dibantu dua orang, Ben dan Stanis," kata Finland mengingatkan. "Kau hanya punya Jan."     

"Ehehe..." London hanya menggaruk-garuk kepalanya. "Dia sedang aku beri liburan sebulan, Ma. Percayalah aku tidak membuatnya menderita."     

Ia buru-buru menarik pinggang istrinya dan kabur sebelum Finland dapat berkomentar lebih lanjut.     

"Aku mau menunjukkan tempat ini kepada L sebelum Lily bangun minta susu!"     

L mengangguk ke arah Finland dengan pandangan meminta maaf atas kelakuan suaminya lalu mengikuti London yang menggandengnya ke lantai dua.     

"Kita mau kemana?" tanyanya.     

"Melihat kamar kita..." jawab London.     

Sebelum villa ini diperluas menjadi properti dengan 16 kamar, sebelumnya hanya ada 4 kamar di bangunan utama. Kini ada tambahan tiga bangunan lain di sekitarnya yang dibuat terhubung dengan jembatan layang kayu yang cantik di lantai dua.     

Waktu pertama kali bangunan barunya selesai, masing-masing anak keluarga Schneider telah memilih satu bangunan untuk menjadi tempat tinggal mereka. Bangunan pertama menjadi milik Aleksis, bangunan kedua untuk London, dan bangunan ketiga untuk Rune.     

Kalau Terry datang ia akan menginap di mana saja ia suka, tetapi biasanya ia akan memilih salah satu kamar di bangunan utama tempat Caspar dan Finland menginap, mengingat ia bukanlah anak kandung keluarga Schneider dan hubungannya dengan keluarga itu hanyalah lewat Finland.     

Ini adalah pertama kalinya pulau F menerima begitu banyak pengunjung pada saat yang bersamaan, sehingga mau tidak mau keempat bangunan itu disiapkan untuk menampung banyak orang.     

Sudah diputuskan bahwa para bujangan akan menginap di bangunan ketiga, milik Rune. Ia akan menempatinya bersama Terry dan Nicolae.     

Lauriel akan menginap di bangunan pertama karena ia adalah mertua sekaligus ayah angkat Aleksis, bersama Aleksis dan Alaric sekeluarga. Mereka tidak membawa staf karena Alaric masih tidak terlalu menyukai manusia. Sementara L dan London akan mengisi bangunan kedua dengan asisten dan staf mereka. Kara dan Jadeith akan datang membantu dan mereka akan menginap di bangunan utama.     

Finland sebenarnya ingin sekali mengundang Jean dan Marion sekeluarga, tetapi Marion sedang hamil tua dan tidak dapat bepergian sama sekali. Ahh.. betapa cepat waktu berlalu, pikir Finland saat mendengar kabar itu.     

Ia ingat puluhan tahun lalu, Jean sangat takut akan pernikahan dan tidak mau memiliki anak. Tetapi kini, di usianya yang sudah hampir kepala enam, ia malah akan segera memiliki anak kedua. Ahem.. kalau Terry masuk hitungan, maka bayi ini akan menjadi anak ketiga Jean.     

Untunglah Jean sama sekali tidak terlihat seperti umurnya, berkali-kali Finland berkata dalam hati. Sahabatnya itu masih terlihat seperti laki-laki muda berusia 25 tahun yang tampan. Istrinya, Marion yang berusia hampir 150 tahun juga terlihat sangat muda. Mereka terlihat pantas memomong bayi baru.     

Walaupun dirinya sendiri juga masih terlihat muda, Finland masih belum bisa membayangkan melahirkan anak lagi. Bukan apa-apa... selain ia sudah punya anak banyak, kini dua anak pertamanya juga sama-sama sudah memberinya cucu. Ia tak mau bertemu Aleksis dan London yang sedang membawa bayi mereka, sementara Finland sendiri menggendong bayi baru.     

Aku tidak akan pernah terbiasa dengan kehidupan orang-orang Alchemist ini.. Finland sudah memutuskan dalam hati. Tidak, Caspar sayang. Walaupun kau ingin mempunyai anak-anak lagi... agar rumah kita tidak sepi, aku tidak bisa.     

Finland menatap suaminya yang sedang duduk membaca buku di samping carseat berisi Lily yang masih tidur pulas dengan bibir sedikit terbuka. Rambut bayi itu sudah tumbuh lebat dan panjang. Cukup mengherankan untuk bayi yang hampir berumur enam bulan.     

"Kau sedang membaca apa?" tanya Finland sambil menghampiri suaminya. Ia lalu duduk di pangkuan pria itu dan menyingkirkan bukunya. "Apakah bukunya lebih menarik daripada aku?"     

Caspar tersenyum simpul melihat sikap istrinya. Ia menggeleng. "Tentu saja tidak ada yang lebih menarik daripada istriku."     

"Baguslah kalau begitu." Finland balas tersenyum. "Sudah ada kabar kapan Aleksis dan Lauriel akan tiba?"     

"Mereka sudah berangkat. Setengah jam lagi akan sampai," jawab Caspar.     

"Ah... syukurlah. Ini pertama kalinya kita sekeluarga berkumpul semua. Aku tidak sabar merayakan tahun baru bersama semuanya."     

"Aku juga," kata Caspar. "Ahh.. semua cucu kita akan berkumpul. Aku tak sabar melihat semuanya."     

Keduanya tanpa sadar menoleh ke arah Lily secara bersamaan. Bayi itu barusan melenguh pelan dan kemudian membuka mata. Rupanya ia sudah bangun.     

"Lily bangun," kata Finland. "Kau mau menggendongnya?"     

"Ini yang kutunggu dari tadi.. hehehe..." Caspar menepuk pantat istrinya agar bangun dari pangkuannya lalu ia segera mengambil Lily dari carseat dan menggendongnya dengan gembira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.