The Alchemists: Cinta Abadi

Hanya Ingin Bersama Dengannya **



Hanya Ingin Bersama Dengannya **

0Marie menatap Nicolae dengan haru dan mengangguk pelan. "Aku.. selalu merindukanmu..."     

Nicolae memejamkan matanya dan mencium Marie lagi dengan sangat mesra. Ketika ia membuka matanya ia tersenyum bahagia. "Aku sangat senang mendengarnya."     

Marie menjadi tersipu kemerahan. Tetapi sesaat kemudian tangannya yang melingkari leher Nicolae lalu turun perlahan-lahan dan membuka kancing kemeja pemuda itu. Nicolae menunduk dan memperhatikan pekerjaan Marie sambil tersenyum simpul.     

Ia membiarkan Marie membuka pakaiannya satu persatu, sementara ia melanjutkan menciumi bibir, dagu, leher, dan ceruk leher gadis itu... lalu perlahan-lahan turun ke dadanya.     

Marie mendesah dan menggeliat beberapa kali saat bibir Nicolae menciumi tubuhnya. Tangan pria itu kemudian ikut turun bersama bibirnya menelusuri setiap inci permukaan kulit gadis itu. Dengan khimad Nicolae lalu membuka kancing pakaian Marie dan melepaskannya dari tubuh bagian atas sang empunya.     

Pemandangan yang tersaji di bawahnya sungguh indah dan membuat Nicolae menelan ludah. Ia masih sangat mengingat bentuk tubuh Marie dan setiap detail lekuknya. Malam pertama mereka enam tahun lalu adalah momen yang sangat membahagiakannya dan selalu disimpannya dalam hati sebagai kenangan yang paling indah.     

Kini saat tubuh Marie kembali berada dalam dekapannya, Nicolae memujanya dengan sepenuh hati. Seluruh tubuhnya bereaksi terhadap tubuh Marie. Tangannya bergerak lembut melepaskan satu persatu kain yang masih menutupi tubuh atas Marie, lalu melepaskan sepatu dan jeans serta pakaian dalamnya, hingga akhirnya gadis itu berbaring polos di sofa tanpa mengenakan sehelai benang pun.     

Marie menatap pekerjaan Nicolae dengan hampir tanpa berkedip. Dengan patuh ia mengangkat tangannya saat pria itu meloloskan kemeja dan branya, lalu membiarkan Nicolae melepaskan jeansnya.     

Setelah itu, giliran Marie yang melepaskan kemeja Nicolae dan kemudian celananya dan tidak lama kemudian, keduanya telah saling berhadapan di sofa dengan tubuh polos masing-masing yang terlihatan seperti pahatan karya seniman berbakat.     

"Tubuhmu sangat indah," komentar Marie dengan suara kagum, sambil menelusuri bahu Nicolae yang bidang, lalu turun ke dadanya, ke perutnya yang rata, dan terus turun hingga ke tulang panggulnya yang terpahat sempurna dengan otot-otot yang pas.     

"Aku senang kau menyukainya," bisik Nicolae. "Ini milikmu."     

Setelah berkata demikian, ia kembali menciumi Marie yang berbaring di sofa dan menggerayangi tubuh gadis itu dari depan hingga belakang, atas hingga ke bawah.     

Desahan demi desahan yang lolos dari bibir Marie karena rasa nikmat yang diperolehnya akibat perbuatan pria itu membuat Nicolae menjadi semakin bersemangat.     

Mulutnya berpindah dari ceruk leher Marie turun ke payudara kirinya dan menciuminya serta mengisap putingnya, sementara tangannya meremas lembut payudara kanannya dan terus melakukannya bergantian.     

"Aahh.. ahh.. sofaku Leon terlalu kecil... Kita mau ke kamarku?" tanya Marie di sela-sela desahannya.     

"Tentu saja..." balas Nicolae dengan suara yang sangat serak. Ia hampir tak dapat menahan nafsunya, hendak segera memasuki Marie, tetapi ia ingat mereka telah sangat lama tidak bersama, dan ingin memuaskan gadis itu dulu, sebelum menyenangkan dirinya sendiri.     

Setelah mencium Marie lagi, Nicolae segera bangkit dan menggendong tubuh gadis itu dengan kedua tangannya dan berbisik, "Kau tunjukkan jalannya.."     

Dengan malu-malu Marie menunjuk ke kamar di sebelah kiri. Nicolae menggendongnya masuk ke kamar dan buru-buru menutup pintu sebelum Koi bisa ikut masuk. Dengan wajah dihiasi senyum ia menaruh tubuh Marie perlahan-lahan di tempat tidurnya dan kembali mencumbu gadis itu.     

Keduanya berpagutan di tempat tidur dan saling memuaskan, sebelum akhirnya Nicolae memutuskan sudah waktunya untuk masuk. Ia membuka kedua kaki Marie dengan perlahan dan memosisikan kejantanannya di depan liang kewanitaan Marie yang sudah sangat basah.     

Dengan sekali dorong, milik Nicolae telah masuk sepenuhnya ke dalam inti tubuh Marie diikuti oleh rintihan pelan gadis itu yang memejamkan matanya sambil meremas kedua lengan Nicolae.     

Wajahnya terlihat dipenuhi ekstasi saat menerima kejantanan Nicolae yang segera memenuhi liang kewanitaannya yang sempit.     

Dengan penuh kasih sayang, Nicolae mencium Marie dan menggerakkan kejantanannya keluar masuk mulut rahim Marie yang terasa begitu hangat dan nyaman.     

Mereka bercinta dengan penuh gairah dan kerinduan, seakan meluapkan semua cinta yang harus ditahan sendiri selama bertahun-tahun, karena mengira orang yang dicintainya telah tiada.     

Marie masih ingat betapa Nicolae bukan tipe lelaki yang bersuara saat sedang bercinta, dan saat ini pun begitu. Pemuda itu mencumbu dan memuaskannya tanpa henti, tanpa suara, sementara Marie yang tak dapat menahan diri terus-menerus mendesah dan mengerang setiap kali ia dilanda badai orgasme yang seakan datang dengan tanpa henti.     

Keduanya merasa sangat kompatibel dalam segala hal, termasuk secara seksual. Bukan saja gaya berpakaian mereka yang serupa, Nicolae dan Marie sama-sama menekuni profesi sebagai hacker, juga dalam hal berhubungan intim, keduanya pun sangat sesuai.     

Semua yang dilakukan Nicolae membuat Marie merasakan kenikmatan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.     

Setiap inci tubuh Marie, setiap suara yang keluar dari bibirnya, setiap lenguhan dan desahannya, serta setiap kali tubuhnya mengejang dan menyambut gerakan cintanya, membuat Nicolae semakin bersemangat dan jatuh cinta.     

Ia merasa dirinya seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta dan berhubungan seksual dengan seorang wanita.     

Segala sesuatunya bersama Marie terasa sangat indah dan memabukkan. Mereka berpagutan dan bercinta tanpa henti bahkan setelah Nicolae keluar berkali-kali.     

Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan membuat mereka berdua keheranan.     

Namun, mereka sama sekali tidak memiliki waktu untuk berpikir karena kerinduan dan rasa cinta keduanya yang besar membuat Nicolae dan Marie terlena dalam badai kenikmatan seksual yang tidak kunjung henti.     

Dua jam kemudian, barulah mereka kehabisan tenaga dan menghentikan kegiatan bercinta mereka yang demikian intens. Nicolae memompa dengan cepat selama beberapa menit diikuti rintihan Marie yang memejamkan mata sambil membenamkan jari-jarinya di punggung pria itu, berusaha mengejar agar mereka dapat orgasme bersama.     

Tidak lama kemudian Nicolae menghentikan gerakannya dan terdiam dengan tubuh gemetar, sementara Marie mencengkram lengannya dan mereka bersatu dalam puncak kenikmatan bersama.     

Nicolae menghembuskan napasnya dengan berat lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Marie, sambil berhati-hati menahan berat tubuhnya dengan siku agar tidak menyakiti gadis itu.     

"Hmmm..." Ia mencium bibir Marie lembut lalu menggulingkan tubuhnya ke samping dan memeluk pinggang Marie.     

Dengan mata masih tertutup dan bibir merahnya tersenyum, Marie memutar tubuhnya dan menyusupkan kepalanya ke dada Nicolae yang berbaring di sampingnya. Mereka berpelukan selama beberapa menit tanpa membuka suara, hanya napas keduanya yang kemudian pelan-pelan menjadi teratur dan kemudian seirama.     

"Aku sangat mencintaimu," bisik Nicolae. "Aku tak akan pernah membiarkanmu jauh dariku. Aku ingin kita selalu bersama."     

"Hmm..." Marie hanya mengangguk pelan. Ia tahu seharusnya mereka tidak berlama-lama seperti ini, dan segera membereskan barang-barangnya untuk dibawa pergi, tetapi ia sungguh merindukan tubuh pria ini memeluknya seperti ini. Ia hanya ingin menikmati kebersamaan mereka sebentar lagi, sebelum kembali ke penthouse.     

Nicolae yang seolah bisa membaca pikiran Marie sama sekali tidak berkata apa-apa. Ia pun ingin lebih lama bersama Marie seperti ini. Ia tahu Marion akan menjaga Summer dengan baik.     

Saat ini, ia hanya ingin memeluk Marie dan menikmati kebersamaan dengannya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.