The Alchemists: Cinta Abadi

Morning Sickness



Morning Sickness

1Fee bangun ketika hari sudah siang. Ia merasa malu karena baru sebulan tidak merasakan tidur di kasur mahal seperti di penthouse dan tubuhnya langsung menjadi manja. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 8.30 dan ia buru-buru mandi dan bersiap ke kantor.     

Mischa sudah tidak ada di penthouse maupun di kantor. Rupanya ia naik penerbangan pagi ke Singapura. Hanya ada catatan tertempel di pintu kulkas bahwa ia sudah berangkat.     

Fee yang menyempatkan diri mengambil sebuah apel dari kulkas sebagai sarapannya mengambil catatan itu dan mendesah.     

Ahh... berarti ia akan sendirian di sini selama seminggu ke depan.     

Ia berangkat ke kantor dan mengerjakan beberapa tugasnya yang diminta oleh Mischa. Menerjemahkan beberapa dokumen rahasia ke bahasa Inggris dan menyortir laporan yang diminta.     

Hari kerja masih berlangsung selama dua hari, hingga tanggal 23 Desember, lalu perusahaan akan memberikan liburan akhir tahun kepada karyawannya untuk menikmati hari libur Natal dan tahun baru bersama keluarga.     

Ketika Fee datang ke restoran di lantai 10 untuk makan siang, ia melihat wajah-wajah yang menatapnya tidak ramah. Gadis itu mengerutkan kening. Ia tahu ia adalah karyawan baru di sini dan ia belum banyak memiliki kenalan, tetapi sebelumnya, ia tidak merasakan aura permusuhan yang demikian kuat seperti hari ini.     

Ada apa gerangan?     

Ketika ia berjalan ke sebuah meja di sudut dengan baki berisi makanan di tangannya, ia melewati meja berisi Sarah dan beberapa gadis berpakaian mahal. Mereka semua menatapnya tanpa berkedip dengan ekspresi muak.     

Fee hanya dapat mendesah. Ia menduga ini ada kaitannya dengan apa yang dilihat Sarah kemarin di kantor Mischa ketika ia memeluk bosnya itu karena ia merasa terharu.     

Kalau selama ini, Sarah hanya menyebarkan gosip tanpa bukti bahwa Fee adalah gadis simpanan bos mereka, maka kemarin asisten Direktur HRD itu pasti merasa mendapatkan jackpot berupa bukti nyata, karena ia melihat Fee memeluk Mischa.     

Dalam hal ini, pasti Fee yang akan disalahkan sebagai asisten genit dan tidak tahu diri. Fee berusaha menenangkan dirinya dan tidak mempedulikan orang-orang di sekelilingnya.     

Yang paling penting di sini adalah pendapat Mischa, bosnya. Kalau Mischa saja tidak peduli dan tidak menganggap Fee genit, maka ia tidak usah memikirkan pendapat orang lain.     

Bukan mereka yang memberinya gaji.. Mereka juga tidak memiliki wewenang untuk memecat Fee, asalkan gadis itu terus bekerja dengan baik.     

Fee menelan makanannya dengan susah payah.     

Hmm.. kenapa tiba-tiba nafsu makannya hilang? Rasanya apa pun yang ia masukkan ke mulutnya terasa hambar dan membuatnya ingin muntah.     

Ugh.. mungkin ini akibat memikirkan gosip-gosip busuk itu, pikir Fee sebal. Ia meneguk jusnya untuk meredakan rasa mual di tenggorokannya.     

"Huek..."     

Astaga... Fee buru-buru menekap mulutnya menahan agar tidak muntah. Jus jeruk yang diminumnya terasa begitu menyengat. Apakah mereka mengganti provider jusnya? Mengapa rasanya sama sekali tidak enak??     

"Huekk.." Dengan panik Fee menyambar tasnya dengan tangan kiri dan menutup mulutnya dengan tangan kanan, lalu berlari keluar restoran. Semua orang yang sedang makan tampak tercengang melihatnya bersikap seperti itu.     

Fee buru-buru berbelok ke sebelah kiri dan berlari ke ujung gang menuju toilet. Begitu masuk ke salah satu bilik toilet wanita, ia segera menutup pintu dan membuka tutup toilet. Ia segera memuntahkan semua yang baru saja ia makan dan isi perutnya dari tadi malam.     

"Hueekk... ya Tuhan..." Ia muntah berkali-kali dan tubuhnya segera menjadi lemas.     

Fee menghabiskan waktu hampir 15 menit di dalam toilet, berusaha mengeluarkan semua isi perutnya dan menenangkan diri. Kepalanya pusing dan tubuhnya kehilangan kekuatan.     

Apakah ini mual dan muntah akibat kehamilannya? Menurut perhitungan Fee saat ini kandungannya sudah memasuki 10 minggu. Tadinya ia mengira tidak akan mengalami mual dan muntah seperti kebanyakan wanita hamil lainnya karena di awal-awal kehamilan ia sama sekali tidak merasakan keluhan apa pun.     

Tetapi ternyata semua keluhan itu seperti sedang menunggu waktu dan tiba di saat yang paling tidak tepat lalu menyerangnya sekaligus.     

Ugh... untung saja bosnya sedang keluar negeri.     

Fee sedang tidak ingin membahas tentang kehamilannya dengan siapa pun. Ia bangkit dengan susah payah dari lantai toilet dan merapikan pakaiannya. Dengan cepat ia menelepon Sam untuk meminta izin ke rumah sakit, dengan alasan masuk angin parah.     

Ia tahu, peristiwa ini pasti akan kembali mengundang gosip di antara karyawan lain bahwa ia sekarang hamil karena tidur dengan bosnya.     

Biar sajalah. Ia tidak sanggup memikirkan mereka lagi. Saat ini ia harus segera memeriksakan kandungannya dan memastikan bayinya sehat.     

Fee pulang ke penthouse dan beristirahat. Ia lalu memutuskan untuk menelepon dokter kandungan di rumah sakit yang dulu pernah ia hubungi. Ia meminta dokter tersebut datang ke penthouse di malam hari dan tidak usah mengenakan seragam dokter.      

Ia merasa lega karena sekarang Ren sudah tidak dapat melacak teleponnya, sehingga ia dapat dengan bebas memanggil dokter. Kalau dokter yang datang ke gedung St. Laurent, tidak akan ada yang mencurigainya. Mereka mungkin mengira dokter itu dipanggil untuk merawat tamu hotel, atau ia datang untuk makan malam di restorannya.     

Kalau sampai Fee yang datang ke rumah sakit atau menemui dokter, ia takut Ren akan mengetahui bahwa ia memeriksakan kandungannya. Ia sama sekali tidak ingin Ren tahu. Ia takut Ren akan menggunakan segala cara untuk menyingkirkan anaknya.     

Ia tidak dapat membiarkannya.     

***     

"Hmm... semuanya baik-baik, saja," kata Dokter Anna sambil menyimpan dopplernya. "Selamat ya, Anda akan memiliki anak kembar."     

Fee membulatkan matanya besar sekali saat mendengar kata-kata dokter itu. Kembar? Ini sungguh tidak terduga!     

"Dokter serius?" Dadanya berdebar-debar penuh sukacita.     

Astaga.. ia akan memiliki dua orang anak! Sulit dipercaya!     

"Aku serius. Saat ini keduanya masih sangat kecil, tetapi detak jantungnya sangat kuat dan penuh semangat. Kurasa mereka akan baik-baik saja." Dokter Anna tersenyum lebar melihat ekspresi pasiennya. Ia selalu senang melihat wajah bahagia para pasien yang mendengarkan kabar baik seperti ini darinya. "Aku akan meresepkan beberapa vitamin untuk memperkuat tubuh dan obat ringan yang aman untuk ibu hamil supaya mengurangi rasa mual dan tidak nyaman yang dialami ibu."     

"Terima kasih, Dokter." Wajah Fee benar-benar dipenuhi ekspresi bahagia. Sebelum Dokter Anna permisi pulang, ia memegang lengan dokter separuh baya itu dan memintanya dengan nada suara memohon agar merahasiakan kunjungan pasien yang dilakukannya di sini kepada siapa pun. "Kumohon, Dokter. Tidak boleh ada yang sampai tahu."     

Dokter Anna mengerling ke seisi penthouse yang demikian mewah dan mengangguk. Dalam hati ia menduga gadis jelita ini adalah kekasih gelap orang penting yang harus merahasiakan keberadaannya dan anak dalam kandungannya. Ini sama sekali bukan hal yang tidak lazim terjadi.     

Ia tersenyum sedikit. "Aku menjunjung tinggi kode etik dokter yang akan merahasiakan status kesehatan pasiennya. Anda tidak usah kuatir."     

"Terima kasih banyak, Dokter."     

Fee menghembuskan napas lega. Setelah Dokter Anna pergi, Fee menghempaskan tubuhnya di sofa dan termenung cukup lama.     

Ia sangat bahagia mengetahui bahwa ia akan memiliki anak kembar. Ia tidak tahu apakah anaknya nanti kembar identik atau tidak, masih terlalu awal untuk mencari tahu. Kalau kembar identik, berarti ia mewarisi gen kembar dari ayahnya. Ia tidak ingat memiliki kerabat dari pihak ayah yang memiliki anak kembar sama sekali.     

Di satu sisi ia sangat bahagia, tetapi di sisi lain, beban pikirannya menjadi bertambah. Mengurusi dan membesarkan satu anak saja biayanya sudah sangat mahal.. bagaimana ia bisa mengurusi dua orang sekaligus?     

Ia termenung cukup lama dan tanpa sadar air matanya pelan-pelan telah mengaliri pipinya dengan deras.     

Fee tertidur di sofa karena ia menangis hingga tengah malam dan kemudian menjadi terlalu lelah untuk pindah ke kamar. Ketika ia bangun di pagi hari, ia menemukan ada SMS masuk dari Ren.     

[Tahun ini aku memutuskan untuk mengunjungi Johann di Monaco untuk menghabiskan liburan Natal. Apakah kau mau ikut? Tapi kau tidak boleh menyinggung tentang perceraian sama sekali.]     

.     

.     

>>>>>>     

Dari Penulis:     

Wahh.. anaknya kembar!!! Keturunan ini mah.     

Btw, untuk yang bertanya-tanya, kenapa sidik jarinya Fee ga cocok dengan rekaman data sidik jari Vega. Itu karena data sidik jari Vega yang ada sudah diubah oleh Skia, ya. Bukan sidik jari Fee yang diubah, karena sidik jari manusia ga bisa diubah. Yang bisa itu adalah mengubah data yang tersimpan.     

Penculik Fee sudah merencanakan ini puluhan tahun dan mereka pinter. Jadi kalo hal sesimpel sidik jari aja mereka ga prepare, ya jadinya bodoh dong...     

Untuk pembaca yang males ngikutin cerita ini karena menganggap terlalu panjang, apalagi menuduh ini kayak sinetron, pengennya ujug2 Fee dikenali, sidik jarinya cocok, penculiknya jadi bego.. monggo, baca novel lain aja, daripada kalian ngomel2 nggak jelas dan bikin saya stress.     

Novel ini terdiri dari EMPAT CERITA berbeda. BUKAN CUMA SATU, kebetulan aja tokoh2nya masih ada hubungan keluarga. Novel lain banyak yang sampai 2000-4000 bab lho, ceritanya cuma satu. Ini mah nggak ada apa2nya sama novel lain itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.