The Alchemists: Cinta Abadi

Tante Marie Masih Hidup!



Tante Marie Masih Hidup!

3Marie belum pernah naik penerbangan first class sebelumnya, sehingga penerbangan ke Roma dengan pesawat di kelas tertinggi itu membuatnya merasa canggung. Walaupun gadis itu mempunyai simpanan uang cukup banyak dari hasil pekerjaannya sebagai hacker terkenal selama ini, ia tidak pernah naik penerbangan lebih tinggi dari business, karena tidak ingin menarik perhatian.     

"Aku juga tidak pernah naik first class kalau terbang sendirian," kata Nicolae sambil tersenyum. "Tetapi karena aku membawamu dan Summer, tentu saja aku harus memperhatikan kenyamanan kalian."     

Nicolae belum memberi tahu Marie bahwa ia malah sudah memikirkan untuk membeli pesawat pribadi seperti adiknya karena ia ingin bepergian dengan istri dan anaknya dengan nyaman. Dulu ia sama sekali tidak peduli hal semacam itu, karena bagi seorang Nicolae yang sederhana, kemewahan bukanlah hal yang menarik baginya.     

Ternyata begini rasanya kalau sudah memiliki keluarga yang sangat ia kasihi. Dalam pikirannya, ia hanya ingin memberikan yang terbaik bagi mereka.      

Kalau dipikir-pikir, ia bahkan tidak bersikap seperti ini saat ia masih bersama Aleksis dan anak-anaknya. Apakah memang ia lebih mencintai Marie dan Summer, darah dagingnya sendiri? Atau memang seiring dengan waktu, manusia bisa berubah? Yang jelas Nicolae sangat protektif terhadap kedua perempuan itu, Ia tak mau mengambil risiko sedikit pun dengan keselamatan Marie dan Summer.     

Mungkin ini karena ia terpisahkan dari mereka selama enam tahun, sehingga Nicolae benar-benar takut terjadi sesuatu kepada mereka dan ia akan kehilangan Marie dan Summer lagi.     

Ia tak sanggup membayangkannya.     

Marie tidak berkomentar lagi. Ia pecaya pada kata-kata Nicolae, bahwa pria itu memang biasa hidup sederhana. Ia masih ingat bagaimana Nicolae dan anak-anaknya di Singapura dulu. Ia juga melihat gaya berpakaian Nicolae yang sangat mirip dengannya, dan ada begitu banyak persamaan di antara mereka.     

Ia hanya mendesah kaget ketika mereka mendarat di Roma dan ternyata Nicolae memesan helikopter pribadi untuk membawa mereka langsung ke Kastil Medici di Grosetto.     

"Astaga... ini sungguhan?" tanya Marie.     

"Aku tidak mau membuang waktu di jalan," jawab Nicolae sambil mengangkat bahu. "Ini sudah sore. Kalau kita naik mobil, kita baru akan tiba di rumah larut malam. Aku ingin menunjukkan matahari terbenam dari tempat favoritku di Grosetto."     

Marie hanya bisa mengangguk-angguk. Dalam hati ia bertanya sendiri, kira-kira kejutan apa lagi yang disimpan oleh Nicolae untuknya. Sejak mereka bertemu kemarin pagi, hingga kini, tidak henti-hentinya ia dibuat takjub oleh pria ini.     

Perjalanan menuju Grosetto berlangsung singkat dan pukul 7 sore mereka telah mendarat di helipad di depan kastil megah yang bernuansa biru itu. Saat ia dan Summer turun dari helikopter, keduanya tampak terbengong-bengong dan memandang bangunan indah di depan mereka dengan mata terbelalak.     

"Astaga... berapa umur bangunan ini?" tanya Marie sambil menoleh ke arah Nicolae. "Modelnya tua sekali, tetapi masih sangat terawat."     

"Oh, ini dibangun di tahun 1400an. Modelnya memang kuno, tetapi berbagai renovasi telah dilakukan sejak berabad-abad lalu, hingga sekarang. Semua kenyamanan modern telah ada di dalamnya. Pemanas di musim dingin, pengatur suhu, listrik dan pengairan modern... ahahaha.. tidak usah kuatir," jawab Nicolae sambil tertawa. Ia menggendong Summer dan menggandeng Marie untuk masuk ke dalam.     

"Uhm... sebaiknya jangan terlalu sering menggendong Summer," kata Marie. "Dia sudah besar. Nanti dia keterusan dan jadi manja."     

"Eh...?" Nicolae menatap Summer dan Marie bergantian. "Aku tidak keberatan. Aku tidak pernah menggendong Summer selama enam tahun pertama hidupnya. Jadi aku akan menggendong dan memanjakannya selama ia menginginkannya. Summer, kau  mau Papa gendong atau berjalan sendiri?"     

Summer tidak menjawab, hanya mengalungkan tangannya ke leher ayahnya dan menyandarkan kepalanya ke bahu Nicolae. Marie hanya memutar matanya dan mendecak.     

Seharusnya ia tahu bahwa Nicolae akan menjadi ayah yang sangat memanjakan Summer. Ia sudah melihat dulu bagaimana Nicolae sangat memanjakan Altair dan Vega, padahal mereka bukan anak kandungnya.     

"Selamat datang, Tuan." Luca menyambut kedatangan mereka di depan pintu dan membungkuk hormat. Ia tampak keheranan melihat tuan mudanya datang dengan seorang wanita dan anak perempuan yang tidak dikenalnya. Namun demikian, sebagai butler profesional, ia sama sekali tidak menunjukkan keheranannya.     

"Luca, perkenalkan ini istriku Marie dan anakku Summer. Kami akan tinggal di sini selama beberapa minggu. Ayahku juga sedang menuju ke sini," Nicolae segera memperkenalkan Marie dan Summer kepada kepala rumah tangga keluarga Medici itu.     

Wajah Luca seketika dipenuhi sukacita. Ia tersenyum lebar sekali dan menjabat tangan Marie dengan penuh semangat.     

"Wahh.. saya sangat senang mendengarnya, Tuan. Selamat datang di Kastil Medici, Nyonya. Nama saya Luca. Keluarga saya telah bekerja pada keluarga Medici selama beberapa generasi."     

"Oh.. terima kasih, senang berjumpa denganmu, Luca," kata Marie dengan ramah.     

"Ayo, kita masuk ke kamarku dulu," kata Nicolae. "Kita berganti pakaian dan aku akan membawamu melihat matahari terbenam dari menara di barat yang pemandangannya cantik sekali."     

Marie mengikuti Nicolae berjalan melintasi aula, lorong, taman, dan berbagai ruangan di kastil  yang demikian besar sebelum akhirnya tiba di salah satu menara yang tampak dihiasi banyak tanaman hijau. Nicolae membawanya masuk ke dalam 'kamarnya' yang ternyata begitu luas dan mewah seperti sebuah suite mewah di hotel bintang lima.     

Nicolae benar saat mengatakan bahwa kamarnya juga berdesain klasik, mirip dengan desain kamar di penthouse di Hotel Nobel, hanya saja ukurannya jauh lebih besar dan perabotannya yang indah tampak dirancang akan menjadi lebih minimalis.     

Marie sangat menyukai kamar itu. Tempat tidurnya sangat besar dan terlihata nyaman, memiliki empat tiang kayu klasik dengan hiasan ukiran emas dan ada beberapa lukisan antik dipajang di temboknya. Di situ juga ada meja kerja antik dengan kursi yang sangat nyaman dan sofa Victorian yang mewah.     

"Ini... bagus sekali," kata Marie dengan suara setengah berbisik.     

"Malam ini kita akan tidur bersama Summer di sini, karena ia masih belum mengenal tempat baru. Tetapi besok aku akan memperkenalkan kastil ini kepadanya dan memberinya kamar sendiri, yang tidak kalah bagusnya, ada di seberang kamar kita," kata Nicolae.     

Marie tampak tersipu-sipu saat mendengar Nicolae menyebut 'kamar kita'. Ah... ia sangat senang dan tidak sabar untuk segera meresmikan kembali pernikahannya dengan Nicolae dan menjadi suami istri lagi.     

Mereka akan hidup  bahagia bersama dan mengejar waktu yang hilang.     

"Uhm.. baiklah. Aku akan beristirahat sebentar dengan Summer sebelum mandi dan bersiap-siap untuk melihat matahari terbenam denganmu," kata Marie. Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil Summer dari gendongan Nicolae. "Bukankah tadi kau bilang mau menghubungi anak-anak? Altair dan Vega pasti menunggu kabar darimu."     

"Oh.. benar juga. Terima kasih kau sudah mengingatkanku." Nicoale mencium bibir Marie dan beranjak ke arah teras untuk menelepon kedua anak remajanya. Dalam hati ia merasa senang karena Marie tampak sangat perhatian kepada dua anak angkatnya itu.     

"Heii.. Vega... Ini Papa, maaf Papa tidak jadi ke Bordeaux. Ada hal penting yang terjadi... Kalian tidak akan percaya ini," kata Nicolae dengan suara antusias.     

"Ya ampuuun.. Papa! Papa membuatku cemas setengah mati. Kenapa tidak menelepon dari tadi?" tegur Vega di telepon.     

Suaranya terdengar kesal tetapi juga lega. Ia sangat senang karena akhirnya Nicolae meneleponnya, tetapi juga kesal karena ia curiga Nicolae memang benar-benar melupakannya karena pria itu bertemu seorang wanita yang menguras semua perhatiannya.     

"Maafkan Papa.. Tetapi memang terjadi hal mendesak. Uhm.. kalian masih ingat Tante Marie yang di Singapura dulu?" tanya Nicolae dengan nada berhati-hati. Ia ingin mencari tahu bagaimana sikap Altair dan Vega terhadap Marie, setelah sekian lama.     

"Uhm.... ya, masih ingat," kata Vega. "Tante Marie yang baik dan cantik itu..."     

Suaranya menjadi murung. Hal ini membuat Nicolae mendesah lega. Sepertinya Altair dan Vega masih menyukai Marie dan sedih saat mengetahui wanita itu meninggal. Tentu mereka akan ikut bahagia kalau mendengar bahwa ternyata Marie masih hidup dan bahkan sekarang sudah berkumpul kembali bersama Papa Nic!     

"Tante Marie masih hidup!" cetus Nicolae dengan suara sangat bahagia. "Papa kemarin bertemu dengannya... Ternyata dia adalah ibunya Summer... dan Summer sendiri.. adalah anak Papa..."     

Suara Nicolae menjadi sangat emosional saat ia mengucapkan kalimat terakhirnya. Vega yang mendengarkan ucapannya menjadi tertegun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.