The Alchemists: Cinta Abadi

Siapa Namamu?



Siapa Namamu?

3Setelah sarapan Nicolae lalu membawa Summer kembali ke kamarnya dan menyiapkan air hangat untuk mandi di bathtub. Ia menelepon Marion untuk membantunya karena ia tak ingin anak perempuan itu merasa tidak nyaman bersamanya.     

"Summer, perkenalkan, ini Bibi Marion, teman Paman Nic. Ia akan membantumu mandi dan berpakaian. Setelah itu nanti kita akan ke kantor polisi untuk mencari keluargamu," kata Nicolae saat memperkenalkan Marion kepada Summer.     

Ia telah menceritakan dengan singkat kepada Marion apa yang terjadi dan wanita itu dengan senang hati membantunya. Ia mendekati Summer yang duduk di kursi dengan manis dan tersenyum sangat ramah.     

"Hallo, Summer. Perkenalkan namaku Marion. Aku punya anak perempuan sepertimu. Nanti aku akan membawanya ke sini agar kalian bisa berkenalan."     

Summer mengangguk sopan. "Hallo, Bibi Marion."     

"Aihh... manis sekali! Ayo kita mandi dan berganti pakaian. Aku akan mendandanimu cantik sekali."     

Marion menggendong Summer dengan penuh semangat dan membawanya ke kamar mandi. Ia merasa sangat senang karena seolah kembali mempunyai anak perempuan. Sudah lama sekali sejak ia dapat menggendong putrinya.     

JM sekarang sudah besar dan bahkan lebih tinggi dari dirinya, sudah tidak bisa digendong sama sekali.     

Tadi malam sambil mencari keterangan tentang Summer, Nicolae telah memesan beberapa pakaian dan perlengkapan anak perempuan dari marketplace. Sebelum Summer selesai mandi, kurir telah datang mengantar barang-barang yang ia pesan.     

Ada pakaian dan pakaian dalam serta sepatu dan kaus kaki, semuanya untuk anak perempuan berusia 5 tahun. Pengalamannya bersama Vega selama bertahun-tahun membuat Nicolae cukup mengerti apa saja yang dibutuhkan oleh seorang anak perempuan. Ia sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam berbelanja.     

"Marion, semua keperluan Summer sudah kuletakkan di atas meja kamarnya, ya," kata Nicolae setelah mengetuk pintu kamar mandi.     

"Terima kasih," kata Marion dari dalam kamar mandi.     

Ia memandikan Summer dengan penuh kasih sayang seperti kepada anak sendiri dan kemudian mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Setelah menggendong Summer kembali ke kamarnya, ia meletakkan bocah itu di tempat tidur. Marion lalu membawa semua perlengkapan yang dibeli Nicolae dan memilih yang paling imut.     

"Ahh.. semuanya cantik sekali. Kau mau pilih pakaian yang mana?" tanyanya sambil mengembangkan pakaian demi pakaian yang ada di meja.     

Summer akhirnya memilih celana pendek putih dan atasan berwarna ungu. Ia tampak segar dalam pakaian bergaya kasual yang dipilihnya. Ketika ia dan Marion keluar kamar menemui Nicolae yang menunggu mereka di ruang tamu, pemuda itu tampak tersenyum lebar.     

"Kau cantik sekali," pujinya.     

"Terima kasih, Paman Nic," kata Summer dengan suara kecilnya.     

"Baiklah. Summer, coba duduk di sini. Paman ingin bertanya tentang orang tuamu. Paman perlu tahu siapa nama mereka agar paman dapat mencari mereka dan mengembalikanmu ke rumah," kata Nicolae. Ia menepuk sofa di sampingnya.     

Summer duduk di samping Nicolae dengan patuh.      

"Bukankah kau bisa mencari informasi semacam itu?" tanya Marion keheranan. Ia tahu Nicolae adalah Wolf, dan dulu merupakan salah satu hacker terbaik dunia yang memiliki informasi di ujung jarinya. Ia tidak mengerti kenapa Nicolae mesti menginterogasi anak kecil ini untuk mencari tahu siapa keluarganya.     

Nicolae menggeleng pelan. "Orang tuanya bukan orang biasa. Mereka menutupi jejaknya dengan baik."     

"Oh, ya?" Marion menatap Summer dan mencoba menduga-duga siapa anak itu sebenarnya.     

Nicolae lalu beralih kepada Summer. "Sayang... apakah kau ingat nama orang tuamu? Lalu kapan kau bertemu dua orang jahat yang menyekapmu? Apakah mereka menculikmu dari rumah keluargamu?"     

Summer menggeleng.     

"Oh.. kau tidak tahu nama ibumu?" Nicolae menjadi agak putus asa. Anak kecil memang jarang yang mengetahui nama lengkap orang tuanya. "Kau tahu di mana alamatmu?"     

Summer menggeleng lagi.     

"Aku tidak punya pilihan lain, aku harus membawanya ke kantor polisi agar mereka memeriksa laporan anak hilang," kata Nicolae kepada Marion. "Kalau belum ada, biar mereka membuat pengumuman tentang penemuan anak."     

"Hmm.. kau bilang, kau menemukan anak ini disekap di kapal? Sementara kau ke kantor polisi aku akan mencari para bajingan itu dan mengorek keterangan," kata Marion kemudian.     

"Oh, kau benar juga. Aku hampir melupakan para bedebah itu," kata Nicolae setuju. "Maaf, aku jadi merepotkanmu."     

"Tidak masalah. Setelah aku mengantar Jean-Marie untuk bertemu agensinya siang ini, aku akan mampir dan mencari kapal itu."     

"Oh, ya... aku sempat mengambil foto mereka," Nicolae mengambil ponselnya dan mengirimkan dua foto penjahat yang diambilnya kemarin ke ponsel Marion. "Kau jangan sampai salah menghajar orang."     

Marion hanya tertawa kecil. "Kalau begitu aku pergi dulu. Summer sayang, Bibi tinggal dulu. Nanti malam kita bertemu lagi, ya."     

Summer mengangguk dan melambai ke arah Marion yang permisi keluar dari penthouse. Nicolae lalu memasangkan sepatu Summer dan mengajaknya untuk berangkat ke kantor polisi.     

Dalam perjalanan ke kantor polisi, ia berkali-kali menanyakan keadaan Summer untuk memastikan anak itu tidak mengalami trauma berat karena disekap penjahat. Tetapi dari keterangan anak itu, ia akhirnya menarik napas lega. Rupanya Summer belum lama di tangan mereka. Bocah itu mengatakan bahwa sehari sebelumnya ia masih berjalan-jalan di taman dengan anjingnya.     

"Apakah mereka mengambilmu di taman?" tanya Nicolae berusaha menyelidiki apa yang terjadi.     

Summer menggeleng lagi. "Aku tidak ingat, Paman Nic."     

"Oh.. tidak apa-apa kalau begitu." Nicolae lalu berusaha untuk mengalihkan perhatian Summer dari peristiwa penyekapan itu dan bertanya tentang anjingnya. "Siapa nama anjingmu?"     

"Anjingku namanya Koi," kata Summer dengan wajah yang mulai cerah. Ia tampak sangat senang saat mengingat tentang anjingnya. "Koi sangat pandai mencari jamur. Kami sering mencari jamur di taman."     

"Oh.. benarkah? Hebat sekali..." Nicolae memuji. "Apakah kau sering berjalan-jalan di taman dengan ayah dan ibumu?"     

Summer menggeleng. "Aku tidak punya ayah."     

"Oh..." Nicolae tertegun mendengar jawaban anak itu. Ia menduga ayah dan ibu Summer sudah berpisah, atau ayahnya telah meninggal. "Aku turut sedih mendengarnya."     

Tiba-tiba ia tidak ingin bertanya lagi.     

Mereka tiba di kantor polisi sebelum jam makan siang dan segera dilayani oleh seorang petugas perempuan yang menerima laporan Nicolae dengan efisien.     

Ia memeriksa semua laporan anak hilang dan memastikan belum ada laporan yang masuk dari orang tua yang kehilangan anak dengan ciri-ciri seperti Summer. Ia lalu segera membuat laporan penemuan anak. Ketika ia hendak mengambil foto Summer agar dapat menyebarkannya di internet, tiba-tiba Nicolae terpikir sesuatu dan berusaha mencegahnya.     

"Uhm... bisakah kita membuat laporan kehilangannya tanpa foto?" tanya pemuda itu. Ia ingat bahwa orang tua Summer sepertinya berusaha keras menjaga privasi anaknya agar tidak pernah tertangkap kamera di luar sana.     

Tentu ia memiliki alasan sendiri. Kalau sampai sekarang wajah Summer tersebar kemana-mana, mungkin saja bukan hanya orang tua Summer yang akan mengetahui tentang Summer yang ditemukan orang asing, tetapi juga orang yang tidak berkepentingan.     

"Bagaimana bisa kita membuat laporan penemuan anak tanpa fotonya?" tanya Opsir Garby keheranan. "Ini sulit sekali."     

"Bagaimana kalau dicantumkan saja ciri-ciri fisiknya?" tanya Nicolae. Ia lalu menoleh kepada Summer. "Sayang.. apakah kau ingin kami menemukan ibumu?"     

Summer mengangguk dengan penuh semangat. "Aku mau, Paman.. Aku sangat merindukan Mama..."     

Sepasang matanya tampak mulai berkaca-kaca.      

"Nah.. baiklah. Kau tadi bilang tidak tahu nama ibumu. Apakah kau tahu nama lengkapmu? Kita perlu nama lengkapmu agar orang tuamu mengetahui bahwa kau sedang bersamaku. Ia akan menghubungi polisi dan nanti polisi akan memberi kontaknya kepada Paman."     

Summer mengangguk dengan gembira. Ia sudah tidak sabar ingin segera bertemu kembali dengan ibunya.     

"Namaku Nikita Summer Sorin. Mama selalu memanggil nama lengkapku kalau aku nakal," kata Summer sambil tersenyum, memamerkan lesung pipinya. "Dan aku sering nakal..."     

Nicolae hanya tertawa mendengar kata-kata Summer yang polos. Ah, anak mana yang tidak nakal di usia seperti ini? pikirnya.     

Tetapi sesaat kemudian keningnya berkerut.     

Siapa tadi namanya?     

"Namamu panjang sekali, Anak cantik. Bisa kau ulangi lagi agar Bibi dapat menulisnya dengan baik?" Sebelum ia sempat bertanya, sang petugas telah mendahuluinya.     

Summer mengangguk dan kembali menyebutkan nama lengkapnya, kali ini dengan lambat-lambat. "Namaku... Nikita Summer Sorin."     

Nicolae tertegun mendengar nama lengkap Summer. Ini kebetulan yang aneh sekali, kan?     

Nama Nikita terdengar mirip dengan Nicolae, sementara Sorin adalah nama tengahnya sendiri.     

Nikita Summer Sorin.     

Nicolae Sorin Medici.     

Ah.. bukan hanya nama tengah.. malah dulu ia sempat menggunakan Sorin sebagai nama belakangnya saat ia menjadi mahasiswa di Singapura.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.