The Alchemists: Cinta Abadi

Berdansa Di Pesta Pernikahan



Berdansa Di Pesta Pernikahan

0"Selamat sore semuanya..." Billie Yves tampil ke atas panggung dengan langkah-langkah anggun. Gadis itu masih tampak secantik dulu ketika ia masih menjadi seorang superstar di dunia musik. Namun, penampilannya kini berubah dan terlihat lebih anggun serta keibuan.     

"Aaahh...!!!"      

Finland kaget mendengar suara jeritan L di sampingnya. Ia menoleh dan menemukan menantunya itu sedang berlinang air mata dan menjerit haru karena akhirnya bisa melihat penyanyi idolanya tampil langsung di hadapannya, memberikan pertunjukan istimewa di pesta pernikahannya.     

Finland tahu dari London bahwa L juga sangat menyukai Billie Yves, dan ia segera memaklumi tingkah gadis itu. Keduanya tampak memusatkan perhatian ke panggung dan mendengarkan Billie menyanyi.     

"Aku sangat senang bisa hadir di pesta ini dan menyanyikan beberapa lagu favoritku. Ini untuk kalian semua," kata Billie sambil mengacungkan tangan kanannya ke udara. Ia lalu melantunkan dua buah lagu berturut-turut. Semua tamu tampak terhipnotis mendengar nyanyiannya.     

Sebagian ada yang menyanyi mengikuti Billie, dan sebagian lagi turun dan berdansa dengan pasangannya masing-masing.     

"Sayang, kau mau berdansa denganku?" tanya London tiba-tiba sambil memeluk pinggang L yang masih terpaku memperhatikan Billie Yves. Ia telah menitipkan Lily kepada Rune dan tidak akan melewatkan momen ini untuk berdansa dengan istrinya.     

L menatapnya dengan wajah berbinar-binar dihiasi senyuman dan mengangguk. Pasangan pengantin baru ini lalu bergerak ke depan panggung dan berdansa lambat mengikuti lagu balada Billie Yves.     

Melihat London berdansa dengan L, Finland tak ingin ketinggalan. Ia segera menarik suaminya yang tadi sedang berbincang-bincang dengan Ned dan Portia. Dengan senang Caspar mengikutinya. Ia melambai kepada dua temannya dan merangkul istrinya untuk berdansa.     

Jean dan Marion segera menyusul mereka. Karena pertunjukan Billie Yves adalah suatu peristiwa yang sangat langka, Marion merelakan meninggalkan bayinya sebentar kepada Kara yang dengan senang hati merawat bayi yang baru berumur 3 bulan itu.     

Pasangan demi pasangan turun ke lantai dansa menikmati lagu demi lagu dari Billie Yves yang legendaris. Aleksis yang juga tumbuh besar dengan mendengarkan lagu-lagu Billie Yves yang diputar ibunya sebenarnya ingin menarik suaminya untuk berdansa, tetapi ia tahu Alaric tidak menyukai berdansa di muka umum, maka ia menahan diri dan sama sekali tidak memintanya.     

Ia hanya melihat para pasangan yang berdansa sambil menunggui Altair dan Vega yang sedang bermain bersama si Monyet Kecil, Jean-Marie. Ketiga anak itu sangat akrab karena hanya berbeda umur setahun. Altair dan Vega hampir berumur sebelas tahun dan Jean-Marie sepuluh tahun.     

"Hei... kau tidak mau berdansa?"      

Tiba-tiba terdengar suara Alaric di belakang Aleksis yang sedang memfokuskan perhatiannya kepada anak-anaknya. Gadis itu terkejut mendengar kata-kata suaminya dan segera menoleh dengan ekspresi tidak percaya.     

"Kau.. kau mengajakku berdansa?" tanyanya keheranan.      

Alaric hanya mengangguk. Ia telah menitipkan Ireland kepada Terry yang tadi menawarkan diri untuk menggendong bayinya setelah melihat betapa banyak wanita mengerubungi Alaric dan Nicolae karena keduanya masing-masing menggendong bayi yang sangat lucu. Setelah menyerahkan anaknya kepada Terry, secara otomatis pandangannya segera terarah untuk mencari istrinya.     

Ia telah melihat ekspresi wajah Aleksis saat melihat Billie Yves naik ke panggung dan mulai menyanyi, diikuti dengan pasangan demi pasangan yang turun untuk berdansa. Ia tahu Aleksis juga ingin berdansa, tetapi ia tahu istrinya terlalu mencintainya dan tidak akan memintanya melakukan hal yang tidak ia sukai.     

Karena itulah ia diam-diam mendekati Aleksis dan kini justru menawarkan untuk mengajaknya berdansa bersama. Aleksis tersenyum lebar melihat suaminya mengangguk. Dengan gembira ia memeluk leher Alaric dan mencium bibirnya dengan mesra.     

"Aku mau!"     

Alaric merangkul pinggang Aleksis dan menuntunnya ke lantai dansa bersama pasangan-pasangan lain. Melihat siituasi yang sangat romantis di bawah panggung, banyak anggota klan yang masih muda dan single juga ingin merasakan keromantisan berdansa dengan lawan jenis, sehingga mereka mulai mencari pasangan untuk diajak turun.     

Shekina, Lyanna dan Alexandra yang malam itu tampil sangat cantik dengan gaun masing-masing yang unik segera mendekati Rune, Terry, dan Nicolae yang sedang berdiri bersama dengan bayi-bayi di gendongan mereka.     

"Heii.. kalian mau berdansa dengan kami?" tanya Shekina dengan suaranya yang merdu. Ia menyipitkan matanya melihat Terry tampak sangat ahli menggendong Scotland. "Kau cocok menjadi ayah."     

Terry hanya memutar bola matanya. "Tentu saja. Aku ini lelaki sempurna. Kalau aku menjadi ayah nanti, aku akan menjadi ayah yang hebat. Sekarang ini aku hanya sedang melatih kemampuanku."     

Serentak ketiga gadis itu tertawa berderai-derai. Terry masih belum berubah, masih narsis seperti biasanya. Pemuda tampan itu jelas belum mau menikah, apalagi menjadi ayah, tetapi ia tetap ingin menunjukkan bahwa ia memiliki bakat sebagai ayah.     

"Maaf, kami tidak bisa berdansa. Bayi-bayi ini sedang membutuhkan kami," kata Nicolae sambil mengangkat bahu.     

Tepat saat itu Ireland yang ada dalam gendongannya menguap sangat lebar dan tanganya terayun memukul dagu Nicolae. Ketiga gadis itu tertawa lagi. Ireland tampak sangat menggemaskan dengan wajah terkantuk-kantuk yang berkali-kali oleng.     

"Ini bayi siapa saja?" tanya Alexandra penuh rasa ingin tahu.     

"Uhm... yang ini pasti Lily," komentar Lyanna sambil mengusap rambut Lily yang hitam lebat. Bayi yang menempel gembira di dada pamannya, Rune itu tampak terganggu karena ada orang asing yang menyentuh rambutnya dan segera menggeram. Lyanna tertawa melihat tingkah Lily. "Astaga.. persis seperti ibunya, judes."     

Rune ikut tertawa mendengar kata-kata Lyanna. L memang memiliki reputasi sebagai gadis yang judes dan menyebalkan. Walaupun sekarang L sudah banyak berubah, tetapi sekilas pandang, orang yang tidak terlalu mengenalnya akan mengira L memang judes dan gampang marah karena gadis itu pendiam dan tertutup. Ia tidak suka bicara kalau tidak perlu dan tidak mudah berteman dengan orang baru.     

London yang memiliki kepribadian sebaliknya, hangat dan terbuka, sama sekali tidak keberatan dengan sikap L yang terlihat judes. Ia lebih suka bila orang-orang mengira istrinya tidak ramah dan menyebalkan, supaya pria-pria di luar sana tidak jatuh cinta kepada L.     

"Biar aku saja yang tahu seperti apa aslinya L itu, bahwa dia adalah wanita yang pandai, lembut, penuh perhatian, dan menggemaskan..." kata London sambil tertawa-tawa, saat Rune membicarakan reputasi L yang terkenal judes itu. "Kalau semua orang tahu L sebenarnya baik dan menyenangkan, nanti banyak laki-laki yang mengejarnya. Nanti aku yang repot."     

"Iya.. Lily memang mirip ibunya," kata Rune sambil tersenyum. Ia ingat betapa London sangat gembira saat mengetahui ia akan memiliki anak perempuan. Ia memang sangat ingin agar anaknya mirip L.     

"Lalu, bagaimana dengan kedua bayi ini?" tanya Lyanna. Rune dan Nicolae saling pandang. Sebenarnya orang-orang yang datang ke pesta pernikahan ini dapat menebak bahwa kedua anak ini adalah anak lelaki Alaric Medici dan Aleksis Schneider, tetapi ketiga pamannya ini tidak dapat menyatakan identitas kedua bayi itu secara terbuka selama Alaric dan Aleksis masih memutuskan untuk merahasiakan anak-anak mereka.     

Akhirnya mereka hanya mengangkat bahu. "Kedua anak ini adalah keponakan kami."     

Hanya itu yang dapat mereka katakan. Ketiga gadis itu mengangguk-angguk maklum. Ireland dan Scotland tidak mirip kedua orang tuanya, sehingga mereka juga tidak berani berasumsi sendiri.      

"Hmm... mereka lucu sekali..." Shekina tampak gemas dan hendak mencubit pipi Scotland tetapi ia berusaha keras menahan diri.     

Akhirnya ketiga lelaki dan perempuan itu hanya bisa mengobrol sambil menikmati wine, karena tidak ada yang bisa berdansa sementara menggendong bayi di tangan mereka.     

Dari jauh mereka terlihat seperti tiga pasang suami istri dengan anak masing-masing. Sungguh lucu sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.