The Alchemists: Cinta Abadi

Vega dan Summer



Vega dan Summer

2Nicolae tidak tahu sejak  kapan ia menjadi begitu kuatir akan Summer. Segenap kepala dan dadanya dipenuhi pikiran tentang Summer dan bagaimana agar anak itu bisa kembali kepada ibunya. Entah kenapa rasanya kesejahteraan anak itu baginya menjadi prioritas nomor satu saat ini.     

Seharian ini perasaan Nicolae seperti diaduk-aduk. Begitu ia mengetahui nama lengkap Summer, dadanya menjadi terasa berat. Mengapa namanya dan Summer bisa begitu mirip? Ini suatu kebetulan yang membuatnya seketika teringat kepada Marie dan calon anaknya.     

Mengapa semesta begitu kejam kepadanya dan selalu membuatnya teringat kepada mereka? Seolah membuka kembali luka hatinya yang hendak ia sembuhkan dengan susah payah...     

Ia tidak mau menjadi terlalu dekat dengan Summer karena ia takut hatinya akan menjadi sangat sakit ketika ia harus menyerahkan kembali anak itu kepada orang tuanya. Ia ingat dulu ketika mengetahui bahwa ternyata Altair dan Vega masih memiliki ayah kandung, dan sebenarnya merupakan keponakannya sendiri.     

Selama empat tahun ia telah menginvestasikan hidupnya dan segenap kasih sayangnya kepada mereka, dan menganggap mereka seperti anak kandungnya sendiri. Namun kemudian ia harus merelakan mereka.. karena bagaimanapun mereka bukanlah anaknya.     

Alaric dan Aleksis memang pengertian dan hingga kini tidak memisahkannya dengan kedua anaknya yang kini sudah menginjak remaja itu. Namun, Nicolae tidak sanggup melalui pengalaman seperti itu lagi. Dalam hati ia berusaha keras untuk menjaga jarak dan tidak terlalu menyayangi Summer.     

Ia harus berusaha menemukan ibu Summer secepatnya dan mengembalikan anak lucu itu kepadanya, lalu pergi. Ia harus melakukannya sebelum rasa sayangnya yang mendalam tumbuh kepada anak itu.     

Namun, seperti biasa, manusia sangat mudah membuat rencana, tetapi begitu sulit melakukannya.     

Kini Nicolae justru menemukan dirinya duduk di sofa di samping tempat tidur Summer dan menatap wajah pulas anak perempuan itu dengan dada sesak. Sungguh anak yang sangat cantik dan menggemaskan.      

Seperti apakah ibunya?     

Ia melihat Summer bergerak gelisah dalam tidur dan menjatuhkan selimutnya. Dengan penuh kasih sayang, Nicolae memperbaiki selimut Summer dan mengusap rambutnya, lalu menatap anak itu berlama-lama.      

***     

Keesokan harinya Nicolae menghubungi polisi untuk mencari tahu perkembangan dari pihak mereka. Ia harus menerima kekecewaan karena dari lima orang yang menghubungi polisi dan mengaku kehilangan anak, tidak satu pun dapat menyebutkan nama lengkap Summer seperti permintaannya dan memberikan bukti bahwa mereka memang keluarganya.     

"Aku harus bersabar. Ini baru dua hari," pikir Nicolae. Ia membawa Summer ke Taman Bercy untuk mencoba membuatnya mengenali lingkungan di sekitar rumahnya tetapi sayangnya anak itu tidak berhasil mengingat apa pun.     

Taman Bercy memang sangat besar dan untuk anak berumur lima tahun, banyak lokasi yang terlihat mirip. Setelah beberapa jam mencoba menelusuri beberapa jalan di sekitar Taman Bercy, akhirnya Nicolae memutuskan untuk berhenti. Summer terlihat sangat lelah dan mengantuk.     

Ia lalu menggendong bocah itu dan kembali ke penthouse. Besok mereka akan mencoba lagi. Malam harinya Altair dan Vega yang berhasil meminta izin dari Pak Pierre untuk meninggalkan rombongan mereka di hotel, datang mengunjungi Nicolae.     

Altair tampak senang sekali melihat Summer. Ia berkali-kali menggoda bocah itu dan bermain dengannya, sementara Vega tampak menjadi sedikit cemburu. Sementara Summer bermain dengan Altair, Vega menggandeng Nicolae terus dan tidak mau melepaskannya.     

"Kenapa Papa belum mengembalikan anak ini kepada orang tuanya?" tanya Vega berkali-kali. Nicolae yang segera menyadari bahwa Vega cemburu melihat ada anak perempuan lain yang begitu dekat dengan Nicolae hanya menggeleng-geleng sambil tersenyum.     

"Iish.. kau sudah besar, masa cemburu kepada anak kecil. Papa masih berusaha mencari keluarganya. Ini bukan hal mudah," kata Nicolae dengan sabar.     

"Kenapa ini bukan hal mudah? Bukankah Papa itu sangat ahli mencari informasi dan hal-hal semacam ini?" tanya Vega, tidak mengerti.     

"Untuk mencari  informasi tentang orang biasa, memang Papa ahlinya. Tapi sangat sulit mencari orang yang tidak ingin ditemukan, apalagi kalau orangnya memiliki kemampuan seperti Papa sendiri," jawab Nicolae.     

"Oh.. seperti Goose itu ya, Papa..." tanya Vega lagi. "Dia itu hacker yang banyak dicari orang tetapi sampai sekarang tidak ada yang berhasil menemukannya."     

Nicolae mengangguk. "Benar, seperti Goose itu. Ah.. Papa belum tahu apakah Papa bisa menemukan dia atau tidak, karena tiba-tiba perhatian Papa teralihkan oleh masalah ini. Tapi ya.. kalau orangnya seperti Goose, yang sangat ahli menghilangkan jejak, Papa tidak akan dapat menemukannya dengan mudah."     

"Tapi.. kalau Papa sudah berhasil menemukan orang tuanya, Papa akan memulangkan Summer, kan? Dia tidak akan tinggal bersama Papa terus?" Vega kembali mendesak. Ia merasa terancam karena selama ini ia menjadi satu-satunya anak perempuan di keluarganya dan di hidup Nicolae. Ia sangat disayangi oleh semua orang.     

Kini membayangkan ada anak lain yang tampak begitu dekat dengan ayahnya, ia merasa tidak rela. Papa Nic adalah miliknya dan Altair saja.     

"Ya, tentu saja Papa akan memulangkannya," jawab Nicolae. "Kalau kau  lepaskan tangan Papa, Papa bisa membuatkan teh untuk  kita."     

Vega menurut dan melepaskan pegangannya dari tangan Nicolae. Ia mengikuti pria itu ke dapur dan mengamatinya merebus air dan membuat teh untuk mereka. Tiba-tiba Vega terpikir kemungkinan lain.     

"Bagaimana kalau Papa tidak berhasil menemukan keluarganya? Apakah... Papa akan memelihara anak itu?" tanyanya tiba-tiba. Nicolae mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Vega.     

"Jangan bicara seperti itu," tegurnya. "Bagaimana kalau Summer mendengarmu?"     

"Aku hanya memikirkan kemungkinan terburuk," kata Vega sambil mengangkat bahu. "Bagaimana kalau orang tuanya sudah meninggal? Orang normal tentu akan berusaha mencari  anaknya, kan? Kenapa ia belum melapor kepada polisi? Apakah terjadi sesuatu kepada mereka sehingga mereka tidak bisa mencari Summer? Kita harus memikirkan itu."     

Nicolae tertegun mendengarnya. Ia sama sekali tidak mau memikirkan kemungkinan itu karena ia tak sanggup membayangkan anak sekecil Summer kehilangan ibunya. Anak berumur lima tahun itu sudah kehilangan ayahnya.     

Akhirnya ia hanya menyentuh bahu Vega dan menepuknya pelan. "Vega, sayang.. tolong Papa, ya.. Jangan bicara hal seperti itu di depan Summer. Perbuatanmu hari ini membuat Papa sedih."     

Ia lalu pergi ke ruang  tamu membawa nampan berisi poci teh dan beberapa cangkir untuk mereka, meninggalkan Vega yang berdiri terdiam di dapur. Vega menjadi merasa bersalah. Ia tahu ia terlalu cemburu sehingga mengatakan hal-hal seperti itu. Ia menyesal saat melihat Nicolae menatapnya dengan pandangan kecewa.     

Summer menyadari  bahwa Vega tidak terlalu menyukainya, dan sama sekali tidak mau mendekat ke arah gadis itu saat mereka berempat berkumpul di ruang tamu untuk bermain. Summer tersenyum dan mau bermain dengan Altair, tetapi ia tampak menarik diri jika Vega datang menghampiri Altair.     

***     

"Summer tidak menyukaimu," komentar Altair saat ia dan Vega turun dari penthouse menuju lobi. Mereka hendak pulang ke hotel mereka sendiri setelah bertemu Nicolae dan Summer dan makan malam bersama.     

Vega hanya mengangkat bahu saat mendengar kata-kata kakaknya. Ia sadar sikapnya terhadap Summer juga dingin dan hal itu membuatnya merasa malu. Tetapi ia tak dapat menahan perasaannya sendiri. Ia sangat menyayangi Nicolae dan tidak rela jika Papa Nic membagi kasih sayangnya kepada anak perempuan lain, apalagi jika itu sekadar orang asing yang tidak ada hubungannya dengan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.