The Alchemists: Cinta Abadi

Mengabarkan Pernikahan



Mengabarkan Pernikahan

2Mereka tinggal beberapa hari di Paris. L benar-benar merasa bahagia sekaligus terharu karena ia dapat mengenang kembali masa kecilnya di rumah itu. Selama satu hari pertama, gadis itu sangat banyak diam.     

London yang mengerti kesedihannya hanya membiarkan L melepaskan semua kesedihannya dan pelan-pelan merelakan kepergian orang tua dan adiknya. Tanpa terasa rencana yang tadinya hanya beberapa hari berubah menjadi seminggu.     

Jan yang pengertian membiarkan bosnya menikmati waktu pribadi bersama keluarganya, sementara ia menangani semua urusan pekerjaan mewakili London. Pada hari kedua mereka di Paris, London menghubungi semua anggota keluarganya dan mengabarkan pernikahannya dengan L.     

Ia meminta maaf karena menikah tanpa kehadiran keluarganya. Tadinya ia mengira ayah ibu dan saudara-saudaranya akan merasa tersinggung karena tidak dilibatkan dalam acara pernikahannya, tetapi sebaliknya, mereka juga senang ia akhirnya buru-buru menikahi L sebelum terjadi hal baru lagi yang akan membuat semuanya kembali batal.     

"Mama tidak apa-apa, yang penting kalian sekarang sudah menikah. Kita bisa mengadakan resepsi di Stuttgart kalau kalian sudah siap," kata Finland menenangkan anaknya ketika mereka berbicara lewat ruang Virconnect. "Kalian mau pesta di musim semi atau musim panas?"     

London dan L saling pandang.     

"Musim semi rasanya paling pas. Tidak terlalu lama dari sekarang. Udaranya masih belum panas sehingga kita bisa mengadakan pesta taman," kata London mewakili dirinya dan L.     

"Baiklah.. Mama akan bicara kepada Kara untuk membantu menyelenggarakan pesta bagi kalian dan menyiapkan undangan."      

Finland tampak agak kesulitan menghadapi kenyataan bahwa dua anak tertuanya sekarang sudah menikah. Rasanya baru kemarin ia melahirkan dan membesarkan mereka di rumah. Sekarang Aleksis telah memiliki empat orang anak dan hidup bersama suaminya, sementara London telah menikah dengan L dan memiliki Lily.     

Semoga Rune tidak cepat-cepat memiliki kekasih dan menikah seperti kakak-kakaknya, pikir Finland. Rasanya rumah mereka akan benar-benar sepi jika Rune juga akan pergi meninggalkan rumah. Sekarang saja ia sudah sering menginap di rumah Aldebar dan meninggalkan hanya Caspar dan Finland berdua di rumah.     

Caspar sendiri tampak memijit keningnya. Ia adalah seorang alchemist yang terbiasa melihat kaumnya menikah setelah berhubungan selama puluhan bahkan ratusan tahun. Ia sendiri menikah di usia 438 tahun, dan adiknya Aldebar kini mendekati usia 250 tahun masih belum pernah memiliki kekasih...     

Tetapi anak-anaknya... dalam usia yang masih demikian muda, telah menemukan pasangan hidup dan membangun keluarga. Bisa dibilang keluarga Caspar ini sangat berbeda dibandingkan orang-orang Alchemist lainnya.     

Kalau Finland dan Caspar diliputi perasaan nostalgia saat mengetahui London dan L telah menikah, Aleksis justru merasa sangat senang. Ia sangat mengerti bagaimana rasanya menikah secara impulsif, karena itulah yang dulu dilakukannya bersama Alaric.     

Ia hanya mendoakan agar adiknya berbahagia dengan L dan Lily. Rune juga seperti itu. Karena ia masih muda dan di pikirannya hanya ada penelitian dan teknologi, ia belum memikirkan untuk mencari kekasih.     

"Keluargamu semuanya menyenangkan," komentar L saat London baru memutuskan hubungan Virconnect dengan Rune.     

"Mereka sekarang juga menjadi keluargamu, Sayang. Kau sekarang tidak sendirian lagi... ada kami," kata London dengan penuh perhatian. "Oh, ya.. kau belum bertemu kakak sulungku, bukan? Sekarang aku akan menghubunginya."     

L menggeleng. Ia sudah bertemu langsung dengan Aleksis ketika kakak iparnya itu berkunjung ke Jerman. Ia juga sudah bertemu Rune yang kadang-kadang tinggal di mansion keluarga Schneider di Grunewald. Tetapi Terry, L belum pernah melihatnya.     

London memencet tombol Virconnect dan beberapa detik kemudian tampaklah sebuah ruang duduk mewah di sebuah kantor besar dengan pemandangan dari jendelanya yang menampakkan Gedung Empire State khas kota New York.     

Terry sedang duduk di kursi kerjanya dengan wajah cerah.     

"Heii... selamat ya, pengantin baru..." tukas Terry kepada keduanya.     

"Maaf, kami menikah mendadak, tidak sempat mengundang siapa-siapa," kata London dengan nada sedikit menyesal. "Tetapi nanti kami akan mengadakan pesta pernikahan di musim semi."     

Terry mengangguk. "Jangan sampai batal lagi."     

"Pasti tidak akan batal.." tukas London. Lagipula kami sudah menikah."     

Terry hanya tertawa melihat adiknya menjadi sewot. Ia mengerti setelah berbagai lamaran yang gagal dan rencana pernikahan yang batal, adiknya benar-benar tidak mau mengambil risiko dan segera menikahi L begitu ada kesempatan.     

Ia sendiri tidak mengerti mengapa Aleksis dan London bisa begitu impulsif dalam cinta. Hingga usianya menginjak tahun ke-34, Terry masih belum pernah memiliki kekasih. Ia juga belum berminat menjalin hubungan serius dengan siapa pun, karena seperti pengakuannya, ia sedang menikmati hidup.     

"Kau sedang bicara dengan siapa?" tanya Nicolae yang muncul tiba-tiba di belakang Terry. Pemuda itu segera melihat London dan menyapanya. "Eh.. hai, apa kabar? Bagaimana Lily?"     

London mengangkat Lily dari keranjangnya dan menggendong bayinya untuk ditunjukkan kepada Nicolae. "Lily sehat dan bahagia.. Seperti yang kau lihat, dia sudah gemuk dan tubuhnya terlihat seperti anak yang lahir normal."     

Nicolae mendekat dan memperhatikan Lily lalu mengangguk-angguk. "Benar, Lily pasti sekarang sudah bahagia karena orang tuanya tidak lagi seperti anjing dan kucing dulu..."     

Nicolae masih ingat sebulan yang lalu di Targu Mures London tampak sangat tertekan karena cintanya pada L dan keputusannnya yang membatalkan rencana pernikahannya sendiri. Ia melihat kini baik London maupun Lily sama-sama tampak ceria dan sehat.     

"Oh, ya.. perkenalkan ini istriku, L." London memperkenalkan L kepada Nicolae yang baru pertama kali bertemu. Ia lalu menoleh kepada istrinya. "L, ini Nicolae, kakak kembar Alaric, suami Aleksis."     

"Hallo, senang bertemu denganmu..." L mengangguk sopan. Ia berbisik kepada suaminya. "Kalau mereka kembar, kenapa wajahnya tidak mirip?"     

"Mereka memang bukan kembar identik," London menjelaskan,     

L menatap Terry dan Nicolae dengan penuh perhatian. Entah kenapa ia baru menyadari bahwa semua manusia dari kaum Alchemists yang pernah ditemuinya, ternyata memiliki penampilan yang sangat menawan. Mereka semua tampak sempurna. Yang perempuan sangat cantik, dan yag lelaki sangat tampan.     

London yang melihat ekspresi L dapat segera membaca apa yang dipikirkan gadis itu. "Semua orang Alchemists memang tampan dan cantik seperti mereka, Nicolae sudah berumur 105 tahun, dan Terry 34 tahun, tetapi kau tidak melihat perbedaan usia di antara keduanya, seolah mereka sama-sama berumur 25 tahun. Nanti kau dan aku pun akan seperti itu, Kita tidak akan menua, dan bisa selamanya bersama anak-anak kita."     

L tersenyum. Ia mengerti suaminya sedang membicarakan botol ramuan yang sudah diminumnya beberapa hari lalu. L kini pun akan menjadi seperti mereka, awet muda dan cantik selamanya. Hal itu membuatnya sangat bersyukur.     

Mereka berempat lalu mengobrol selama setegah jam sebelum akhirnya Terry mengakhiri hubungan karena ia harus bekerja.     

"Sekali lagi, selamat ya..." katanya sebelum menghilang dari ruang Virconnect.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.