The Alchemists: Cinta Abadi

Apakah Kau Merindukanku?



Apakah Kau Merindukanku?

0Seumur hidupnya, Nicolae belum pernah sebahagia ini. Ia tak mengira, suatu hari di musim panas, kebahagiaannya datang tanpa diduga sama sekali. Dalam hati ia merasa sangat bersyukur telah menawarkan diri untuk mengawasi Altair dan Vega di Paris. Karena kebetulan itulah, ia dapat bertemu Summer, anak kandungnya, dan sekarang Marie.     

Ia segera membuat rencana untuk meresmikan pernikahannya dengan Marie dan memboyong istri dan anaknya untuk tinggal bersamanya. Terserah Marie mau tinggal di mana. Ia akan mengikuti keinginan gadis itu. Mereka dapat kembali ke New York. Ia akan menyelesaikan tugasnya di universitas dan membeli rumah baru yang besar untuk ditempatinya bersama Marie dan Summer.     

Altair dan Vega masih harus menyelesaikan SMA mereka di SMA George Washington selama setahun ke depan. Setelah itu, mungkin mereka akan melanjutkan kuliah di New York, atau ke Harvard atau kemana pun yang mereka  inginkan.     

Ia akan membicarakan dengan Marie serta Alaric dan Aleksis tentang pengaturan di antara mereka. Altair dan Vega bisa terus membagi waktu bersamanya dan orang tua kandung mereka, atau kembali tinggal bersama Alaric dan Aleksis sepenuhnya.     

Nicolae merasa adiknya telah sangat berbaik hati dan berbagi anak-anaknya dengan Nicolae selama enam tahun terakhir ini. Tetapi, sekarang Nicolae memiliki anaknya sendiri untuk diurus. Ia tidak sabar untuk segera membawa Summer untuk tinggal bersamanya, dan memperkenalkan bocah itu kepada semua orang.     

Summer tentu akan senang bermain dengan Lily dan Ireland serta Scotland karena mereka seumuran. Pertemuan keluarga berikutnya akan menjadi sangat ramai dan penuh celotehan bocah-bocah yang menggemaskan. Ia sungguh bahagia membayangkannya.     

Karena hatinya dipenuhi kegembiraan, perjalanan menjadi terasa begitu cepat. Mereka tiba di alamat yang disebutkan Marie tidak lama kemudian. Nicolae memarkir mobil di depan sebuah gedung apartemen kecil dan mengikuti Marie keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung.     

"Selamat datang di rumahku," kata Marie sambil mempersilkan Nicolae masuk ke apartemen mungilnya yang nyaman.     

Nicolae tersenyum dan segera berjalan berkeliling. Ia melihat bahwa selera Marie masih sama seperti dulu. Gadis itu memilih perabotan dan desain yang mirip seperti apartemennya di Singapura dulu. Susunannya pun cukup mirip.     

"Kau masih memberi nama barang-barangmu?" tanya pemuda itu.     

Marie mengangguk. Ia menunjuk berbagai benda yang ada di sekitar mereka. "Kursi sofa itu namanya Leon, dan bunga di pot yang ada di jendela itu Lucia."     

"Hai, Leon..." Nicolae menyapa benda-benda itu sambil tersenyum geli. "Apa kabar, Lucia?"     

Seekor anjing dachsund panjang tiba-tiba keluar dari kamar dan menggoyang-goyangkan ekornya dengan gembira menyambut kehadiran Marie. Gadis itu segera mengangkat anjingnya dan mencium kepalanya dengan gembira.     

"Ini..."     

"Koi, kan? Aku sudah mendengarnya dari Summer," kata Nicolae sebelum Marie sempat memperkenalkan anjingnya. "Hallo, Koi. Senang bertemu denganmu."     

Marie tersenyum mendengarnya. Ia mengangguk dan menaruh Koi ke lantai, lalu kembali memperkenalkan seisi rumahnya. "Itu Edward, yang ini Lilian, dan yang itu Ariel, dan ini Susan..."     

Nicolae tak henti-hentinya tersenyum mendengarkan Marie. Gadis ini memang sangat unik dan menggemaskan, pikirnya. Ia belum pernah bertemu orang yang memberi nama barang-barangnya.     

"Apakah kita akan membawa semua anggota keluargamu?" tanya Nicolae akhirnya setelah ia menyapa semua barang-barang yang diperkenalkan Marie kepadanya. "Aku masih menyimpan Edgard, Lilith dan semua barang-barangmu di Singapura."     

Marie menoleh keheranan mendengar kata-kata Nicolae. "Oh ya? Kok bisa? Aku meninggalkan mereka semua di apartemenku yang lama."     

Nicolae memasukkan tangannya ke saku dan mengangkat bahu. Wajahnya tampak berseri-seri. "Aku membeli apartemen itu karena aku ingin melestarikan semua kenangan tentangmu di sana. Sudah kubilang aku pergi ke Singapura setahun sekali. Aku akan tinggal di sana dan mengenangmu..."     

Marie tertegun mendengar kata-kata pria itu. Ia sekarang percaya bahwa Nicolae memang benar mencintainya sejak mereka berpisah waktu itu. Pria itu bahkan membeli apartemennya!     

Oh.. seandainya waktu itu mereka tidak berselisih jalan... tentu hidup keduanya akan menjadi sangat berbeda. Ia dan Nicolae pasti sudah bersama, karena mereka memang saling mencintai, dan Summer bisa lahir di tengah keluarga yang utuh, dengan ayah dan ibu yang sangat mencintainya.     

Sayangnya semua telah terjadi dan mereka tak dapat memutar waktu kembali. Yang dapat mereka lakukan sekarang adalah memulai segala sesuatunya dari awal... bersama-sama.     

Marie sangat terharu mendengar pernyataan Nicolae. Tanpa sadar ia telah melangkah maju dan memeluk pria itu.     

"Aku.. sangat mencintaimu," Akhirnya terdengar ucapan Marie menyuarakan isi hatinya untuk pertama kali. "Aku mengira kau telah tiada. Setiap aku melihat Summer, aku melihat dirimu.. dan itu membuatku kuat menjalani hidupku yang sepi."     

Nicolae membalas pelukan Marie dan mengusap-usap rambutnya dengan emosional. Walaupun mereka tidak bertemu selama hampir enam tahun, tetapi rasanya seperti baru kemarin ia dan Marie bertemu dan menghabiskan waktu bersama.     

Bayangan-bayangan kebersamaan mereka langsung terasa segar di benaknya... saat ia dan Marie menemani Nyonya Lu di rumah sakit menghadapi hari-hari terakhirnya, lalu menikah di kapel rumah sakit, bermain di Universal Studios, menebarkan abu Nyonya Lu ke laut, minum di Sky Bar, tidur bersama, dan kemudian bercinta berkali-kali di pagi hari...     

"Aku mencintaimu, Marie. Aku sangat bersyukur kau kembali ke dalam hidupku..." bisik Nicolae sambil menciumi puncak kepala Marie. "Aku ingin kau dan Summer segera ikut denganku. Aku ingin membawamu bertemu ayahku dan meminta restunya..."     

Marie mengangkat wajahnya dan menatap wajah Nicolae yang berada sangat dekat dari wajahnya, lalu gadis itu mengangguk. "Baiklah."     

Nicolae sangat senang mendengarnya. Ia tak sabar ingin memberi tahu Lauriel dan Alaric. Ayah dan saudaranya akan ikut bahagia mendengar bahwa Nicolae ternyata berhasil menemukan wanita yang ia cintai dan anak mereka. Kalau ada manusia yang mengerti perasaan Nicolae saat ini, mereka adalah Lauriel dan Alaric.     

Ia tersenyum lebar untuk yang kesekian kalinya hari itu. Nicolae yang sudah berubah menjadi pemurung dan jarang tersenyum selama enam tahun terakhir ini sekarang begitu penuh senyum dan selalu tampak bahagia.     

Ia merengkuh belakang kepala Marie dan menunduk sedikit untuk mencium gadis itu. Marie memejamkan matanya dan menerima bibir Nicolae pada bibirnya. Mereka berciuman dengan penuh cinta. Koi yang menyaksikan keduanya berpagutan tampak keheranan dan bengong di tempatnya.     

Ciuman keduanya menjadi semakin mesra saat Marie tanpa sadar mengeluarkan desahan pelan, yang membuat Nicolae menjadi semakin bersemangat.  Ia mengusap kepala, leher dan punggung Marie dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memeluk pinggang gadis itu.     

Lidahnya menerobos masuk lewat bibir Marie yang separuh terbuka dan menjelajah mulutnya dengan mesra. Marie merasakan pikirannya melayang dan lupa akan tujuan mereka pulang ke rumahnya untuk mengambil barang-barang pribadinya dan Summer.      

Tanpa sadar, keduanya berpagutan semakin mesra dan menjatuhkan diri ke atas Leon, sang sofa dan melanjutkan ciuman penuh gairah mereka di sana. Selama bertahun-tahun terpisah, Nicolae masih mengingat dan merindukan aroma tubuh Marie yang seperti citrus segar.     

Saat tubuh Marie terbaring di bawahnya dengan sepasang lengan gadis itu mengalung di leher Nicolae, ia dapat mencium aroma tubuh gadis itu dengan sangat dekat. Suara desahan Marie yang seksi mengundang hasratnya yang langsung naik ke ubun-ubun.     

Ia sangat mencintai gadis ini. Nicolae sangat merindukannya. Dan kini, semua kerinduannya tumpah tanpa dapat dibendung lagi.     

"Marie.. sayang..." bisiknya setelah melepaskan bibir Marie dan kini mereka saling bertatapan dekat sekali dengan hidung yang bersentuhan. "Apakah.. kau pernah merindukanku selama ini?"     

Marie menatap Nicolae dengan sepasang mata cokelatnya yang berkilauan karena air mata yang mulai menggenang. Gadis itu mengangguk pelan. "Aku.. selalu merindukanmu..."     

Nicolae memejamkan matanya dan mencium Marie lagi dengan sangat mesra. Ketika ia membuka matanya ia tersenyum bahagia. "Aku sangat senang mendengarnya."     

Marie menjadi tersipu kemerahan. Tetapi sesaat kemudian tangannya yang melingkari  leher Nicolae lalu turun perlahan-lahan dan membuka kancing kemeja pemuda itu. Nicolae menunduk dan memperhatikan pekerjaan Marie sambil tersenyum simpul.     

Ia membiarkan Marie membuka pakaiannya satu persatu, sementara ia melanjutkan menciumi bibir, dagu, leher, dan ceruk leher gadis itu... lalu perlahan-lahan turun ke dadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.