The Alchemists: Cinta Abadi

Tamu VVIP di Villa No. 4 (1)



Tamu VVIP di Villa No. 4 (1)

0Anna dan Fee berjalan dengan sigap ke Villa No. 4. Mereka mendorong troli berisi alat-alat kebersihan diikuti sebuah robot pembersih di belakang mereka.     

Sambil jalan, Anna menjelaskan apa saja yang harus mereka lakukan, jam berapa sebaiknya mereka mulai bekerja, dan karakteristik masing-masing ruangan yang harus mereka bersihkan.     

"Kita akan dirotasi membersihkan villa, suite, dan kamar. Untuk villa, kita diberikan waktu maksimal satu jam untuk membersihkannya, sehingga kita harus dapat membagi waktu dengan baik antara keempat villa yang ada di sini. Kamar dan suite masing-masing membutuhkan waktu maksimal setengah jam. Setiap minggunya kita akan menerima jadwal tugas dan berapa target ruangan per hari yang harus kita bersihkan."     

Fee mengangguk-angguk, mencoba mengingat semua yang disampaikan Anna dengan baik. Dalam hati ia bingung, bagaimana bisa membersihkan sebuah villa yang demikian besar dengan waktu hanya maksimal satu jam? Apakah bisa bersih?     

"Robot pembersih yang akan melakukan tugas bersih-bersih ruangan dasar. Tugas kita adalah mengganti seprei, handuk, memeriksa dan menambahkan peralatan mandi dan minuman, serta memoles ruangan setelah robot selesai menyapu dan mengepel. Kalau kau sudah terbiasa mengerjakannya, pasti kau akan dapat melakukannya dengan cepat."     

Fee hanya bisa mengangguk lagi. Ia tak punya pilihan selain mencoba. Kalau Anna yang sudah bertahun-tahun mengerjakan ini mengatakan bahwa ia bisa mengerjakan semuanya dalam waktu kurang dari satu jam.. maka seharusnya ia juga bisa.     

Mereka pun tiba di Villa no. 4 dan segera mulai bekerja. Anna mengajari Fee apa-apa yang harus dilakukan dan dengan cepat gadis itu mengerti tugasnya.      

"Kau bereskan seprei dan semua isi kamar tidur, aku akan konsentrasi mengurus kamar mandi. Nanti kita berdua akan bekerja sama membereskan ruang tamu dan ruang kerja." Anna segera membagi tugas.     

"Baik." Dengan sigap Fee segera mengangkut satu set seprei dan sarung bantal baru dari troli dan membawanya ke dalam kamar. Tidak lama kemudian ia keluar kembali dan mencari Anna. "Anna.. Aku sudah masuk ke kamar tetapi ternyata tempat tidurnya masih rapi. Apakah Villa ini kosong?"     

Anna menggeleng. "Ada tamu kok. Kemarin Tuan Friedrich baru masuk. Mungkin beliau masih tidak bisa tidur."     

"Oh.. benarkah? Aku tidak tahu beliau menginap di sini." Fee mengerutkan keningnya. Ia sudah sangat sering mendengar tentang tamu VVIP mereka ini tetapi belum pernah bertemu dengannya langsung. Saat Tuan Friedrich datang check in atau check out, selalu saja Fee sedang libur. Maka ia hanya bisa mendengar tentang kenyentrikan tamu satu ini dari rekan-rekan sesama staf.     

Sudah bukan rahasia di antara para staf resort bahwa Tuan Friedrich datang ke resort untuk menenangkan diri karena ia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ia memiliki masalah insomnia parah dan hanya bisa tidur dengan baik di resort mereka, tapi itu pun tidak selalu berhasil.     

Para staf kebersihan cukup sering menemukan tempat tidurnya tidak disentuh selama berhari-hari, dan kalau itu terjadi, mereka akan tahu bahwa insomnia sang tamu sedang kambuh.     

Fee tidak mengira Tuan Friedrich kembali menginap di resort ini kemarin tepat saat ia sudah dipindahkan ke bagian kebersihan. Lagi-lagi ia tidak dapat bertemu dengan tamu yang sering menjadi bahan pembicaraan teman-temannya.     

"Jadi kalau begitu, beliau lagi-lagi tidak bisa tidur, ya?" tanya Fee sambil mengerutkan kening. Ia melihat betapa rapinya tempat tidur di kamar. Ia tidak perlu mengganti sepreinya sama sekali. "Tapi... kalaupun tidak tidur.. masakan dia juga tidak berbaring di situ? Apa dia tidak lelah?"     

Anna hanya mengangkat bahu. "Entahlah. Orang itu memang penuh misteri. Eh.. tapi kau tahu kan, siapa dia sebenarnya?"     

Fee menggeleng. "Aku tidak tahu. Memangnya siapa dia sebenarnya?"     

"Oh... kau benar-benar tidak tahu?" Anna menatap Fee keheranan. "Aku tahu kau tinggal di desa. Tapi.. masa kau tidak pernah melihat wajahnya di internet?"     

Fee menggeleng. "Aku tidak tahu orangnya seperti apa. Aku tidak pernah bertemu dengannya."     

Anna menggeleng-geleng. "Astaga.. kuberi tahu ya. Dia itu sebenarnya...."     

Ia lalu membisikkan sesuatu ke telinga Fee dan wajah gadis itu segera berubah. Sepasang matanya terbelalak dan ia menatap Anna dengan pandangan tidak percaya. "Astaga.. benarkah itu dia? Aku pikir itu hanya gosip."     

"Itu benar," kata Anna.     

"Apakah kau pernah bertemu langsung dengannya?" tanya Fee penasaran.     

Anna mengangguk. "Pernah. Dia kan cukup sering menginap di sini. Aku pernah melihatnya saat aku sedang hendak membersihkan. Oh... Tuhan, dia galak sekali. Hanya karena aku datang lima menit lebih awal.. ia memarahiku. Ia tak suka diganggu. Kalau kau dijadwalkan datang membersihkan villanya jam 10.05 maka kau harus datang pukul 10.05, jangan datang lebih awal. Ia tidak suka bertemu orang."     

Fee menekap bibirnya. Ia tidak mengira penghuni villa no. 4 ini begitu rumit. Ia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan mencatat semua informasi tambahan dari Anna barusan.     

Ah.. rupanya Tuan Friedrich memang seburuk yang dikatakan teman-temannya. Ia harus berhati-hati agar tidak membuat tamu VVIP mereka marah.     

"Baik.. jadi aku tidak boleh datang semenit pun lebih awal," gumam gadis itu.     

"Benar. Juga tidak boleh terlambat selesai. Kalau kau dijadwalkan selesai jam 11.05, kau tidak boleh masih berada di villa ini jam 11.06. Jika ia kembali dan menemukan kau masih di sini untuk bersih-bersih, ia akan mengamuk," kata Anna lagi.     

Fee menarik napas panjang dan memijat kepalanya. Ia benar-benar harus segera mencari pekerjaan lain. Rasanya ia tak akan dapat bertahan dengan semua pengaturan yang berat seperti ini.     

Anna bisa karena ia sudah terbiasa. Fee masih belum dapat membayangkan ia bisa selesai membersihkan villa yang demikian besar dalam waktu kurang dari satu jam.     

"Oke.. kita sudah selesai bekerja di sini. Semuanya sudah rapi," kata Anna setelah mereka selesai memoles hasil pembersihan yang dilakukan robot pembersih dan menata kembali semua perlengkapan di villa dengan sempurna.     

Keduanya bergerak ke villa berikutnya, villa no. 3, diikuti dengan villa no. 2 dan terakhir villa no. 1. Setelah itu mereka berdua makan siang dan kembali melanjutkan pekerjaan bersih-bersih di 3 buah suite dan dua buah kamar.     

***     

'Oh Tuhan.. badanku pegal semua...' keluh Fee dalam hati saat ia mengganti pakaian seragam kebersihannya dengan kemeja biru lengan pendek dan jeans. Ia mengebas-kebaskan tangannya dan mengernyit saat merasakan betapa kedua telapak tangannya terasa ngilu.     

Sambil menarik napas panjang ia lalu memasukkan seragamnya ke dalam tas dan keluar dari kamar mandi. Fee bergegas mengambil sepedanya lalu berangkat pulang ke rumah.     

Seperti biasa ia melewati jalan desa, memutar danau Salzsee yang indah. Cuaca di awal musim gugur terasa cukup menyenangkan. Tidak terlalu panas namun juga tidak terlalu dingin. Rumput-rumput di padang masih hijau dan bunga liar masih banyak tumbuh di sepanjang jalan.     

Saat sedang asyik mengayuh sepedanya, pandangan Fee tiba-tiba tertumbuk pada rumpun bunga lavender yang masih banyak tumbuh di padang rumput di sebelah kanannya.     

"Wahhh... rupanya masih ada banyak lavender di sini..." gumam gadis itu gembira. Fee buru-buru menghentikan laju sepedanya dan menaruhnya sembarangan.     

Dengan wajah tersenyum, ia segera mencabut segenggam bunga lavender dan menaruhnya di keranjang sepedanya. Ahh.. bunga ini cantik sekali! Ia mencium bunga itu beberapa kali dan kembali menaruhnya di keranjang. Wajahnya tampak sangat bahagia.     

Sambil bersiul-siul, Fee kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah.     

***     

"Fee.. Anna demam tinggi pagi ini dan tidak bisa masuk kerja," kata Ms. Amanda saat melihat Fee datang ke ruang kebersihan dan bersiap untuk berganti seragam. "Kalau tidak salah ia kemarin sudah mengajarimu cara membersihkan villa dan suite, bukan?"     

Fee mengangguk. "Benar, Bu. Apakah Ibu mau saya mengambil alih tugas Anna pagi ini?"     

"Benar. Apakah kau bisa?" tanya Ms Amanda dengan wajah penuh harap. "Maaf ya.. ini benar-benar di luar dugaan."     

"Tidak apa-apa. Aku hanya perlu jadwalnya saja."     

"Ah.. syukurlah. Kau bisa mulai dengan Villa no. 1 pukul 8.30 hingga 9.30, mereka akan sarapan di restoran sementara kau membersihkan villa mereka. Lalu kau bisa melanjutkan dengan Villa nomor 4 pukul 10.00 hingga pukul 10.50. Tuan Friedrich biasanya akan berjalan-jalan ke danau sambil bekerja. Kau bisa membersihkan villanya sesudah beliau pergi. Ingat.. jangan sampai kau datang terlalu cepat atau pergi terlalu lambat. Beliau orangnya cukup spesifik."     

Fee mengangguk. "Anna sudah memberitahuku."     

"Ahh.. syukurlah. Kita tidak boleh mengecewakan tamu istimewa kita," kata Ms. Amanda lagi. "Baiklah, kalau begitu. Terima kasih, Fee. Sesudah selesai dengan villa no. 4, kau bisa beristirahat. Aku akan meminta Mary yang mengurus villa no. 2 dan 3."     

"Baik, Bu," jawab Fee dengan hormat.     

Ms. Amanda terlihat lega sekali. Ia menepuk bahu Fee dan melangkah keluar. Gadis itu tinggal sendirian di ruang staf kebersihan dan menarik napas panjang.     

Ia buru-buru mencatat jadwal yang barusan disebutkan Ms Amanda agar ia tidak datang terlalu cepat. Ia tidak mau melakukan kesalahan di hari pertamanya resmi bekerja di departemen ini.     

Fee membersihkan Villa No. 1 dengan sigap. Tenaganya sangat terkuras karena memaksakan diri untuk menyelesaikan semuanya dalam waktu kurang dari satu jam.     

Pukul 09.35 akhirnya ia meninggalkan Villa no. 1 dengan perasaan lega. Tamu di villa ini belum muncul dan memergokinya terlambat lima menit. Pfew...     

Mungkin mereka masih sarapan, pikir Fee lega.     

Ia lalu memutuskan untuk duduk beristirahat di taman kecil di bawah villa sambil menunggu tibanya pukul 10.00. Ia masih ingat untuk datang tepat waktu ke Villa No. 4. Tidak boleh datang lebih awal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.