The Alchemists: Cinta Abadi

Promosi Yang Batal



Promosi Yang Batal

1Ren melihat ekspresi shock istrinya buru-buru menggeleng dan menarik gadis itu ke pangkuannya.     

"Bukan itu. Aku sedang banyak pikiran dan tidak mau mengganggu tidurmu." Ia tidak ingin mengatakan bahwa ia melihat bantal Fee yang basah dan menyadari istrinya menangis sampai jatuh tertidur.      

Fee mendesah lega dan melingkarkan lengannya ke leher Ren dan menatap pria itu dalam-dalam.     

"Aku takut kau tidak membutuhkan aku lagi untuk tidur..." katanya dengan suara sedih.     

"Ah.. jangan konyol. Aku selalu membutuhkanmu..." kata Ren sambil tersenyum. Ia menjawil dagu Fee dan mencium bibirnya. "Sekarang aku mau tidur. Apakah kau mau menemaniku?"     

"Eh.. tapi sekarang kan sudah pagi?" tanya Fee keheranan. "Apakah kau tidak perlu bekerja?"     

"Aku akan pura-pura sakit," jawab Ren santai. Ia menatap Fee dengan ekspresi geli. "Apa kau tidak kasihan melihatku belum tidur sejak tadi malam? Kau ingin aku pergi bekerja?"     

Fee tertegun melihat sikap Ren. Ia tidak pernah melihat Ren bersikap seperti ini. Bukankah ia adalah seorang laki-laki yang serius? Tetapi hari ini ia bisa menggoda Fee.     

Sebelum ia bersama Fee, Ren terkenal sulit tidur tetapi ia tetap dapat pergi bekerja dan melakukan aktivitasnya walaupun ia tidak tidur berhari-hari. Namun, kini ia bisa berpura-pura sakit hanya karena ia tidak tidur semalaman?     

Fee buru-buru menggeleng. "Tidak... aku ingin kau beristirahat. Aku akan menelepon Amelia dan memberitahunya bahwa kau tidak akan datang ke kantor."     

"Kau bisa menggunakan ponselku," kata Ren sambil menyerahkan ponselnya yang ia ambil dari sakunya.     

Fee menatap ponsel di tangan Ren dengan sepasang mata berbinar-binar. Ia tidak mengira Ren akan menyerahkan ponselnya agar Fee langsung bicara kepada Amelia dan memberitahunya bahwa Ren tidak akan datang bekerja hari ini.     

Yang Ren lakukan ini seolah memberikan pengakuan yang tadi malam begitu memberati hati Fee. Sepertinya Ren dapat menebak bahwa Fee merasa sedih karena bukan ia yang mendampingi suaminya ke acara jamuan resmi, melainkan Amelia, sekretarisnya.     

Namun dengan menyerahkan ponselnya dan meminta Fee menelepon Amelia mewakili Ren sendiri, seolah Ren memberi kesempatan kepada Fee untuk menunjukkan kepemilikannya atas pria itu kepada Amelia.     

Tindakan yang tampak sederhana ini rupanya memiliki makna sangat penting bagi Fee, karena matanya menjadi basah saat ia mengambil ponsel Ren dan memencet nomor telepon Amelia.     

"Selamat pagi, Ren... Bagaimana tidurmu semalam?" Terdengar suara renyah Amelia di ujung telepon setelah dua deringan.     

"Amelia, ini Fee, istri Ren. Aku mau memberi kabar bahwa Ren sedang tidak enak badan dan tidak bisa datang ke kantor. Tolong kau terima semua hal yang berhubungan dengan Ren dan beri laporannya lewat email. Terima kasih."     

Fee tidak menunggu jawaban dari Amelia, segera memutus hubungan. Dengan wajah tersenyum haru, ia menyerahkan ponsel Ren kembali kepada pemiliknya.     

"Terima kasih," kata Ren sambil tersenyum sambil menyimpan ponselnya kembali ke saku. Ia lalu berdiri sambil menahan tubuh Fee dengan kedua tangannya. "Sekarang aku mau mandi sebentar dan kemudian tidur. Kau mau bergabung?"     

Wajah Fee tersipu-sipu ketika ia mengangguk. Secara refleks kedua lengannya dikalungkan ke leher Ren ketika pria itu berjalan sambil membawanya menuju kamar tidur mereka.     

Setelah keduanya mandi bersama, Fee memutuskan untuk menelepon ke Kafe Magnolia dan meminta izin tidak masuk kerja. Ia lebih memilih menemani Ren di rumah saat suaminya berpura-pura sakit dan tidak pergi ke kantor.     

***     

Suasana hati Fee mulai membaik setelah Ren sengaja tidak pergi bekerja dan menghabiskan waktu seharian bersamanya. Ia menyadari bahwa Ren berusaha menghiburnya dengan melakukan hal itu, dan ia merasa berterima kasih.     

Fee tahu bahwa Ren memikirkan perasaannya dan berusaha melakukan yang terbaik untuk mengurangi kesedihan Fee. Karena melihat usaha Ren tersebut, akhirnya Fee pun berusaha melupakan hal-hal yang berhubungan dengan Amelia dan statusnya sebagai istri rahasia pangeran putra mahkota Moravia agar ia tidak bersedih lagi.     

Ia berusaha menyibukkan diri dengan pekerjaan dan sekolahnya dan tidak memikirkan hal-hal yang akan membuatnya sedih. Satu tahun telah lewat, pikirnya. Kalau ia sibuk dan aktif, maka waktu empat tahun berikutnya akan berlalu tanpa terasa. Ia hanya perlu bersabar.     

***     

"Fee... Mohon maaf ya, karena insiden perkelahian di kafe dua hari lalu, aku merasa belum bisa memberikan jabatan asisten manajer kepadamu..." Stevan memanggil Fee ke kantornya begitu ia melihat gadis itu datang untuk bekerja. Kata-katanya membuat Fee sangat terkejut. "Aku sudah memberikannya kepada Ella kemarin saat kau izin tidak masuk kerja."     

Fee tertegun mendengar kata-kata Stevan yang sama sekali tidak terduga itu. Stevan telah menjanjikannya jabatan sebagai asisten manajer setelah bekerja selama enam bulan di Kafe Magnolia karena kinerja Fee yang baik dan mereka melihat bahwa semakin banyak pelanggan yang datang setelah Fee mulai bekerja di kafe itu.     

"Kenapa? Bukankah pekerjaanku baik? Kalau soal pekerjaan part time, bukankah Ella juga bekerja part time di Kafe Magnolia?" tanya Fee dengan nada suara kecewa. "Kau sendiri yang mengatakan bahwa kau merasa aku dapat berkontribusi banyak bagi kemajuan Kafe Magnolia..."     

"Itu benar, sebelum terjadi perkelahian kemarin," kata Stevan dengan nada menyesal. "Tetapi kemarin datang utusan dari walikota yang menegur kafe kita. Mereka memintaku untuk memecatmu karena menganggap kau menjadi penyebab terjadi keributan di antara tamu. Karena aku tidak mau memecatmu, aku terpaksa membatalkan promosi sebagai asisten manajer untukmu. Kumohon, kau harus mengerti posisiku. Aku melakukan ini demi kebaikan kafe kita juga."     

"Aku tidak mengerti. Apa hubungannya walikota dengan kafe ini?" tanya Fee.     

"Uhm... salah seorang pemuda yang kemarin dipukul itu adalah anak bungsu walikota dan ia mengadu kepada ayahnya," jawab Stevan pelan. "Mereka sudah mengancam akan mencabut izin usaha kita untuk membalas apa yang terjadi kepada anaknya."     

"Itu namanya menyalahgunakan kekuasaan," kata Fee. "Mereka tidak boleh bersikap seenaknya dan menekan orang yang tidak bersalah mentang-mentang ayahnya adalah walikota. Bukankah di negara kita ada undang-undang dan hukum? Mengapa kau membiarkan mereka menekanmu?"     

"Fee.. kenyataannya memang seperti itu. Tidak ada yang dapat kita lakukan. Orang-orang yang berkuasa memang dari dulu selalu menindas orang lain. Kita hanya bisa mengalah. Kecuali kau mengenal orang yang lebih berkuasa dari walikota, maka aku tak bisa berbuat apa-apa..." kata Stevan. Ia menepuk bahu Fee dan memberi tanda bahwa pembicaraan mereka telah selesai.     

Dengan sedih Fee keluar dari ruangan Stevan. Ia berpapasan dengan Ella yang hendak masuk ke ruangan Stevan dan untuk sesaat kedua gadis itu bertatapan tanpa berkata apa-apa. Fee dapat merasakan bahwa Ella tidak enak telah mengambil promosi yang seharusnya untuk dirinya, tetapi ia tidak berkata apa-apa.     

Ugh... Fee merasa sangat kesal saat mengetahui bahwa ternyata Hendrik atau temannya merupakan anak walikota. Tentu jabatan ayahnya membuat pemuda itu merasa ia dapat bertindak sewenang-wenang kepada orang lain. Ia sekarang mengerti kenapa dua hari lalu gadis yang bersama Hendrik mengatakan bahwa Hendrik pasti akan membalasnya.     

Sambil mengenakan apronnya untuk mulai bekerja, Fee memikirkan apakah ia akan memberi tahu Ren apa yang terjadi di tempat kerjanya atau tidak. Sebenarnya suaminya telah memintanya untuk berhenti bekerja di kafe untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa, tetapi Fee masih belum ingin mencari pekerjaan baru. Ia menyukai Kafe Magnolia.     

Ia kuatir kalau ia memberi tahu Ren bahwa orang yang dipukulnya kemarin ternyata adalah anak walikota dan seenaknya menekan manajemen kafe untuk memecat Fee, Ren justru akan menyuruhnya untuk berhenti bekerja di sana. Tetapi kalau ia tidak mengatakan apa-apa, maka Hendrik akan bisa terus berlaku seenaknya dan mungkin nanti ia akan datang lagi dan mengancam Fee secara langsung.     

Apa yang harus ia lakukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.