The Alchemists: Cinta Abadi

Belum Pernah Sebahagia Ini



Belum Pernah Sebahagia Ini

0Akhirnya, Mischa memutuskan untuk tidak mempedulikan apa yang dipikirkan orang lain di sekitar mereka. Dia bergerak maju dan menyentuh dagu Vega, lalu ia mendaratkan ciuman lembut di bibir gadis itu. Mischa memejamkan mata dan menikmati pertemuan bibir mereka.     

Ahh .. ia tidak akan pernah merasa cukup dengan ciuman mereka. Saat Vega mengeluarkan desahan pelan, Mischa mengakhiri ciumannya.     

Ia langsung teringat bahwa mereka masih berada di tempat umum. Jika mereka melanjutkan ciuman ini, mereka mungkin tergoda untuk melangkah lebih jauh.     

Mereka harus menunggu sampai mereka kembali ke suite mereka. Di sana, mereka akan dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan.     

Vega merasa kehilangan saat ciuman itu berakhir. Ia membuka matanya dan menatap pria tampan itu dengan penuh harap. Mischa merasa geli saat melihat nafsu di sepasang mata Vega yang indah.     

Jantungnya perlahan berdebar kencang. Ia dapat melihat bahwa Vega juga menginginkannya, sama seperti ia menginginkan gadis itu.      

Mungkin, sudah waktunya untuk membawa hubungan mereka ke tahap selanjutnya?     

"Apakah kau ingin pulang ke resort?" pria tampan itu bertanya dengan suara serak.     

Vega mengangguk. Mischa mengeluarkan dua uang kertas 500 euro dari dompetnya dan meninggalkannya di atas meja.     

Ia tidak membutuhkan bon restoran dan uang kembaliannya. Ia senang menghabiskan uang secara royal dan memberikan tip besar kepada para pelayan karena suasana hatinya sedang sangat baik.     

Mischa bangkit dari kursinya dan meraih tangan Vega. Ketika dua pelayan mendekati mereka, Mischa hanya menunjuk ke uang yang ia tinggalkan di atas meja dan wajah para pelayan itu langsung terlihat terkejut.     

Mereka dapat dengan mudah melihat uang 1000 euro yang dia tinggalkan untuk biaya makan mereka yang mungkin harganya kurang dari 400 euro saja.     

Ahh .. tamu ini baik sekali, pikir mereka serempak. Sang pemuda terlihat sangat tampan dan tampaknya juga baik hati, sementara sang gadis luar biasa cantik. Para pelayan itu hanya bisa bertukar pandang dan tersenyum. Rasanya ini adalah malam keberuntungan mereka.     

***      

Mischa dan Vega berjalan santai sambil bergandengan tangan menuju resor mereka. Meskipun mereka berdua terlihat santai dan bahagia, kenyataannya adalah, hati mereka berdebar-debar karena kegembiraan.     

Mereka tidak sabar untuk sampai di sana dan melanjutkan ciuman panas yang tadi mereka lakukan.     

"KIta sudah tiba," Mischa mengumumkan ketika mereka berada di depan pintu suite mereka. Ia membuka kunci pintu dan membukanya lebar-lebar agar Vega bisa masuk.     

Begitu mereka berada di dalam, pemuda itu segera menutup pintu di belakangnya dan menguncinya. Kemudian, dia memeluk tubuh Vega dari belakang dan mencium rambutnya.     

Mischa bisa mencium sedikit aroma asin garam dari pantai di rambut gadis itu. Aroma garam itu berpadu dengan aroma alami Vega, membuatnya menjadi sangat menarik. Vega memejamkan mata saat tangan Mischa yang besar melingkari pinggangnya. Ia menghirup aroma maskulin sang pria dari belakangnya.     

Sial, baunya enak sekali!      

Ia perlahan berbalik dan kemudian melihat ke atas, untuk melihat wajah Mischa. Tubuh depan mereka bersentuhan dan itu langsung membuat jantung mereka berdebar kencang.     

"Mmm…" Vega tersenyum malu-malu saat merasakan sesuatu yang keras dan hangat menyembul di bagian bawah tubuh Mischa yang menempel ke tubuhnya. Apakah Micha terangsang? Ah, rasanya begitu.     

Vega bisa melihat wajah Mischa memerah dan senyum manis sekarang menghiasi wajahnya. Ia menyentuh pipi Mischa dengan kedua tangan dan mengusapnya dengan penuh kasih. Lalu ia berjingkat agar bibir mereka sejajar dan mencium pria itu.     

Mischa mengeluarkan erangan lembut saat membalas ciuman Vega. Tangan kanannya memeluk pinggang gadis itu dan menopang tubuhnya, sementara tangan kirinya mengusap rambutnya dan kemudian turun ke punggungnya.     

Saat tubuh mereka saling menempel, ia dapat mendengar jantungnya berdetak kencang, begitu juga jantungnya sendiri.     

Mereka bercumbu seperti itu selama beberapa menit. Lidah mereka menari selaras saat keduanya mulai dikuasai nafsu. Vega sangat terkejut dengan dirinya sendiri. Dia bisa membalas ciuman Mischa dengan baik.     

Semuanya terasa begitu menyenangkan dan alami. Beginikah rasanya kalau dua orang yang sedang jatuh cinta berciuman? Mereka langsung cocok dan dapat berciuman mesra secara alami? Vega tidak tahu.     

Ia belum pernah mencium siapa pun sebelum Mischa dan semakin sering mereka berciuman, rasanya ia menjadi semakin ahli.     

Ahh .. mungkin memang seperti itu, pikirnya. Mereka bermesraan dengan sangat menyenangkan. Mischa memandu ciuman mereka perlahan dan lembut. Ia tidak memaksa Vega melakukan apa pun yang mungkin tidak dia sukai. Vega merasakan semuanya mengalir seperti air.     

Bibir pria itu terasa manis, aroma maskulinnya tak tertahankan, dan pelukannya di tubuh Vega terasa begitu menenangkan. Vega tidak tahan lagi.     

Astaga .. rasanya ia ingin sekali merobek baju Mischa dan menghirup aromanya hingga habis, menciumi seluruh permukaan kulitnya yang terbuka, dan melakukan begitu banyak hal mesum kepadanya.     

Ya Tuhan .. kenapa aku berpikiran mesum begini? Vega bertanya-tanya dalam hati. Inikah perasaan orang yang sedang jatuh cinta tentang orang yang mereka cintai?     

Pada titik ini, ia dan Mischa belum saling mengungkapkan kata 'cinta', tetapi ia tahu ... ia tahu jauh di dalam hatinya bahwa ia mencintai pria ini.     

Rasa sukanya dimulai sebagai kekaguman di pihaknya ketika Vega melihat Mischa untuk pertama kalinya. Mischa adalah cinta monyetnya.     

Astaga, ketika Vega melihat pria itu pertama kali di lift Hotel Nobel, pria itu terlihat sangat mengesankan dan dewasa. Sekarang setelah Vega memikirkannya lebih dalam, alasan mengapa ia sangat menyukai Mischa adalah karena pria tampan ini mengingatkannya pada ayahnya. Bukan hanya satu, tapi kedua ayahnya sekaligus.     

Dalam banyak hal, Mischa adalah paduan dari Alaric dan Nicolae. Pria ini sangat tangguh dan terbiasa menjalani kehidupan yang keras seperti Alaric, ayah kandung Vega. Latar belakang dan pandangan hidupnya juga sangat mirip dengan Alaric.     

Namun, kepribadiannya yang hangat sama seperti Nicolae, ayah angkatnya. Baik Mischa maupun Nicolae adalah pria yang lembut, hangat, dan rasanya sangat menyenangkan berada di dekatnya.     

Jadi, bagi Vega, mendapatkan Mischa terasa seperti, mendapatkan kualitas terbaik dari dua sosok laki-laki terpenting dalam hidupnya. Apalagi Mischa sangat tampan. Ia adalah lelaki paling tampan yang pernah dilihatnya.     

Vega merasa seperti baru saja menang lotre ketika pria ini akhirnya menganggapnya sebagai seorang wanita, bukan lagi gadis remaja, dan menjadi tertarik padanya. Bagi Vega, ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan.     

Vega telah jatuh cinta kepada Mischa sejak ia masih remaja. Hanya saja .. pada saat itu, ia hanyalah anak remaja di dalam pandangan Mischa dan dia bahkan tidak akan mempertimbangkan Vega untuk menjadi kekasihnya.     

Sekarang, setelah mereka akhirnya dapat bersama, rasa cinta Vega untuk pria ini tumbuh dengan cepat. Ia dapat melihat dirinya menghabiskan sisa hidupnya bersama Mischa membesarkan anak-anak mereka, dan hidup dengan tenang di daerah pegunungan yang indah di Swiss.     

Mereka bisa punya rumah di tepi danau. Ahh.. rasanya akan sangat indah.     

Mischa akan menjadi hal pertama yang dilihatnya ketika Vega bangun tidur di pagi hari, dan hal terakhir yang ia lihat sebelum ia memejamkan matanya di malam hari.     

Tangan Vega perlahan turun ke dada Mischa dan ia mulai membuka kancing pakaiannya. Mischa menggeram pelan saat tangan mungil Vega menyentuh dada telanjangnya.      

Tangan Mischa yang memeluk pinggang Vega perlahan bergerak ke bawah lalu menyelinap ke bawah gaunnya. Ia lalu meremas bokong sintal gadis itu.     

Ahh.. rasanya sangat seksi! Tindakannya barusan membuat Vega mendesah panjang dan dia menghentikan pekerjaannya membuka kancing pakaian Mischa.      

Vega merasakan jantungnya berdegup kencang, dan hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan sampai ke puncak kepala.     

Ahh.. rasanya, Vega belum pernah sebahagia ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.