The Alchemists: Cinta Abadi

Terry & Nicolae vs Alaric



Terry & Nicolae vs Alaric

0Pertunjukan musik terbaik dan makanan organik paling berkelas yang layak disajikan di meja para raja menjadi sorotan khusus dalam Ritz Gala tahun ini. Millian Landon, ketua penyelenggara, tampak sibuk menyapa satu demi satu undangan yang datang. Ia adalah pewaris keluarga Landon generasi ketiga yang menjadi kaya karena bisnis hiburan di Hollywood.     
0

Dengan gembira ia segera menghampiri Terry ketika melihat pemuda itu datang ke dalam ballroom.     

"Selamat malam, Tuan Chan. Seperti biasa Anda selalu tiba lebih awal... Saya sangat senang melihat kesuksesan persiapannya dan saya yakin malam ini semua orang akan bersenang-senang," serunya gembira sambil memberi tanda agar pelayan datang membawakan minuman untuk Terry dan kedua adiknya. "Senang bertemu dengan Anda berdua, Tuan Shneider."     

London dan Rune mengangguk. Terry berbincang sedikit dengan Millian sebelum akhirnya wanita itu minta diri untuk menyapa orang penting lainnya. Sebagai bagian dari penyelenggara acara, Terry mendapatkan tempat duduk khusus yang terpisah dari tamu lainnya, agar ia memiliki privasi.     

Ke sanalah ia membawa London dan Rune agar keduanya dapat terhubung dengan Aldebar dan menyiarkan situasi pesta kepadanya lewat Virconnect. Terry pun ingin mengundang Nicolae ke dalam space-nya di Virconnect agar pemuda itu dapat melihat semeriah apa acaranya.     

"Heii... aku pikir pestanya tidak akan mulai," omel Nicolae saat akhirnya ia terhubung kepada Terry lewat Virconnet. "Aku sudah mengantuk. Kau tahu jam berapa ini?"     

"Aku tahu, dasar cerewet," Terry balas mengomel. "Kau tahu ada berapa puluh juta orang yang berharap ada di sini untuk bertemu dengan semua orang penting ini?"     

Nicolae hanya memutar bola matanya mendengar kata-kata Terry.     

"Ayo kita keliling dulu dan menyapa orang-orang," kata Terry kemudian sambil memberi tanda agar Nicolae mengikutinya.     

London dan Rune tetap tinggal di meja khususnya bersama Aldebar karena tugas mereka malam itu adalah mengawasi acara dan membuat penilaian atas kesuksesan Virconnect serta mencari tahu apa saja kelemahannya.     

Sebenarnya selama sepuluh tahun terakhir Aldebar sudah mengerjakan proyek yang serupa dengan teknologi Virconnect ini tetapi sebelum ia sempat menguji-cobanya, Splitz sudah terlebih dulu meluncurkan produk ini.     

Aldebar menjadi sangat penasaran dan ia ingin melihat sendiri bagaimana kemampuan Virconnect yang sesungguhnya dalam acara-acara besar. Karena itulah ia khusus mengirim kedua keponakannya untuk mengamati dan kalau bisa nanti mencari kesempatan untuk bertemu langsung dengan Pavel Adler, CEO Splitz atau malah Elios Linden sebagai pimpinan Rhionen-Meier Industries yang menaungi Splitz.     

"Bagaimana menurutmu?" tanya Terry dengan antusias saat ia dan Nicolae sudah berjalan-jalan berkeliling dan sesekali menyapa orang yang dikenal Terry. Tidak terhitung banyaknya gadis dari kalangan atas yang mencoba menghampiri Terry untuk mengajaknya bicara, tetapi Terry hanya tersenyum dan menghindar.     

"Acaranya meriah sekali," kata Nicolae. "Jadi kapan penghargaannya diumumkan? Aku sudah mengantuk."     

"Ahh.. kau ini. Kau bisa tidur setiap hari, tapi Ritz Gala hanya diadakan setahun sekali." Terry hanya menggeleng-geleng putus asa melihat betapa Nicolae sangat sulit dibuat terkesan.     

Ia bertekad untuk membawa Nicolae ke lobi agar pemuda itu melihat tak terhitung banyaknya jurnalis yang mencoba untuk mendapatkan beritanya. Dengan langkah-langkah panjang ia memberi tanda agar Nicolae mengikutinya keluar.     

"Heii.. awas!" Nicolae buru-buru memperingatkan Terry yang hampir saja menabrak seseorang saat ia melangkah dengan penuh semangat ke arah luar sambil menoleh terus ke arah Nicolae.     

Terry yang kaget kemudian berhenti tiba-tiba dan hampir terjatuh, namun orang di depannya lebih cepat, sudah menghindari Terry agar tubuh mereka tidak bersentuhan.     

"Ugh.. maaf, aku tidak melihat jalan," kata Terry sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya ke depan.     

Ia tahu dirinya terlalu bersemangat sehingga sampai lupa untuk bersikap elegan dan acuh tak acuh seperti biasanya. Ini juga akibat kehadiran Nicolae di sampingnya. Terry tidak dapat berpura-pura elegan kalau ia sedang bersama Nicolae, tidak seperti saat ia bersama orang-orang lain.     

Pria yang hampir ditabraknya itu hanya berdiri mematung di tempatnya dan memperhatikan Terry. Ia tidak membalas jabatan tangan Terry dan tidak juga tersenyum. Terry menjadi tertegun. Ia mengenal sangat banyak orang kalangan atas tetapi ia belum pernah bertemu orang ini sebelumnya atau pun mengenal siapa dirinya.     

Siapa gerangan orang ini?     

Selama beberapa detik keduanya saling pandang dan tidak bergerak. Nicolae yang ada di belakang Terry juga ikut memperhatikan dan diam-diam ia mengakui kalau penampilan pria itu membuatnya terkesan.     

Laki-laki ini bertubuh tinggi besar dengan tubuh kukuh dan penampilan elegan serta warna rambut platinum keunguan yang unik sekali. Saat Nicolae memperhatikan lebih seksama ia baru menyadari bahwa pria itu memiliki sepasang mata berwarna keunguan. Semua itu, ditambah wajah tampan tanpa ekspresi dan sikap memerintah yang sangat kentara membuat orang-orang menjadi jerih melihatnya.     

Alaric menyadari bahwa pria di depannya ini adalah Terry Chan, kakak Aleksis yang enam tahun lalu ikut menjebaknya dengan berpura-pura menyampaikan informasi bahwa Aleksis masih hidup dan kehilangan ingatannya, padahal sebenarnya Aleksis yang ada di Singapura saat itu adalah Aleksis palsu.     

Hmm... rupanya keluarga Schneider memberimu imbalan dengan menjadikanmu pengurus bisnis mereka hingga anak-anak mereka dewasa, pikir Alaric, berusaha menahan kemarahan di dadanya.     

Pandangannya kemudian berpindah ke belakang Terry dan menemukan sosok Nicolae yang dulu diingatnya sebagai salah satu teman Aleksis di kampus yang ikut menghilang setelah Aleksis meninggal.     

Untuk sesaat pandangan keduanya bertemu.     

Nicolae mengakui bahwa pria di depan Terry ini sangat mengintimidasi tetapi ia sama sekali tidak takut. Tanpa segan ia balas menatap Alaric dan keduanya saling menilai.     

"Hmm.. selamat datang di Ritz Gala." Akhirnya Terry mengambil inisiatif untuk mencairkan suasana. Ia tak mau terlihat ada konflik sedikit pun untuk menjaga nama baik acara, karena bagaimanapun acara bergengsi ini diadakan di hotelnya. Walaupun tamu di depannya ini tampak menyebalkan, ia harus tetap bersikap ramah. "Namaku Terrenca Chan. Kalau boleh tahu siapa nama Anda?"     

Alaric akhirnya menoleh kembali ke arahnya dan mengangguk. "Selamat malam Tuan Chan. Saya tahu siapa Anda. Namaku Elios Linden."     

Sikap Alaric tidak ramah tetapi juga tidak ketus, membuat Terry tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya ia balas mengangguk dan mengangkat tangannya untuk mempersilakan Alaric masuk ke dalam ballroom.     

"Silakan menikmati acaranya... Millian akan segera menemui Anda."     

Ia lalu kembali berjalan ke arah lobi dan Nicolae mengikutinya, meninggalkan Alaric yang segera dirubung segerombolan gadis yang melihat ada mangsa baru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.