The Alchemists: Cinta Abadi

Bertemu Raja Dan Ratu Moravia



Bertemu Raja Dan Ratu Moravia

0Ratu Elena yang yang melihat wajah Ren terpaku tampak mengerutkan keningnya dan mengerling ke arah suaminya, Raja Gustav. Mereka berdua memperhatikan bahwa cucu lelaki mereka tampak memfokuskan pandangannya pada gadis jelita yang baru tiba.     

Situasinya saat ini benar-benar terasa seperti Cinderella di pesta dansa istana. Setelah semua putri bangsawan tiba, ternyata datanglah seorang gadis paling cantik yang mengalihkan semua perhatian orang yang hadir hanya tertuju padanya.     

Bahkan Pangeran Renald sendiri tampak terpesona dan menatapnya dengan tidak berkedip!     

Para jurnalis dan hadirin yang ada di gerbang maupun menyaksikan dari rumah seketika menjadi heboh akan kedatangan gadis baru ini. Tidak ada seorang pun yang mengetahui siapa dia, tetapi mereka semua sangat terpesona dan tertarik ingin mengetahui siapa dirinya.     

Di mansion pribadi Pangeran Renald, tampak Linda yang sedang menonton televisi di kamarnya seketika tersentak bangun dari tempat tidurnya. Ia telah melihat kehadiran Nyonya Fee yang berjalan anggun dengan gaun mewah melintasi karpet merah dari gerbang istana menuju ke pintu masuk.     

Dan.. astaga... di depannya ada Pangeran Renald dan raja serta ratu!     

Bagaimana ini? pikir Linda dengan panik.     

Matanya terbelalak tetapi keningnya berkerut, ia merasa kaget tetapi sekaligus kuatir. Ia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi di pesta istana.     

Ia kemudian melihat laki-laki tampan yang berjalan di samping Nyonya Fee. Pria itu mengenakan tuxedo hitam dan kemeja biru muda yang serasi dengan gaun Fee. Rupanya ia telah membuka mantelnya dan menyerahkannya kepada Fee untuk melindunginya dari terpaan angin musim dingin yang menusuk hingga menembus kulit.     

Karena tadi langkah Ren terhenti, kakek dan neneknya juga ikut berhenti, dan kini mereka seolah menunggu kedatangan dua orang tamu rupawan yang sedang berjalan anggun menuju ke pintu istana.     

Fee tertegun saat mengangkat wajahnya dan menyadari bahwa beberapa langkah di depan mereka ada Ren dan pasangan penguasa Moravia. Tanpa sadar ia berhenti berjalan dan malah mundur selangkah.     

Untunglah Mischa terbiasa menghadapi orang penting dan berkuasa sehingga ia sama sekali tidak tampak canggung. Ia langsung merangkul pinggang Fee dan memandunya untuk terus berjalan tanpa gentar.     

Begitu mereka tiba di depan tiga orang paling penting di Moravia itu, Mischa segera membungkukkan badannya sedikit dan mengulurkan tangannya untuk mencium tangan sang ratu.     

"Selamat malam, Yang Mulia... Sungguh kehormatan bagi kami untuk dapat tiba di waktu yang sama dengan paduka," kata Mischa dengan suara penuh hormat. Ia tersenyum manis kepada Ratu Elena yang segera membuat wanita tua itu menyukainya.     

"Selamat malam, Tuan Rhionen. Kami senang Anda bersedia mampir ke pesta kecil kami sementara Anda sedang berada di Moravia," sapa Ratu Elena dengan ramah. Ia menoleh ke arah Fee dan tersenyum. "Dan kau adalah?"     

Fee membungkukkan tubuhnya dengan mengembangkan kedua ujung gaunnya dan menyapa Ratu Elena dengan penuh hormat.     

"Selamat malam, Yang Mulia. Namaku Fee.. aku adalah.."     

"Fee Lynn-Miller adalah kekasihku, Yang Mulia," kata Mischa sebelum Fee sempat menyebutkan bahwa ia adalah asisten pribadi sang bos.     

Fee menoleh ke arahnya dengan pandangan penuh terima kasih. Ia tadi memang hampir lupa bahwa ia datang ke pesta ini sebagai 'kekasih' Mischa. Ia harus tetap berpegang pada rencana mereka. Ia ingin menunjukkan kepada Ren dan Amelia bahwa ia baik-baik saja dan ada Mischa yang menginginkannya.     

Ini akan membuat Ren lebih mudah melepaskanku, pikir Fee. Ia berusaha mengabaikan perasaan sedihnya dan tampil dengan wajah penuh senyum.     

Mischa membungkuk sedikit ke arah Raja Gustav dan Ren untuk menunjukkan penghormatannya. Mereka berdua membalasnya dengan mengangguk sedikit.     

"Baiklah.. mari kita masuk ke dalam. Pestanya akan segera dimulai," kata Ratu Elena dengan gembira. Ia menggandeng Fee dan menariknya melalui pintu istana yang besar.     

Fee merasakan jantungnya berdebar-debar dan kakinya hampir tidak dapat dipaksa berjalan karena hatinya merasa sangat sedih. Ratu Elena adalah nenek mertuanya, tetapi wanita itu tidak mengetahui siapa dirinya, karena Ren memilih menyembunyikan pernikahan mereka.     

Para tamu pesta yang sudah hadir segera menoleh ke arah pintu aula ketika petugas mengumumkan bahwa raja dan ratu Moravia serta Pangeran Putra Mahkota sudah tiba. Dengan bunyi terompet yang meriah, ketiga orang penting itu melangkah masuk dan melambai kepada semua hadirin.     

Fee dan Mischa mengikuti di belakang. Ratu Elena menoleh ke arah mereka dan tersenyum.     

"Kalian tampak sangat serasi. Apakah kalian ada rencana untuk menikah di Moravia?" tanyanya dengan wajah penuh perhatian.     

Fee seketika cegukan mendengar pertanyaan wanita itu. Mischa yang melihat Fee tampak tidak nyaman buru-buru melambai dan menghentikan seorang pelayan yang lewat dengan nampan berisi minuman.     

Ia mengambil segelas cocktail untuk diberikan kepada Fee. Tetapi...     

"Terima kasih.. aku haus sekali." Tanpa diduga-duga Ren mengambil gelas cocktail dari tangan Mischa dan meneguknya hingga habis. Keempat orang yang ada di sekitarnya seketika tercengang melihat perbuatannya.     

Ren menaruh gelas kosongnya di nampan pelayan tersebut seolah tidak terjadi apa-apa. Barulah ketika ia melihat ekspresi Fee yang terkesima, ia pura-pura sadar bahwa ia telah berbuat tidak sopan dengan merebut minuman untuk orang lain.     

Dengan wajah agak malu ia mengambil segelas jus jeruk dari nampan tersebut dan menyerahkannya kepada Fee.     

"Oh.. aku sungguh tidak sopan, langsung mengambil gelas minuman begitu saja. Maafkan aku." Ia membungkukkan kepalanya sedikit. Wajahnya tampak dipenuhi penyesalan. "Kumohon, terimalah minuman ini. Kuharap Nona memaafkanku."     

Fee hanya bisa membuka mulutnya dan mengucapkan terima kasih tanpa suara. Ia langsung menyadari apa yang barusan dilakukan Ren.     

Ternyata Ren menghalanginya minum cocktail yang mengandung alkohol karena Ren tahu ia sedang mengandung dan sebaliknya mengganti minumannya dengan jus jeruk.     

Ia melakukannya dengan begitu tidak kentara sehingga kakek neneknya dan Mischa tidak curiga dan hanya menganggap Ren benar-benar haus.     

Ren menatap Fee dengan mata berkilat saat gadis itu menyesap jus jeruknya dan menunduk. Sang pangeran sudah menyadari bahwa ternyata Mischa Rhionen tidak mengetahui bahwa asistennya sedang hamil.     

Ini berarti Fee sama sekali tidak terbuka kepadanya, pikir Ren.     

Kalau Mischa mengetahui keadaan Fee, tentu ia tidak akan memberikan cocktail kepada Fee.     

Hal ini membuat pelan-pelan bibir Ren melengkungkan senyum tipis.     

Ia sudah tahu bahwa Mischa dan Fee sama sekali bukan pasangan kekasih.     

Mengapa kau sengaja datang ke sini dan berdandan sangat cantik lalu mengaku sebagai kekasih Mischa Rionen? Apa yang kau inginkan, Fee?     

"Terima kasih banyak atas keramahan Yang Mulia bertiga, aku dan Fee akan duduk di meja yang disediakan untuk RMI," kata Mischa kemudian sambil membungkuk sedikit untuk meminta diri.     

Ratu Elena dan Raja Gustav mengangguk sambil tersenyum sementara Ren masih menampilkan wajah ketusnya seperti biasa.     

Mischa lalu menggandeng Fee dan keduanya berjalan anggun menuju sebuah meja besar di bagian depan panggung, salah satu meja paling eksklusif untuk undangan VVIP kerajaan. Di sana telah menunggu beberapa orang Direktur RMI di Moravia termasuk Sam dan ada juga asistennya, Sarah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.