The Alchemists: Cinta Abadi

Siapa Dalangnya??



Siapa Dalangnya??

0Alaric hanya terdiam mendengar kata-kata Mischa. Tangannya terkepal dan dadanya terasa sesak oleh rasa murka. Ia tidak dapat menyalahkan Mischa karena memilih ke Provins untuk menyelamatkan kekasihnya. Ia mengerti bagaimana rasanya laki-laki yang sedang dilanda cinta. Bagaimanapun Lisa adalah kekasih Mischa selama bertahun-tahun.     

Kalau ia sendiri menerima ancaman terhadap Aleksis, Alaric pun akan meninggalkan segala sesuatunya demi menyelamatkan istrinya.     

Ia menepuk-nepuk bahu Mischa yang tampak begitu berduka dan bicara kepadanya dengan suara yang lembut. Ia kini terdengar persis seperti Alaric Rhionen yang membujuk Mischa kecil 35 tahun yang lalu untuk berhenti menangis saat kedua orang tuanya terkapar mati, dan meminta anak itu untuk ikut dengannya.     

"Mischa... kau tidak bersalah. Jangan menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi pada Vega. Aku akan menangkap pelakunya dan membalaskan kematian Lisa. Tidak seorang pun dapat mengganggu keluargaku dan lolos dari hukuman. Aku akan mengejar orang itu, walaupun hingga ke ujung bumi..."     

Alaric menatap Mischa dengan sorot mata tajam. Anak angkatnya itu balas menatap Alaric dan tanpa kata-kata, keduanya seolah membuat janji untuk membalas pelaku penculikan Vega dan pembunuhan Lisa bersama-sama.     

Lauriel membuang wajahnya sambil menghela napas panjang. Ia sangat sedih dan tertekan. Seumur hidupnya yang sudah enam abad di bumi ini, baru dua kali ia mengalami kondisi yang demikian mematahkan hati.     

Berdasarkan pengetahuannya, semakin lama korban penculikan ditemukan, maka semakin kecil peluang mereka menemukannya dalam kondisi selamat. Ia tak sanggup membayangkan betapa hancurnya hati keluarganya, terutama anak-anaknya, jika ternyata Vega meninggal di tangan orang jahat.     

Ia juga telah meminta bantuan semua anggota Wolf Pack dan mereka semua sedang siap sedia di mana pun mereka berada untuk menunggu perintah darinya. Kalau Lauriel mendapat kabar bahwa Vega dibawa ke Asia, maka Peach dan Endo akan mengubek-ubek seluruh benua itu untuk mencari jejaknya.     

Ia punya Neo di Australia. Mereka juga dapat mengandalkan para mantan anggota Rhionen Assassins yang masih tersebar di seluruh dunia. Semua siap menunggu perintah.     

"Alaric.. kau harus lihat ini!" Tiba-tiba Nicolae masuk ke dalam dan menunjukkan tablet yang ada di tangannya. Lauriel dan Alaric mengangkat wajah dan menatapnya dengan pandangan penuh perhatian.     

"Ada apa?" tanya Alaric. Ia berdiri menghampiri Nicolae dan melihat tablet di tangan kakaknya. Seketika wajahnya berubah menjadi sangat keruh. Tangannya terkepal menjadi tinju dengan begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. "Siapa orang itu?"     

Lauriel ikut bangkit dan melihat isi layar tablet Nicolae. Wajahnya juga berubah menjadi keruh. Sepasang mata biru-hijaunya berkilat-kilat dipenuhi kemarahan.     

"Aku mengenali orang itu..." desisnya.      

Di Darknet ada posting yang sangat menarik perhatian banyak orang. Foto seorang gadis remaja yang terbaring di lantai dalam kondisi pingsan dan seorang lelaki tua berusia kira-kira 60 tahunan yang diikat pada sebuah kursi di sampingnya. Gadis remaja itu jelas-jelas adalah Vega. Lalu... siapa lelaki tua yang ditawan bersamanya?     

Tulisan dalam foto itu singkat:     

Kalau kau tidak ingin apa yang terjadi pada Alexei terjadi pada Vega, hentikan pencarian.     

Alaric menoleh kepada ayahnya. "Ayah mengenalnya? Apakah dia memang Alexei?"     

Lauriel mengamati lelaki tua di dalam foto dan menghela napas panjang. Ia masih mengingat wajah Alexei, keponakan Luna yang 35 tahun lalu diberinya hukuman mati dengan Kematian dan obat penghilang ingatan. Setelah lebih dari tiga dekade berlalu, wajah Alexei telah berubah menjadi tua dan keriput, namun Lauriel masih dapat mengenalinya.     

Ia mengangguk pelan. "Benar, itu Alexei. Caspar masih sering mengirim orang untuk memeriksa keadaannya di Swiss dan setiap tahun kami melihat wajahnya berubah menjadi semakin tua. Ini memang dia."     

"Berarti siapa pun penculik Vega tahu apa yang terjadi kepada Alexei! Apakah menurut ayah, mereka memiliki dendam kepada ayah? Apakah mereka memiliki hubungan dengan keluarga Meier?" tanya Alaric lagi.     

Ia sudah menyuruh Pavel untuk melacak keberadaan Sophia karena ia kuatir sepupunya itu turut andil dalam penculikan Vega karena ingin membalas dendam kepadanya. Ia masih menunggu kabar dari Pavel.     

Sebelas tahun lalu, Alaric menghukumnnya dengan cara mengusirnya dari Yorkshire dan tidak mengembalikan bisnis keluarga Meier kepadanya. Kini Sophia sudah jatuh miskin dan menghilang.     

Rasanya ia sangat patut dicurigai karena ia pasti menyimpan dendam demikian besar kepada Alaric maupun Lauriel. Bisa jadi Sophialah yang memutuskan untuk menculik Vega demi menyakiti mereka.     

Sophia telah lama menyimpan dendam kepada keluarga Schneider dan Lauriel. Ia selalu menganggap Lauriel yang bertanggung jawab telah membuatnya kehilangan kakaknya satu-satunya, Alexei.     

"Hmm... rasanya tidak mungkin Sophia melakukan ini," kata Lauriel. "Ia tidak punya sumberdaya dan uang untuk mengumpulkan orang-orang sebanyak ini..."     

"Lagipula dari foto ini jelas bahwa mereka juga menangkap Alexei," Nicolae menambahkan. "Apakah mungkin Sophia mengorbankan kakaknya sendiri?"     

"Aku tidak peduli apakah Sophia punya uang atau tidak, apakah Alexei juga menjadi korban atau tidak... aku akan mencari Sophia." Alaric mendengus.     

"Sebentar..." Tiba-tiba Nicolae menahan tangan adiknya dan mengetuk layar tabletnya. Ia barusan melihat ada notifikasi baru. "Marie mengirimiku berita ini..."     

Ia menunjukkan isi layarnya dan seketika adik dan ayahnya menahan napas. Mereka melihat berita di sebuah portal internet. Ditemukan mayat seorang pria berusia 60an di pinggir jalan Swiss. Mayat ini dibuang dari mobil yang melaju cepat dan tidak meninggalkan jejak sama sekali.     

"Ini Alexei!" cetus Lauriel saat ia berhasil mengamati foto-foto korban yang disebarkan di Darknet. "Mereka sungguh-sungguh membunuhnya."     

"Peristiwa ini baru terjadi. Berarti mereka sekarang ada di Swiss..." kata Nicolae. "Cepat sekali. Berarti mereka menyetir semalaman dan melakukan aksinya dengan sangat terorganisir."     

"Aku akan mengerahkan orang-orangku ke Swiss," kata Alaric cepat. Ia menoleh kepada ayahnya dan mengangguk. "Ayah benar. Kurasa ini bukan Sophia. Ia tak mungkin membunuh kakaknya sendiri. Namun demikian aku akan tetap mencarinya dan menginterogasinya."     

"Aku akan memeriksa sayembara di Darknet dan mencari informasi baru," kata Nicolae.     

"Aku akan ikut ke Swiss," Lauriel memutuskan. "Sebaiknya kau tinggal di sini bersama Aleksis dan berkoordinasi dengan Caspar dan yang lainnya."     

Alaric mengangguk. Entah kenapa ia merasa petunjuk yang ditinggalkan penculik terlalu berlebihan. Mereka membuang mayat Alexei di Swiss? Bisa jadi itu hanya untuk mengalihkan perhatian. Maka dari itu ia senang ayahnya mau menyelidiki ke sana sementara ia terus berkoordinasi dengan semua orang.     

Sudah 12 jam Vega hilang. Mereka masih berburu dengan waktu. Semua orang merasa lelah dan stress. Lauriel segera berangkat ke bandara untuk terbang ke Swiss. Lewat jalan darat akan terlalu lama, pikirnya. Ia lebih memilih menggunakan pesawat kecil yang bisa langsung membawanya ke Basel.     

***     

Suasana di Hotel Amarylis dipenuhi kehebohan. Murid-murid SMA George Washington mengerubungi Tatiana yang muncul di ruang sarapan dengan wajah kuyu. Mereka semua ingin mendengar langsung darinya tentang apa yang terjadi.     

"Apa Vega benar-benar hilang? Bukankah kau masih SMS-an dengannya kemarin sore?" tanya Sharon dengan bingung. "Apa yang terjadi?"     

"Apakah semua pengumuman di Splitz itu benar? Vega itu anak pemilik RMI?" tanya Stu dengan nada suara mendesak. Semua orang sangat terkejut ketika mereka bangun di pagi hari dan menemukan media sosial dan hampir semua bagian di internet dipenuhi berita tentang sayembara untuk menemukan Vega Linden.     

Mereka segera mengenali gadis di foto sebagai teman sekolah mereka. Tak ada yang mengira sama sekali bahwa gadis cantik yang sederhana itu adalah putri orang terkaya di dunia. Rasanya ini semua seperti mimpi.     

Mereka sudah mendengar bahwa Tatiana diminta datang untuk bertemu orang tua Vega dan kini semua mengerubuti gadis itu seperti lalat mengerubungi buah busuk untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.     

Tatiana sebenarnya sangat lelah dan stress, tetapi ia menyukai menjadi pusat perhatian. Karenanya ia meminta Sharon untuk memegang ponselnya dan merekam sementara ia membuat pernyataan. Ia akan segera memostingnya di media sosial kepada para followernya.     

Bagaimanapun tadi Altair telah memintanya untuk meminta semua followernya untuk pasang mata dan teling jika mereka melihat jejak Vega di mana pun di seluruh dunia.     

"Aku mau membuat pernyataan tentang peristiwa mengejutkan yang terjadi tadi malam, jadi tolong dengarkan aku..." Tatiana memulai rekamannya dengan suara yang serak dan dipenuhi kesedihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.