The Alchemists: Cinta Abadi

Pembicaraan Dua Saudara



Pembicaraan Dua Saudara

1Nicolae hanya bisa terpana dan tidak tahu harus berpikir apa. Otaknya mendadak terasa kosong. Ketika melihat adiknya berjalan sambil menggendong salah satu bayinya yang kini sudah mulai besar dan dengan gembira menepuk-nepuk pipinya, Nicolae buru-buru memberi tanda agar Alaric mendatanginya.     

"Pestanya meriah, ya.." kata Alaric. Wajahnya tampak sangat cerah, jelas terlihat ia sungguh menikmati perannya sebagai ayah untuk dua bayi kecil itu.     

"Iya, meriah..." komentar Nicolae. Ia menyikut Alaric dan mengunjukkan dagunya ke arah Lauriel yang sedang berdiri di sudut taman bersama Rosalien. Keduanya tampak seperti hiasan pesta yang sama sekali tidak bergerak, dengan ekspresi sama dinginnya menatap orang-orang yang sedang berdansa.     

"Kau lihat ayah?" tanya Nicolae.     

Alaric mengikuti pandangan kakaknya dan menatap lurus pada Lauriel dan Rosalien. Ia hanya dapat mengangkat bahu. Ia sudah mencurigai kedekatan ayahnya dengan Rosalien sejak melihat gelang anyaman berwarna merah yang dipakai ayahnya saat liburan tahun baru di Pulau F waktu itu.     

Rosalien pernah mengikuti terapi menganyam untuk menenangkan diri. Gadis itu dikenal memiliki emosi meledak-ledak dan sulit berteman. Ia menjadi suka menganyam benda-benda kecil di waktu luangnya. Alaric masih memiliki gelang yang diberikan Rosalien kepadanya belasan tahun yang lalu.     

Gelang anyaman di tangan Lauriel membuktikan bahwa entah bagaimana, setelah pulang dari Targu Mures waktu itu, Lauriel bertemu kembali dengan Rosalien dan hubungan buruk di antara mereka akibat peristiwa sebelas tahun lalu ketika Lauriel menangkap Rosalien telah diselesaikan di antara mereka.     

Kalau Rosalien masih menyimpan dendam kepada Lauriel, maka tidak mungkin gadis itu memberikan gelang kepada Lauriel. Alaric juga tidak habis pikir melihat ayahnya. Selama setahun terakhir ini ia sudah mulai mengenal ayahnya dan ia memperhatikan bahwa Lauriel bukanlah orang yang senang memakai aksesories, seperti gelang.     

Pasti Rosalien memberikan kesan cukup penting kepada Lauriel hingga pria itu berubah dan menerima  gelang pemberiannya. Apalagi malam ini, keduanya tampak hadir bersama an mengenakan gelang merah yang sama...     

Apakah ini pertanda halus bahwa keduanya menjalin hubungan? Lihat saja... sikap keduanya tampak sangat serupa. Ekspresi mereka juga mirip.     

"Aku pikir.. mereka memang memiliki hubungan khusus," kata Alaric akhirnya. "Aku akan meminta Aleksis menanyakan langsung kepada ayah."     

Nicolae memegang bahu saudaranya dan menggeleng. "Uhm.. kurasa  tidak usah. Kita jangan memaksa ayah menceritakan apa yang tidak ingin ia ceritakan. Mungkin mereka sungkan karena Rosalien adalah anak angkatmu."     

Alaric mengerutkan kening. Benar juga. Bagaimanapun, Rosalien adalah anak angkatnya dan Lauriel adalah ayah kandungnya. Dari segi hirarki masyarakat manusia biasa, hubungan antara Lauriel dan Rosalien, kalo memang mereka adalah kekasih, akan dianggap tidak wajar.     

Tetapi mereka sebenarnya tidak memiliki hubungan darah dan Alaric juga tidak pernah mengangkat Rosalien sebagai anaknya secara formal. Ia memberikan nama belakang Rhionen kepada Rosalien sebagai tanda ikatan mereka sebagai sesama anggota pembunuh di Rhionen Assassins. Nama belakangnya sendiri yang sebenarnya adalah Medici.     

Kalau dipikir-pikir... Alaric yang sangat mengenal Rosalien, karena telah bersamanya selama hampir 30 tahun, merasa bahwa gadis itu sebenarnya sangat mirip dengan Lauriel. Mereka sama-sama tertutup, tidak  banyak bicara dan bersikap dingin. Rosalien tidak pernah mempunyai teman. Ia hanya dekat dengan ketiga saudara angkatnya.     

Sama seperti Lauriel yang hanya dekat dengan orang-orangnya di Wolf Pack dan Caspar Schneider. Alaric mengamati interaksi di antara ayahnya dan Rosalien dan tanpa sadar mengangguk-angguk sendiri. Sepertinya memang hubungan di antara keduanya tidak sederhana.     

Ia kembali berpikir bagaimana ia harus bersikap. Kalau memang Lauriel menjalin hubungan dengan Rosalien... maka tentu ia akan mendukung ayahnya tanpa syarat. Ia hanya ingin melihat ayahnya bahagia dengan siapa pun itu. Dalam hidupnya sekarang, Alaric telah mendapatkan semua yang ia inginkan. Ia telah memiliki empat anak yang menyenangkan dan istri yang mencintainya sepenuh hati.     

Kehidupan mereka sudah tenang dan bahagia. Ia hanya ingin hal yang sama juga terjadi pada kakaknya dan ayahnya. Kalau memang Lauriel dan Rosalien merasa canggung karena hubungan keluarga tidak langsung yang ada di antara mereka, Alaric akan memutuskan hubungannya sebagai ayah angkat Rosalien dan membiarkan wanita itu hidup lepas dari keluarganya.     

Lagipula, di usinya yang sudah 30-an seperti sekarang ini, Rosalien adalah seorang wanita dewasa yang dapat menentukan sendiri kehidupannya.     

"Aku akan memanggil keempat anak angkatku dan memutuskan hubungan kekeluargaan di antara kami. Aku tak ingin mereka merasa canggung terhadapku dan selalu menganggapku sebagai ayah angkat mereka. Bagaimanapun, sekarang aku sudah memiliki keluargaku sendiri. Aku akan memperlakukan Mischa, Takeshi, Kai, dan Rosalien sebagai anak buahku, dan bawahanku di perusahaan," kata Alaric akhirnya. "Aku tak ingin Rosalien merasa canggung bersama ayah karena hubungan masa lalu di antara kami."     

Nicolae hanya mengangguk saat mendengar kata-kata adiknya. Alaric, yang cukup lama hidup seorang diri dan selalu menganggap dirinya paling menderita karena tidak memiliki keluarga, sebenarnya memiliki banyak orang di sekelilingnya. Sewaktu ia belum bertemu Aleksis, ia telah memiliki kelompoknya, Rhionen Assassins, juga keempat anak angkatnya.     

Setelah Alaric bertemu Aleksis dan menikah dengannnya, kini pria itu sudah dilimpahi keluarga besar yang membuatnya sangat bahagia. Ia memiliki empat orang anak kandung, ayah, saudara, dan keluarga besar Schneider serta Lewis dan Baden.     

Sementara Nicolae... ia tidak memiliki semua itu. Tanpa sadar, pria bermata biru gelap itu menghabiskan wine di gelasnya dan berusaha melupakan kepahitan hidupnya. Ia-lah yang sebenarnya tidak memiliki siapa-siapa. Ia tidak memiliki Aleksis dan anak-anaknya. Ia juga telah kehilangan Marie dan anak mereka.     

Nicolae tidak tahu kapan ia akan dapat memulihkan patah hatinya dan kembali bahagia. Sudah lama sekali ia tidak pernah tersenyum.     

"Kalian sedang mengobrolkan apa?" tanya Aleksis yang muncul tidak lama kemudian sambil menggendong Scotland. Ia mencium pipi Nicolae dan menyerahkan bayinya kepada pria itu. "Bisa kau tolong menggendong si kecil sebentar? Aku mau mencari si kembar."     

Nicolae mengangguk. Ia mencium pipi Scotland yang gemuk dan menggendong bayi itu di tangannya. Ia juga belum pernah menggendong bayi sebelumnya. Dulu Altair dan Vega bertemu dengannya saat mereka sudah berusia lima tahun, jadi sudah lebih besar daripada Scotland dan Ireland.     

Sepasang saudara kembar tidak identik yang memiliki bentuk  tubuh serupa dan wajah yang mirip, menggendong dua bayi laki-laki yang berwajah persis sama dan berpakaian serupa, segera menarik perhatian banyak orang, dan tidak lama kemudian para wanita yang gemas segera menghampiri mereka.     

"Astaga... kalian tampak indah sekali dipandang."     

"Kalian kembar, kan? Dan sekarang salah seorang di antara kalian juga memiliki anak kembar? Ini menggemaskan sekali..."     

"Nicolae, apakah kau tidak mau mencari istri? Kalau kau juga punya bayi, tentu mereka juga akan kelihatan imut seperti Ireland dan Scotland..."     

Nicolae hanya bisa memutar matanya dan mencoba tidak menghiraukan mereka, sementara Alaric tampak senang dan bangga karena anak-anaknya dipuji. Wajahnya tampak berseri-seri. Dari jauh Rosalien tampak terkesima melihat wajah Alaric yang begitu cerah.     

"Aku belum pernah melihat Tuan Alaric seperti ini," komentarnya pelan. "Dia pasti benar-benar bahagia."     

Lauriel mengikuti arah pandangan Rosalien dan kemudian mengangguk. "Dia memang bahagia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.