The Alchemists: Cinta Abadi

Fée dari Salzsee



Fée dari Salzsee

2 Pernikahan Nicolae dan Marie tetap dilangsungkan pada tanggal 1 Agustus sesuai rencana semula. Hanya keluarga dekat mereka yang hadir untuk menyaksikan dan memberi selamat.     

Caspar yang meresmikan mereka sebagai suami istri menurut tata cara klan Alchemist dan kemudian Aldebar menyerahkan dua buah botol kecil berisi ramuan keabadian untuk Marie dan Summer.     

Keduanya meminum ramuan itu begitu upacara pernikahan selesai dan semua menyambut masuknya Marie dan Summer menjadi bagian dari keluarga mereka dengan sikap ramah dan terbuka.     

Namun demikian, mereka tak dapat menyembunyikan kesedihan akibat hilangnya Vega. Wajah-wajah mereka gelap dan lelah. Alaric hanya sanggup memeluk kakaknya dan mengucapkan selamat dengan suara berbisik. Ia bahkan tidak dapat menyampaikan sambutan dari pendamping laki-laki.     

Mereka semua berkumpul di Grosseto pada hari itu untuk merayakan pernikahan Nicolae dan Marie, sekaligus membagikan hasil penyelidikan masing-masing. Walaupun masih belum ada kemajuan berarti, semua anggota keluarga besar Schneider-Medici bertekad tidak akan pernah menyerah.     

"Ini adalah tahun terburuk dalam hidupku," kata Alaric saat mereka menikmati makan malam bersama setelah acara pernikahan. "Aku pikir tahun terburuk dalam hidupku adalah saat aku dilahirkan, karena kelahiranku mengambil nyawa ibu kandungku.     

Tetapi kemudian, aku jatuh cinta dan kehilangan Aleksis... mendengar kabar kematiannya 17 tahun lalu menjadi hari terburuk dalam hidupku... Ternyata lebih buruk dari saat kehilangan ibuku, dan sepuluh tahun sesudahnya menjadi sepuluh tahun yang paling membuatku sedih dan menderita.     

Aku tak pernah mengira.. bahwa suatu hari, aku akan mengalami perasaan yang jauh lebih buruk dari itu. Itulah hari di mana aku kehilangan anak perempuanku..."     

Semua menatap wajah pria ini dengan pandangan penuh perhatian. Mereka mengerti apa yang dirasakan Alaric, karena mereka tahu apa yang ia alami, dan sebagian besar dari mereka ada di sana dan menyaksikan peristiwa itu berlangsung.     

"Tetapi... aku tidak pernah membiarkan kesedihan dan penderitaan menghancurkanku. Aku menjadikannya amunisi untuk menjadi lebih baik dan melakukan sesuatu. Aku tidak akan memberikan apa yang diinginkan si penculik. Aku tidak akan menjadi lemah dan hancur. Kalau dulu aku hancur, maka aku tidak akan tetap hidup untuk bertemu Aleksis kembali."     

Alaric menarik napas panjang. Wajahnya terlihat emosional, padahal pria dingin ini hampir tak pernah menunjukkan emosinya di depan umum. "Maka, aku pun sekarang bertekad akan tetap hidup dan tetap kuat, agar saat Vega kembali.. ia akan menemukan ayahnya yang kuat, bukan seorang lelaki lemah yang terpuruk dalam kesedihan dan menyerah..."     

Aleksis meremas tangan Alaric dan tersenyum haru. Ia mengerti apa maksud suaminya. Alaric ingin menguatkan hati keluarga mereka agar tidak terus larut dalam kesedihan dan menghancurkan diri sendiri. Karena, kalau mereka hancur.. bagaimana bisa mereka terus mencari Vega?     

***     

EMPAT TAHUN KEMUDIAN     

.     

.     

Rumah kecil di tepi danau itu tampak sangat damai. Di kiri kanannya ada pohon-pohon besar yang memberi keteduhan dan di halaman depannya ada taman kecil berisi tanaman bunga yang terlihat sangat indah dan terawat.     

Seorang gadis muda berusia sekitar 20-an tampak keluar dari dalam rumah dan membawa penyiram tanaman. Dengan telaten ia menyirami beberapa tanaman kecil di halaman sambil bernyanyi. Suaranya terdengar sangat indah dan mampu membuat siapa pun yang mendengarnya terpesona.     

Setelah selesai menyirami tanaman kecil-kecil, ia lalu kembali mengisi penyiram tanamannya dan pindah ke halaman belakang dan menyirami beberapa tanaman sayuran dan bumbu-bumbu dapur. Semua dikerjakannya dengan gembira. Ia tampak sangat menikmati pekerjaannya.     

"Fée, sudah, biarkan nenek saja yang menyiraminya. Nanti kau terlambat bekerja." Terdengar suara seorang nenek dari dalam rumah. Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang wanita tua berusia sekitar 70 tahun dari dalam rumah dengan membawa sebuah tas sandang dan menyerahkannya kepada gadis yang asyik menyiram tanaman. "Ayoo.. kau tidak boleh memberi kesan buruk di hari pertamamu."     

Gadis yang dipanggil Fée itu mengangguk dan tersenyum gembira sambil menerima tasnya dari tangan sang nenek. Ia meletakkan penyiram tanaman di tembok pagar dan memeluk neneknya.     

"Baiklah.. aku berangkat dulu. Nenek baik-baik di rumah yaaa..."     

"Hati-hati di jalan," kata sang Nenek.     

"Pasti, Nek!"     

Fée berjalan ke samping rumah dan mengeluarkan sepedanya yang diparkir di garasi kecil. Dengan cekatan ia menuntun sepedanya keluar pagar dan kemudian naik. Tidak lama kemudian ia sudah melaju di jalan pedesaan untuk melingkari danau menuju ke tempat kerjanya.     

Fée baru lulus sekolah beberapa bulan yang lalu dan ia segera memutuskan untuk melamar kerja di satu-satunya resort yang ada di desa kecilnya yang terletak di tepi danau itu. Walaupun terpencil, namun pariwisata di Desa Salzsee cukup menarik para wisatawan yang ingin mencari ketenangan batin.     

Pemandangan yang indah dari danau Salzsee dan gunung Ygrit di belakangnya mampu memberikan suasana damai yang banyak dibutuhkan orang-orang dari kota besar yang terbiasa hidup dalam stress yang tinggi.     

Musim semi, musim panas dan musim gugur, tempat ini selalu ramai oleh tamu. Rata-rata orang yang berkunjung ke resort adalah orang kaya dan itu menjadi salah satu penyebab kebanyakan gadis desa di Salzsee ingin bekerja di resort.     

Mereka menganggap kesempatan untuk bertemu calon suami kaya akan menjadi lebih besar jika mereka bekerja di sana. Namun, bagi Fée, hal tersebut sama sekali bukan alasan mengapa ia melamar bekerja di resort.     

Ia sangat cantik dan kalau ia hanya ingin mendapatkan suami kaya, ia tinggal pindah ke kota dan bekerja di restoran mewah untuk bertemu banyak pria kaya yang makan di sana. Mereka semua akan bertekuk lutut melihat kecantikan dan keanggunannya dan memintanya menikah dengan mereka.     

Itulah yang terjadi dua bulan lalu saat ia dan teman-temannya bepergian ke kota untuk bersenang-senang merayakan kelulusan mereka. Di sepanjang jalan, Fée sangat menarik perhatian dan banyak sekali lelaki yang memberanikan diri mengajaknya berkenalan atau malah menggodanya.     

Teman-teman Fée tak henti-hentinya tertawa saat melihat beberapa pria berjalan sambil memperhatikannya dan tak fokus pada arah yang mereka tuju sehingga akhirnya menabrak tiang bendera atau jendela kafe. Padahal saat itu Fee sama sekali tidak mengenakan riasan dan pakaiannya juga sangat sederhana.     

Memang tepat gadis itu diberi nama Fée yang dalam bahasa Prancis berarti Peri. Penampilan Fee terlihat seperti peri di dongeng-dongeng. Rambutnya panjang hingga ke pinggang dengan warna cokelat terang yang tampak bersinar keemasan di bawah sinar matahari.      

Sepasang matanya yang berwarna biru cemerlang memiliki bentuk bulat besar dan tampak bersinar-sinar dengan kecerdasan. Hidungnya mungil dan tinggi serta bibirnya berwarna merah alami.     

Walaupun keluarganya miskin dan Fée tak pernah memiliki pakaian bagus, namun kecantikannya tidak dapat disembunyikan sama sekali. Kemana pun ia pergi, semua orang akan terpana memandangnya dan mengaguminya.     

Ketika Fée memutuskan untuk melamar kerja ke resort agar bisa tetap dekat dengan neneknya yang sudah tua, manajer HRD segera menerimanya bekerja tanpa melihat resumenya. Ia sangat senang karena si peri cantik dari Desa Salzsee memutuskan untuk bekerja di resortnya dan tidak pergi ke kota besar seperti yang banyak diduga para penduduk desa.     

"Kalau aku boleh bertanya, apa alasannya kau melamar bekerja di resort ini?" tanya Pak Krause, sang manajer HRD, setelah menyatakan bahwa Fée diterima bekerja di resort. Ia benar-benar penasaran.     

"Ahh.. aku hanya ingin bisa tetap dekat dengan nenekku, Tuan. Ia sudah tua dan mulai sering sakit-sakitan. Aku tak dapat meninggalkannya sendirian," jawab Fée. "Kurasa, resort ini adalah perusahaan terbaik di desa dan aku sangat ingin bekerja di sini. Jadi, terima kasih telah menerimaku."     

"Ah.. tentu saja. Tidak masalah. Guru-gurumu di sekolah juga merekomendasikanmu. Aku kenal dengan Miss Astrid. Ia teman baikku di sekolah dulu. Kau harus bekerja dengan rajin ya. Sementara kau mulai di bagian resepsionis, nanti pelan-pelan dirotasi ke semua bagian, agar kau dapat belajar tentang semua operasional hotel. Dari resepsionis lalu ke guest relation, restoran, dan seterusnya. Aku yakin masa depanmu cerah di sini," kata Pak Krause.     

"Terima kasih banyak, Pak." Fée membungkukkan tubuhnya sekali lagi sebelum kemudian minta diri dan memberi tahu kabar baik ini kepada neneknya.     

Peristiwa itu terjadi dua minggu lalu dan hari ini, Fée akan mulai bekerja. Ia sangat bersemangat dan tidak sabar ingin belajar banyak dari resort. Mungkin suatu hari nanti ia akan dapat membuka penginapannya sendiri.     

Gadis itu melajukan sepedanya sambil bersiul-siul gembira.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.