The Alchemists: Cinta Abadi

Perintah Alaric



Perintah Alaric

0Sarah menarik napas panjang. Ia merasa Alaric berada di pihaknya dan hanya ingin membela kepentingan Mischa yang telah dipermainkan oleh Vega atau Fee.     

"Yah... menurutku pribadi, itulah yang sebenarnya terjadi. Fee menjalin hubungan dengan Tuan Mischa Rhionen dan sehingga Tuan banyak membantunya dengan memberinya pekerjaan yang baik dan mengurusinya. Tetapi, ketika ia bertemu mangsa yang lebih besar, seorang pangeran apalagi, calon penguasa kerajaan Moravia, ia merasa bahwa ia bisa mendapatkan lebih. Maka ia meninggalkan Tuan Mischa begitu saja. Buktinya adalah Fee langsung menghilang setelah ia menghabiskan malam bersama pangeran," kata Sarah. Ia menatap Alaric dengan pandangan prihatin. "Aku berharap Tuan Mischa tidak terlalu terluka akibat perbuatan Fee. Masih banyak gadis lain yang baik dan tidak seperti itu."     

Alaric hanya mendengus pelan mendengar kata-kata Sarah, tetapi gadis itu mengira itu adalah bentuk persetujuan Alaric terhadap ucapannya. Karenanya ia menjadi semakin berani.     

"Sampai sekarang, Pangeran juga belum mengumumkan secara resmi pernikahan mereka, walaupun foto mereka sudah tersebar di mana-mana. Mungkin akhirnya Pangeran mengetahui bahwa Fee bukan wanita yang baik," kata Sarah. "Kita lihat saja nanti. Aku yakin, Tuhan itu adil dan setiap orang pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka. Karena Fee sudah menyakiti hati Tuan Mischa, aku yakin, nanti Fee akan mendapatkan apa yang pantas untuknya."     

Alaric yang dulu, bila ia mendengar orang lain menjelek-jelekkan keluarganya, pasti akan langsung turun tangan dan memberi mereka pelajaran. Tetapi Alaric yang sekarang benar-benar sudah berubah. Ia lebih tenang dan tidak tergesa-gesa menghukum seseorang.     

Ia belajar untuk mengendalikan sikapnya yang terlalu keras terlalu cepat. Ia menyadari bahwa di masa lalu ia telah mengumpulkan terlalu banyak musuh akibat sikapnya ini, dan sebagai akibatnya anak perempuannya yang menjadi korban.     

Ia hanya menatap Sarah yang terus menggebu-gebu menyampaikan berbagai dugaan jelek tentang Vega. Akhirnya Samlah yang turun tangan dan menghentikan Sarah.     

"Sudah, Sarah. Kau berikan saja semua berkas dan laporan tentang Vega yang diminta oleh Tuan ini." Ia menatap Alaric dan mengerutkan keningnya. "Uhm... saya belum tahu nama Tuan siapa?"     

"Namaku Alaric Rhionen," kata Alaric dengan tenang. Sudah lebih dari 20 tahun Alaric Rhionen dinyatakan mati, sehingga ia sama sekali tidak berpikir dua kali untuk menggunakan nama itu kalau ia sedang tidak ingin menyebutkan identitasnya sebagai Elios Linden.     

Sam dan Sarah tertegun mendengar kata-kata Alaric. Kedua saling bertukar pandang.     

Rhionen? Nama belakangnya sama dengan bos-bos besar mereka....     

Apakah laki-laki ini memiliki hubungan keluarga dengan Mischa?     

Dalam hati, Sarah bersorak gembira. Ia merasa seolah mendapatkan durian runtuh. Ternyata ia bertemu dengan asisten yang sekaligus merupakan anggota keluarga Mischa sendiri! Dan tadi ia berhasil menampilkan kesan baik sebagai seorang gadis yang bersimpati kepada Mischa.     

Sarah segera tersenyum lebar.     

"Ah.. senang bertemu dengan Anda," katanya dengan riang. Ia tidak lagi mencoba mengulurkan tangan untuk bersalaman karena ia sudah menyadari bahwa pria ini sepertinya tidak suka disentuh.     

"Baiklah, aku minta berkas-berkasnya dan sekalian keterangan beberapa rekan kerjanya sebelum ini," kata Alaric.     

"Tentu saja. Ini lembar data awal yang kami miliki, sementara yang lainnya akan segera kami kirimkan. Tuan bisa menunggu di ruangan Tuan Mischa sementara kami menyiapkannya," kata Sam. Sikapnya menjadi lebih hormat saat ia mengetahui bahwa laki-laki ini adalah anggota keluarga Rhionen.     

Ah, sekarang rasanya menjadi masuk akal. Pantas saja Alaric terlihat sangat berwibawa dan percaya diri, walaupun ia hanya seorang asisten.     

Mungkin ia adalah anak muda dari keluarga besar Rhionen yang disuruh orang tuanya untuk menimba pengalaman dengan bekerja di perusahaan keluarga. Orang kaya bisa melakukan hal semacam itu.     

"Mari saya antarkan," kata Sarah sambil mengembangkan tangannya dan memberi tanda kepada Alaric untuk mengikutinya.     

Alaric bangkit dan berjalan mengikuti Sarah.     

"Saya akan segera ke sana membawa semua berkas lain yang Anda minta," kata Sam dengan penuh hormat. Sekarang, setelah mereka menyadari bahwa Alaric adalah orang yang cukup penting, mereka langsung memutuskan untuk meminta Alaric menunggu di ruangannya sendiri dan merekalah yang akan mendatanginya, bukan sebaliknya.     

Alaric mengerti maksud Sam dan segera menerima untuk diantar ke kantor sementara yang digunakan Mischa setiap kali ia berada di RMI Moravia.     

"Silakan menunggu di sini. Saya akan datang membawakan minuman sebentar lagi. Anda mau teh atau kopi? Atau minuman lain?" tanya Sarah ramah.     

"Teh saja," kata Alaric tanpa memandang gadis itu. Ia langsung duduk menyamankan diri dan membuka-buka beberapa berkas tipis yang ada di tangannya. Ia memeriksa catatan psikotest, laporan penerimaan karyawan baru, berbagai data Fee yang lengkap termasuk catatan pemeriksaan kesehatannya.     

Sarah yang merasa diabaikan dengan tahu diri segera pergi ke pantry dan menyiapkan teh lalu menyajikannya kepada Alaric.     

"Aku akan melakukan tugasku. Kalau ada hal yang ingin Anda tanyakan lagi. Silakan memanggil saya, atau menghubungi saya lewat telepon," kata Sarah sopan sambil menyerahkan kartu namanya. "Kapan pun itu, saya bersedia membantu."     

Walaupun ia sangat ingin tinggal dan 'membantu' pria tampan ini, Sarah menyadari jika kehadirannya tidak diinginkan dari dinginnya sikap Alaric kepadanya. Kalau tadi perlakuan acuh tak acuh ini membuatnya kesal, sekarang Sarah menjadi lebih pengertian.     

Memang orang kaya seperti itu, pikirnya. Karena mereka punya banyak uang dan berkuasa, mereka boleh bersikap sesukanya.     

Ia harus tetap bersikap baik kepada mereka.     

Setelah Sarah pergi, Alaric mengamati sekelilingnya dan menatap meja di sudut, yang diduganya sebagai meja tempat anaknya bekerja selama di RMI Moravia.     

Dalam hati ia mengurut dada. Bagaimana bisa anak perempuannya bekerja di kantor cabang salah satu perusahaan milik keluarganya tanpa ada yang mengenali dirinya?     

Ia telah memberikan instruksi sangat jelas enam tahun lalu bahwa semua orang harus memasang mata dan telinga mereka untuk mencari Vega. Tetapi ternyata, setelah beberapa tahun, mereka tidak lagi melakukannya, sehingga Vega bisa tidak terdeteksi sebegitu lama.     

Ahh.. manusia memang daya ingatnya sangat pendek, pikirnya kesal. Ia merasa tidak dapat mengomeli para karyawan RMI yang mengabaikan Vega selama beberapa bulan ia bekerja bersama mereka. Bahkan Mischa saja tidak berhasil memastikan Fee adalah Vega, walaupun ia memiliki kecurigaannya sendiri.     

Itu karena sang penculik benar-benar memikirkan semuanya secara matang.     

Sesuatu terbetik di benak Alaric ketika memikirkan tentang Vega.     

Jadi orang-orang di kantor ini mengira ia adalah wanita penggoda yang meninggalkan Mischa setelah bertemu Pangeran Renald? Dan kini sang pangeran menyadari bahwa Vega adalah gadis yang tidak baik sehingga ia menolak mengakuinya di depan umum setelah skandal foto di Bali itu terungkap?     

Sungguh keterlaluan!     

Ia segera mengambil ponselnya dan memutuskan untuk menulis SMS kepada Ren.     

[Kau harus mengumumkan pernikahanmu kepada Fee Lynn-Miller, bukan Vega Linden.]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.