The Alchemists: Cinta Abadi

Apakah L Sudah Berubah?



Apakah L Sudah Berubah?

0TING TONG     

Bel pintu suite tiba-tiba berbunyi. L buru-buru mengusap airmatanya dengan syal yang ada di lehernya dan merapikan pakaiannya agar ia tidak kelihatan baru menangis. Ia lalu membuka pintu dan mempersilakan petugas hotel yang datang mengantarkan tasnya ke dalam.     

"Terima kasih." Ia mengangguk ramah dan memberi mereka tip sebelum kemudian menutup pintu kembali.     

Setelah merapikan barang-barangnya dan Lily di kamar utama, L memutuskan untuk berbaring di tempat tidur bersama bayinya untuk menenangkan diri. Sedari kemarin pikirannya kusut dan ia merasa sangat lelah secara mental dan fisik.     

Dua hari yang lalu ia mengira akhirnya hubungannya dan London mengalami kemajuan setelah mereka bicara dari hati ke hati dan mengakui betapa buruknya komunikasi mereka selama ini. Ia sudah menyampaikan perasaannya dan meminta maaf atas perbuatannya yang menyakiti hati London secara tidak sengaja dengan selalu membuatnya terlihat seperti mementingkan kariernya daripada London dan Lily.     

Sebaliknya, London juga sudah menyampaikan isi hatinya dan ia pun meminta maaf karena sering melakukan hal yang membuat L merasa dirugikan, walaupun London melakukannya karena ingin membantu.     

Semuanya sudah membaik, dan mereka bahkan saling mengungkapkan rasa cinta dengan jujur. Mereka bahkan kemudian berakhir dengan tidur bersama, dengan kesadaran penuh, karena mereka sudah berkomitmen untuk hidup bersama dan menikah seperti rencana semula.     

Namun ternyata... L harus menelan pil pahit saat mengetahui London sebenarnya sudah siap untuk mencari wanita lain setelah membatalkan rencana pernikahan mereka. Ini bagaikan pukulan terakhir ke dalam hati L yang sudah terluka. Ia tidak sanggup lagi. Hatinya benar-benar lelah.     

Pria yang ia cintai bisa dengan mudah mencari penggantinya. Hal ini membuat L menjadi ketakutan. Bagaimana jika ia benar-benar menikah dengan London Schneider dan beberapa tahun dari sekarang ia bertemu wanita lain yang jauh lebih cantik, lebih menarik, lebih pintar dari L dan pria itu menyesali pernikahan mereka?     

Betapa menyedihkan kalau sampai itu terjadi.     

Itulah sebabnya L setuju dengan pendapat Jan. London harus bertemu dengan wanita-wanita lain agar ia dapat meyakinkan dirinya sendiri tentang apa yang sebenarnya ia inginkan.     

Walaupun saat ia mengambil keputusan itu L terlihat acuh tak acuh dan tegar, sebenarnya hatinya sangat sedih dan kuatir. Ia memiliki ketakutan bahwa Sarah, atau Carla atau entah gadis keberapa yang nanti ditemui London akan membuatnya jatuh cinta.     

***     

London bersin di penthouse. Ia kebingungan karena selama ini ia tidak pernah sakit. Apakah ini alergi? pikirnya. Ia menghentikan pekerjaannya dan memutuskan untuk mencari tahu kabar L.     

"Nona L tadi sudah pulang dari kantor pengacara dan sekarang sudah pindah menginap di Presidential Suite," kata Dave yang dipanggil ke penthouse. "Tadi aku melihat Nona L cukup lama berada di kantor pengacara. Sepertinya pembicaraan mereka cukup serius."     

"Kalau begitu, sekarang kau cari informasi tentang Danny Swann, dan laporkan kepadaku kalau ia bertemu L."     

"Baik, Tuan."     

Setelah Dave pergi, London menghubungi Jan untuk berkoordinasi tentang pekerjaan di Berlin. Mereka membahas berbagai laporan yang masuk dan kemajuan persiapan konferensi medis yang disponsori Schneider Group untuk mendekati John Wendell dan anaknya.     

"Tuan sedang di Inggris kan sekarang? Kenapa tidak sekalian berkunjung ke tempat mereka? Aku akan mengabari pihak rumah sakit sana bahwa Tuan sedang ada di London dan ingin bertemu," kata Jan tiba-tiba. "Dengan begitu nanti mereka akan merasa mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan Tuan sebelum konferensi."     

"Hmm.. bisa juga. Baiklah. Kau coba undang mereka untuk makan malam bersamaku, aku akan mengosongkan jadwalku malam ini. Bilang saja aku kebetulan sedang ada di London dan tiba-tiba punya waktu luang untuk bertemu. Kalau mereka tidak bisa datang dengan pemberitahuan mendadak, biarkan saja. Aku tidak mau sengaja membuat jadwal untuk mereka, nanti mereka bisa curiga kalau aku kelihatan sangat ingin bertemu mereka."     

"Baik, Tuan."     

London memesan makan siang dan kemudian makan di penthouse sambil melanjutkan pekerjaannya. Ia ingin sekali menelepon L, tetapi ia mengurungkan niatnya. Saat ini, menurutnya L perlu waktu sendiri.     

***     

L baru selesai makan siang dan kemudian menyusui Lily. Ia merasa kesepian setelah Lily kembali tidur dengan pulas setelah selesai menyusu. Pembicaraannya dengan pengacara di Berlin berlangsung cukup intens. Ia menyampaikan informasi tentang surat wasiat George Swann yang menyatakan L akan menerima setengah harta warisannya jika ia tidak bersedia menikah dengan putra keluarga Swann.     

Karena L hanya mendapatkan informasi itu dari London, ia tidak memiliki bukti otentik bersamanya. Karena itulah pengacaranya menyarankan L untuk terbang ke London dan menghubungi kantor pengacara yang direkomendasikannya untuk mencari tahu kebenaran itu.     

Bagaimanapun keluarga Swann adalah keluarga yang cukup berpengaruh di Inggris. Tidak mudah bagi L untuk meyakinkan partner di kantor pengacara Burnham untuk membantunya, apalagi dengan reputasi L yang meragukan akibat berita buruk yang kemarin muncul tentang kehidupan pribadinya, tetapi setelah berbicara cukup lama, akhirnya mereka setuju untuk membantu L.     

Sekarang gadis itu hanya perlu menunggu hasil temuan mereka dan kemudian ia akan mengajukan tuntutan untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya. Ia sudah menghubungi Danny dan meminta bertemu, tetapi Danny sedang berada di luar negeri dan akan kembali tiga hari lagi.     

Mau tidak mau L terpaksa menunggu di London hingga Danny pulang agar mereka dapat membereskan urusan di antara mereka. Ia harus membuat dirinya sibuk agar pikirannya dapat teralihkan dari semua masalah yang sedang ia hadapi.     

"Pammy... aku harus menunggu di London selama tiga hari. Apakah kau bisa menemaniku di sini? Aku kesepian dan membutuhkan bantuan." Akhirnya L memutuskan untuk menghubungi manajernya. "Kita bisa mengerjakan materi untuk album baru di sini sambil menunggu urusanku beres. Bagaimana pendapatmu?"     

Di Berlin, Pammy mengiyakan permintaan L dan segera berkemas untuk terbang ke London. Ia sempat kuatir akan kondisi mental L karena ia sedang banyak dihujat di internet. Pammy lega mendengar suara L terdengar baik-baik saja, dan L memintanya untuk ikut ke London menemaninya.     

***     

[Tuan, aku sudah menghubungi John Wendell untuk membahas tentang konferensi dan rencana kerja sama kedua rumah sakit kita. Lalu secara sepintas aku mengatakan bahwa Tuan kebetulan sedang mampir di London dan menanyakan apakah ia mau bertemu untuk berkenalan. Dia terdengar sangat bersemangat.] Jan mengirimkan laporannya setelah London selesai makan siang.     

[Bagus. Buat janji di restoran hotel ini pukul 8 malam kalau begitu. Aku akan menemuinya.]     

[Sudah aku siapkan. Tuan tinggal datang ke sana.]     

Ah...Jan memang efisien, pikir London. Ia menaruh ponselnya dan kembali meneruskan membaca dokumen-dokumennya. Lima menit berlalu dan ia tidak bisa berkonsentrasi. Akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi L dan menanyakan kabarnya.     

[L Sayang, bagaimana kabarmu hari ini? Kau suka tinggal di Presidential Suite?]     

Ia tidak menduga L akan membalas SMS-nya.     

[Kami berdua baik-baik saja. Sekarang kami sedang beristirahat di kamar. Suite yang kau sediakan sangat bagus. Terima kasih banyak.]     

Bunyi kalimat jawaban L terdengar sangat baik. Ini membuat London cukup keheranan. Ia tadinya mengira L akan menjawab SMS-nya dengan nada ketus, ternyata tidak sama sekali.     

Apakah ini artinya L benar-benar sudah berubah?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.