The Alchemists: Cinta Abadi

Mencari Ibu



Mencari Ibu

0Setelah es krim keduanya habis Nicolae dan Summer tetap duduk di meja mereka. Rupanya pemilik kedai memberi mereka hadiah keripik dan gula-gula untuk Summer. Ia sangat senang karena kehadiran mereka membuat semakin banyak tamu berkunjung ke kedainya hingga antrian menjadi panjang mengular.     

"Kau jangan menghabiskan semua gula-gulanya," kata Nicolae sambil menyeka bibir Summer yang berlepotan cokelat dan es krim sambil tersenyum geli. Ia sungguh belum pernah melihat anak secantik ini. Saat ia berlepotan cokelat, Summer malah terlihat semakin menggemaskan. Rasanya tak ada satu hal pun yang dapat membuatnya terlihat jelek.     

Summer mengangguk patuh tetapi wajahnya tampak sedih saat ia mendorong mangkuk berisi manisan ke ujung meja. Nicolae berusaha mengalihkan perhatian anak itu dari manisan dan menunjuk ke arah taman di seberang mereka.     

"Kau mau berjalan-jalan? Kita bisa mencari jamur atau menghitung bunga tulip yang mekar di taman," katanya.     

Summer mengangguk gembira. Ia turun dari kursinya dan segera memegang tangan kanan Nicolae. Nicolae menaruh bayaran untuk es krim mereka dan tip besar lalu berjalan menggandeng Summer menyeberang jalan menuju ke taman. Keduanya masih menarik perhatian di sepanjang jalan.     

Taman kecil di tengah kota itu sangat teduh oleh pepohonan hijau dan banyak orang yang memanfaatkannya untuk bercengkrama dengan teman-teman atau keluarga. Ada yang menggelar selimut piknik dan menaruh makanan dan minuman yang dinikmati sambil berbincang-bincang. Ada juga yang membeli crepes dan es krim lalu menikmatinya sambil mengamati orang yang lalu lalang.     

Selain dipenuhi oleh penduduk setempat, banyak juga turis yang menikmati keindahan taman. Dengan gembira Summer segera berlari penuh semangat mencari bunga-bunga tulip yang tumbuh di pinggir taman dan menghitung satu persatu berapa kuncup yang mekar.     

Nicolae berhasil membuatnya sibuk dengan menghitung berbagai benda yang ada di dalam, mulai dari bunga tulip, jamur, orang yang memakai baju berwarna kuning, lelaki berkepala botak, orang yang memakai kaca mata, dan seterusnya.     

Summer sudah mengenal angka tetapi ia belum mahir berhitung sehingga ia beberapa kali melakukan kesalahan. Dengan sabar Nicolae mengoreksi jawabannya. Semakin lama Summer bersama Nicolae, anak itu rupanya menjadi semakin percaya kepadanya. Ia tidak lagi tampak canggung ataupun kuatir dan sikapnya kepada Nicolae menjadi santai dan terbuka.     

Rupanya setelah seharian menghabiskan waktu bersama, Summer mulai merasa bahwa Paman Nic adalah orang yang baik dan bisa dipercaya sepenuhnya. Ia mulai bermanja-manja kepada Nicolae dan dengan gembira menarik tangannya kemana-mana.     

"Pamaaaann... lihat di situ ada tupaiiii!! Aku mau menangkap tupainya duluuu..." seru Summer sambil melepaskan tangan Nicolae dan berlari mengejar sesuatu ke arah Barat.     

Nicolae seketika menjadi panik dan mengejar Summer. Dengan sekuat tenaga ia berlari dan segera menangkap tubuh lincah anak perempuan mungil itu.     

"Astaga.. Summer, jangan berlari mendadak... Kau membuat Paman kaget," cetusnya tanpa dapat menyembunyikan kecemasannya. "Bagaimana kalau kau menghilang dan Paman tak dapat menemukanmu? Kau akan membuatku kuatir setengah mati."     

Summer yang tertangkap olehnya segera tertawa kegelian karena ternyata tangan Nicolae menangkap pinggangnya yang terasa sensitif dan geli. Tawa Summer yang riang dan lepas seketika membuat kecemasan di dada Nicolae menghilang.     

Astaga... anak ini.. Kalau melihat dari tawanya yang begini riang, tidak akan ada orang yang mengira kemarin anak ini menghadapi masalah demikian berat dengan disekap penjahat. Untuk sesaat Nicolae tertegun.     

Tanpa disadarinya, ia menghela napas lega. Ia bersyukur Summer tidak tampak mengalami trauma mendalam akibat disekap penjahat. Ia juga tampak teralihkan dari perasaan sedih karena terpisah dengan ibunya karena Nicolae mengajaknya bermain di taman.     

Mereka sudah menghitung sangat banyak benda dan Nicolae sangat senang mendengar suara kecilnya yang riang menyebutkan semua angka yang ada di kepalanya. Ah, betapa beruntungnya orang tua anak ini memiliki anak yang demikian menggemaskan seperti Summer.     

Duh, sekarang justru Nicolae yang merasa sedih. Ia yakin ibu anak ini pasti sangat resah karena kehilangan anaknya. Sebagai seorang ayah terhadap  dua orang anak remaja, ia sendiri dapat membayangkan betapa dirinya akan sangat cemas jika terjadi sesuatu pada Altair maupun Vega. Ia tidak yakin polisi akan dapat menemukan orang tua Summer dengan cepat.     

Ia merasa harus melakukan sesuatu agar Summer dapat bertemu kembali dengan ibunya.     

"Sayang... kita kembali ke hotel, ya. Kau harus tidur siang. Nanti kita bermain lagi," kata Nicolae kemudian.     

Summer mengangguk dan segera melingkarkan lengannya ke leher Nicolae dan pria itu pun  menggendongnya. Karena mereka sudah tidak jauh dari Hotel Nobel, Nicolae memutuskan untuk berjalan kaki sambil menggendong Summer.     

Di sepanjang jalan ia berpikir untuk menghubungi Caspar, Lauriel, dan Marion. Tadi Marion mengatakan ia akan mencari kedua penjahat yang menyekap Summer. Ia ingin tahu apa yang ditemukan wanita itu.     

Karena sibuk berpikir, Nicolae tidak menyadari bahwa Summer yang digendongnya di bagian depan ternyata jatuh tertidur dalam gendongannya. Ia baru tersadar ketika kepala Summer tergolek hampir jatuh ke kiri.     

"Astaga... kau sudah tidur... Pasti tadi capek sekali menghitung, ya..." gumam Nicolae yang secara spontan menahan kepala Summer dengan tangannya. Ia lalu mendorong kepala anak itu ke bahunya dan mempercepat langkahnya agar segera tiba di penthouse.     

Setelah membaringkan Summer dengan sangat hati-hati di tempat tidurnya dan membiarkan anak itu tidur siang, Nicolae segera menghubungi Caspar Schneider untuk meminta pendapatnya tentang kemungkinan Summer adalah anak dari anggota klan yang hidup menyepi.     

"Hmm... itu bisa saja. Aku tak mungkin mengetahui kehidupan seksual semua anggota klan," kata Caspar mengangkat bahu. "Bisa saja ada yang menjalin hubungan di luar sana dan tidak memberi tahu pasangannya bahwa mereka adalah kaum Alchemist dan mereka tidak menikah. Kau tahu, semua anggota klan yang menikah harus memberitahuku, tapi kalau mereka punya anak, belum tentu dari sesama anggota klan."     

"Hmm... begitu, ya. Tapi berarti kalaupun Summer adalah keturunan dari anggota klan, kita tidak akan bisa mengetahuinya?" tanya Nicolae sedikit kecewa. Ia tadinya berharap ada cara untuk mengetahui hal itu.     

Caspar menggeleng. "Sayangnya tidak."     

"Baiklah.. terima kasih, Paman. Aku akan mencoba menyelidiki kemungkinan lainnya."     

Nicolae merenung sejenak. Ia membuka tabletnya dan hendak mencari sumber informasi lain. Tiba-tiba ia membaca pesan masuk dari Marion.     

[Aku mencari kapal yang kau maksud, mereka sudah menghilang dari lokasi kemarin. Aku berhasil menemukan jejak mereka, tetapi keduanya sudah mati. Apakah menurutmu orang tua anak itu berasal dari dunia hitam?]     

Nicolae mengerutkan keningnya membaca pesan itu. Mati? Siapa yang membunuh kedua penjahat itu? Apakah orang tua Summer? Berarti ibunya? Summer sudah bilang ia tidak memiliki ayah.     

Siapa ibu Summer sebenarnya? Mengapa ia dapat melacak penjahat yang menyekap anaknya dan membunuh mereka?     

[Kapan mereka dibunuh?] Ia membalas pesan Marion.     

[Sepertinya lewat tengah malam, sekitar dua jam setelah kau meninggalkan mereka.]     

Oh...     

Nicolae berseru kaget. Rupanya ia dan ibu anak ini hanya berselisih jalan sebanyak dua jam. Sepertinya begitu Summer menghilang, sang ibu segera mencari anaknya dan ia berhasil menemukan jejak mereka.     

Nicolae bergidik membayangkan jika ia datang sedikit terlambat, mungkin sang ibu sudah datang menyelamatkan Summer dan membunuh sendiri kedua penjahat itu terlebih dahulu.     

Sekarang mungkin wanita itu merasa resah dan kuatir karena anaknya berpindah tangan dari dua penjahat kelas teri ke tangan seorang lelaki asing yang tidak dikenalnya. Nicolae ingat suasana saat itu sudah gelap dan tidak ada penerangan memadai. Mungkin wanita itu memaksa kedua penjahat untuk memberitahunya siapa yang membawa pergi Summer, tetapi kedua orang itu tentu tidak mengenal Nicolae.     

Ia juga tidak akan dapat menemukan Nicolae dari rekaman CCTV di sekitar area itu karena suasananya yang gelap. Ia dapat membayangkan betapa kalutnya wanita itu selama 20 jam terakhir ini memikirkan jejak anaknya yang menghilang. Nicolae menjadi sangat merasa bersalah.     

Ia harus dapat menemukan wanita itu dan menghubunginya. Ia akan memberitahunya bahwa Summer baik-baik saja dan mereka sudah berusaha mencarinya untuk mengembalikan anak itu ke pangkuan ibunya.     

[Di mana kedua penjahat itu dibunuh?] tanyanya lagi.     

Marion menyebutkan suatu alamat dan dengan cepat Nicolae membuka tabletnya. Ia harus mencari rekaman kamera CCTV di area tersebut dan menemukan ibu Summer. Pasti ia yang membunuh kedua penjahat itu dan salah satu kamera pasti akan dapat menunjukkan jejaknya.     

Dalam hati Nicolae menjadi sangat penasaran ingin mengetahui seperti apakah ibu Summer ini. Wanita itu sangat mengesankan. Ia selalu menjaga privasi anaknya dengan baik, dan kini bahkan dapat menghadapi dua penjahat yang menculik anaknya sendirian. Wanita ini tampaknya cukup tangguh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.