The Alchemists: Cinta Abadi

Tuan Friedrich



Tuan Friedrich

1Franka mendeham dan bicara di depan mikrofon untuk menyampaikan sambutan kepada para karyawan yang baru pertama kali bertemu dengannya. Ia berusaha mengalihkan perhatiannya dari Fee agar dadanya tidak terus dipenuhi rasa sebal.     

Saat ini, ia adalah bos di tempat ini dan harus dapat tampil berwibawa. Ia menatap ke arah para karyawan yang semua menantikan pidato darinya dengan wajah penuh perhatian.     

"Selamat siang semuanya. Namaku Franka Keller dan mulai hari ini aku akan memimpin operasional Salzsee Wellness and Spa Resort. Selama beberapa waktu, aku akan belajar dan mencari tahu bagaimana aku bisa memajukan resort ini. Kalian mungkin akan melihat perubahan-perubahan dalam kebijakan ke depannya, sesuai dengan arahan dan rencana dari kantor pusat bagi Salzsee Wellness. Kuharap kalian akan selalu bekerja keras dan melakukan yang terbaik. Terima kasih."     

Pidatonya singkat, karena Franka memang tidak suka berbasa-basi. Ia memberi tanda kepada Pak Krause dan pria itu segera mengambil alih mikrofon.     

"Baiklah tolong beri tepuk tangan untuk Ibu Franka Keller yang telah berkenan memberikan sambutannya." Ia tersenyum melihat para karyawan memberikan sambutan yang meriah bagi bos baru mereka.     

Kini saatnya mereka masing-masing memperkenalkan diri agar Franka mengenal siapa saja orang yang bekerja di bawahnya. "Baiklah, kini tolong masing-masing memperkenalkan diri dan jabatannya, agar Bu Franka dapat mengenal kalian."     

Satu persatu karyawan resort, mulai dari level manajer hingga staf entry level, dari dapur, administrasi, hingga penerima tamu memperkenalkan diri mereka.     

Franka memperhatikan mereka dengan teliti, hingga akhirnya tiba giliran Fee yang membungkuk sedikit dan menyebutkan namanya.     

"Selamat siang, Bu Franka. Nama saya Fee Miller, dan saya bekerja di bagian penerimaan tamu."     

Franka pura-pura tidak memperhatikan Fee dan melambaikan tangannya kepada semua karyawan. "Terima kasih atas perkenalannya. Aku menantikan bekerja bersama kalian semua. Sekarang, kalian bisa kembali ke pekerjaan masing-masing. Selamat siang."     

Setelah acara perkenalan direktur baru, para karyawan kembali ke tempatnya masing-masing. Fee kembali ke pantry dan meneruskan makan makanan dari kotak bekalnya. Beberapa menit lagi ia harus kembali bertugas di lobi.     

"Hei.. kenapa kau membawa kotak bekal sendiri?" tanya Lydia saat melihat Fee membuka kotak bekalnya dan melanjutkan makan siang. "Bukankah karyawan mendapat jatah makan dari dapur resort?"     

Fee hanya tersenyum mendengarnya. "Memang. Tapi kemarin adalah ulang tahun nenekku dan ia memasak makanan istimewa. Jadi aku memutuskan untuk memakan sisanya untuk makan siang."     

"Oh, begitu ya?" Lydia hanya mengangguk-angguk "Ngomong-ngomong, bagaimana pendapatmu tentang direktur baru kita?"     

Fee hanya mengangkat bahu. "Aku tidak punya pendapat. Aku tidak mengenalnya."     

"Hmm..." Lydia memandang Fee dengan wajah kasihan. Ia hendak mengatakan sesuatu, tetapi di saat terakhir memutuskan untuk membatalkan niatnya. Ia akhirmya menepuk bahu gadis itu dan pamit kembali ke pekerjaannya di bagian administrasi. "Aku pergi dulu ya."     

Fee hanya mengangguk sambil meneruskan makan siangnya.     

***     

Pak Krause sangat terkejut ketika Franka memanggilnya ke ruangannya dan meminta sang manajer HRD untuk merotasi seorang karyawan di bagian penerimaan tamu ke bagian kebersihan.     

"Tapi, kenapa Nona? Fee sangat cocok bekerja di bagian penerimaan tamu dan semua tamu kita sangat menyukainya. Malahan banyak tamu yang sudah membooking tempat untuk kembali menginap sehingga menimbulkan waiting list," tanya Pak Krause keheranan. "Fee itu aset resort kita."     

Franka melipat kedua tangannya di dada dan menyipitkan matanya. Suaranya terdengar sangat dingin ketika ia bicara.     

"Sudah merupakan kebijakan perusahaan untuk merotasi karyawan baru agar merasakan bekerja di semua departemen. Kenapa kau hendak memberinya perlakuan khusus? Apakah kau punya hubungan khusus dengannya? Apa dia itu simpananmu??"     

Pak Krause sangat kaget mendengar tuduhan Franka dan tanpa sadar ia mundur selangkah. Wajahnya tampak dipenuhi penyesalan.     

"Nona.. bukan itu. Mengapa Anda bisa berburuk sangka. Aku hanya bicara berdasarkan data. Fee itu sangat menarik perhatian dan menjadi magnet bagi tamu. Kalau ia disimpan di belakang, maka tamu-tamu kita tidak akan menemukan sesuatu yang istimewa menyambut mereka saat mereka pertama kali tiba di resort ini. Lagipula..."     

"Lagipula apa?" tanya Franka sambil mengangkat sebelah alisnya.     

"Uhm... lagipula, kalaupun dia harus dirotasi ke departemen lain, aku rasa ia seharusnya dirotasi ke bagian yang bersifat administrasi bukan pekerjaan fisik.." jawab Pak Krause akhirnya setelah didesak.     

"Pak Michael Krause. Aku peringatkan ya.. Di sini akulah bosnya. Aku memberimu kesempatan untuk mengikuti perintahku atau kau bisa mencari pekerjaan baru," tukas Franka kemudian. "Aku tak dapat bekerja dengan orang yang tidak mempercayai kebijakanku."     

Pak Krause terkejut mendengar kata-kata terakhir Franka. Tubuhnya menjadi lemas dan wajahnya mengernyit. Kepalanya seketika terasa sakit. Akhirnya pria tinggi besar itu hanya bisa menarik napas dan mengangguk.     

"Baiklah, Nona. Aku akan memanggil Fee ke kantorku besok dan menanyakan apakah ia mau dirotasi ke bagian kebersihan."     

"Kau TIDAK bertanya kepadanya melainkan menugaskan dia ke departemen kebersihan," tukas Franka. "Ia tidak punya hak untuk pilih-pilih. Kalau ia tidak mau dirotasi, ia boleh mencari pekerjaan baru. Aku tidak suka memiliki karyawan yang senang membangkang."     

"Ugh... baiklah, Nona. Aku akan bicara kepadanya."     

"Pokoknya aku tidak mau lagi melihat dia di bagian depan resort kita. Aku mau kau memindahkannya secepatnya. Jangan tunggu besok." Franka bangkit dari kursinya dan memberi tanda kepada Pak Krause bahwa kehadirannya sudah tidak dibutuhkan lagi. "Silakan keluar sekarang. Aku masih banyak pekerjaan."     

"Baik, Nona." Pak Krause keluar dari ruangan direktur dan menutupkan pintu di belakangnya. Setelah ia pergi, Franka mengeluarkan cermin kecil dari dalam tasnya dan mematut diri.     

Huh.. ia tidak rela ada perempuan yang lebih cantik darinya berkeliaran di resort dan menarik semua perhatian.     

Ia sengaja memindahkan Fee ke bagian kebersihan untuk memaksa gadis itu mengundurkan diri. Ia yakin tidak akan ada gadis muda yang rela dipindahkan bekerja sebagai tukang bersih-bersih.     

***     

"Fee, kau dipanggil Pak Krause ke ruangannya," kata Lydia sambil mengetuk meja lobi. "Biar aku yang menggantikanmu di sini. Pak Krause bilang urusannya sangat penting."     

"Oh, begitu ya? Baiklah..." Fee buru-buru merapikan pakaian dan rambutnya lalu berdiri dari kursi resepsionis dan berjalan keluar lobi, hendak menuju ke kantor Manajer HRD yang terletak di bangunan sebelah.     

Ia begitu terburu-buru karena mendengar betapa pentingnya urusan yang dimaksudkan Pak Krause hingga ia tidak melihat ada orang di depannya yang sedang berjalan sambil mendorong sebuah koper kecil. Tanpa sengaja tubuhnya menabrak tubuh pria itu dengan keras.     

Fee hampir jatuh terpelanting, tetapi sepasang tangan yang kuat telah menahan kedua bahunya.      

"Ahh.. ya ampun.. maafkan aku. Aku tidak sengaja." Fee membungkuk berkali-kali dan buru-buru berlari keluar. Ia harus segera menemui Pak Krause.     

Pria yang barusan ditabrak Vega memutar kepalanya dan mengamati gadis yang berlari tergesa-gesa ke gedung sebelah itu.     

Wajahnya tampak terpesona. Ia belum pernah melihat wanita yang demikian cantik seperti peri. Walaupun penampilannya sederhana dan pertemuan mereka demikian singkat, gadis itu meninggalkan kesan sangat mendalam baginya.     

"Selamat sore, Tuan." Lydia buru-buru menghampiri pria itu dan membungkuk hormat. "Ada yang bisa saya bantu?"     

"Hm.. selamat sore." Pria itu kembali berjalan menuju meja resepsionis dan duduk di depannya. "Aku mau check in. Biasanya aku menginap di Villa no. 4."     

Ahh... Lydia segera sadar pria ini adalah satu dari beberapa tamu langganan mereka yang sering menginap untuk waktu lama. Mereka adalah tamu kesayangan resort dan harus dilayani dengan sempurna!     

"Ahh.. Tuan pasti Tuan Friedrich. Selamat datang kembali, Tuan." Lydia tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya menjabat tangan pria itu, tetapi ia harus menelan kekecewaan dan situasi menjadi sedikit canggung, karena pria itu tidak membalas jabatan tangannya.     

Namun demikian, sebagai seorang hotelier profesional Lydia langsung dapat menguasai perasaannya dan tersenyum manis. "Ah, mohon tunggu sebentar, aku akan memastikan villa Tuan sudah disiapkan dengan baik."     

Dalam hati Lydia mengomel karena sikap pria di depannya ini sama sekali tidak ramah. Wajah pria ini sangat tampan dan usianya terlihat masih sangat muda. Tetapi Lydia sudah mendengar dari para staf yang lebih senior tentang tamu istimewa mereka ini.     

Ia selalu memakai nama samaran Tuan Friedrich kalau ia menginap di resort mereka. Dan walaupun ia terlihat masih sangat muda, sebenarnya pria ini sudah berusia 30 tahun.     

Sebagai hotelier yang baik, mereka selalu bersikap hormat dan menyambutnya sebagai Tuan Friedrich setiap ia datang kemari walaupun mereka semua tahu siapa ia sebenarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.