The Alchemists: Cinta Abadi

Kabar Gembira



Kabar Gembira

0STUTTGART, Tahun 2065     

.     

.     

Finland menutup telepon dengan wajah bahagia. Ia menoleh kepada suaminya yang sedang asyik membaca sesuatu di teras belakang rumah mereka.     

"Kita akan punya cucu lagi," katanya dengan suara bergetar. Sepasang matanya tampak berkaca-kaca.     

Caspar membelalakkan matanya dan segera tersenyum lebar. Ahh... ia sangat menyukai cucu-cucunya dan berita bahwa ia akan kembali menjadi kakek membuatnya sangat bahagia.     

"L dan London akan punya anak?" tanyanya penasaran. "Sudah berapa bulan?"     

"Sudah empat bulan. Mereka sengaja menunggu setelah trimester pertama selesai baru memberi tahu kita semua," kata Finland. "Kehamilannya cukup berat, London terdengar sangat panik di telepon tadi. Sebaiknya kita ke sana mengunjungi mereka."     

Caspar mengangguk. "Ide bagus. Aku akan memberi tahu yang lain."     

Ia tertawa terkekeh-kekeh dan segera mengirim kabar kepada anak-anaknya yang lain. Aleksis ikut gembira. Ia tahu betapa adiknya sangat menginginkan anak lagi, tetapi selama belasan tahun ia takut kalau terjadi apa-apa dengan L saat ia hamil dan melahirkan mengingat pengalaman melahirkan Lily 15 tahun yang lalu cukup berat.     

Aleksis sendiri merasa sudah cukup dengan keempat anak yang dilahirkannya. Saat ini Altair mulai mengurusi perusahaan keluarga, RMI setelah Mischa dan saudara-saudara angkatnya mengundurkan diri dan menggunakan identitas baru.     

Usia Mischa tahun ini tepat 50 tahun. Walaupun ia masih tampak seperti lelaki muda berusia 30-an tahun, ia sudah merasa tidak nyaman tampil di muka umum dengan identitas aslinya. Karena itulah ia mengundurkan diri dari RMI dua tahun yang lalu dan menyerahkan kendali kepada Altair.     

Saat ini Altair sudah mengurusi RMI Eropa dan Afrika dan sedang membuat rencana untuk menunjuk orang-orang yang ia percaya untuk membantunya mengurus RMI Asia, Amerika, dan Oceania.     

Sekarang, di rumah Alaric dan Aleksis hanya ada si kembar Ireland dan Scotland. Mereka belajar di rumah dengan guru pribadi seperti dirinya dulu. Memang bukan kondisi yang ideal, karena sebenarnya Aleksis menginginkan agar anak-anak mereka bisa menikmati hidup seperti anak kebanyakan yang pergi ke sekolah dan berteman dengan anak laki sebaya mereka.     

Namun, karena kasus penculikan Vega dulu, kini Alaric dan Aleksis lebih mencari aman. Mereka tidak dapat membiarkan hal yang sama terjadi kepada anak-anak mereka yang lain. Untunglah Ireland dan Scotland mengerti isi hati orang tuanya dan tidak banyak protes.     

Lagipula, mereka memiliki teman di antara anggota anak-anak kaum Alchemists lainnya. Setiap bulan, mereka akan bepergian dan bertemu Lily Schneider, sepupu mereka, dan Summer. Kebetulan keluarga Nicolae dan Marie tinggal di New York juga, sehingga mereka dapat sering bertemu.     

"London akan punya anak lagi? Pasti dia senang sekali," kata Aleksis. Ia tertawa kecil. "Ayah tahu, rasanya hanya ayah di antara anggota klan kita yang sudah punya anak banyak dan cucu."     

"Hmm... ayah sendiri tidak menyangka kalian semua akan cepat jatuh cinta, menikah dan punya anak..." komentar Caspar. "Terlalu muda."     

Aleksis tertawa sambil menyikut suaminya yang sedang duduk di sampingnya, mendengarkan pembicaraan Aleksis dengan Caspar. "Ayahku sama sepertimu. Maunya anak-anaknya dikurung di rumah agar tidak bertemu orang lain dan jatuh cinta."     

Alaric mendeham. Ia sepemahaman dengan Caspar. Menurutnya, pandangan hidup kaum Alchemists yang memilih untuk tidak cepat menikah dan mempunyai anak adalah cara terbaik. Dengan demikian, populasi manusia tidak bertambah banyak dan mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.     

Namun, mengingat ia sendiri memiliki empat anak dari Aleksis, Alaric tidak dapat berkata apa-apa. Ahh... ia juga tidak ingin Vega dan Altair buru-buru jatuh cinta dan menikah. Namun, mungkin memang sudah takdir.     

Vega kini sudah menikah dan hidup bahagia dengan suaminya, sementara Altair sudah menyatakan bahwa ia telah menambatkan hatinya kepada JM, anak perempuan Jean dan Marion. Hanya tinggal tunggu waktu saja sampai mereka meresmikan pernikahan mereka.     

Harapannya kini hanya pada kedua anak lelakinya, Ireland dan Scotland yang kini berusia 15 tahun. Semoga mereka tidak terburu-buru, pikirnya.     

"Hanya Rune yang masih santai dengan hidupnya," komentar Caspar. "Anak itu sangat mirip dengan Aldebar. Kalau aku tidak melihat sendiri ia keluar dari tubuh istriku, aku akan mengira dia itu anak angkat."     

Aleksis tertawa mendengar gurauan ayahnya. Memang, adik bungsunya itu tidak mirip dengan Caspar seperti London, melainkan lebih mirip dengan Aldebar yang memiliki rambut pirang dan penampilan sangat Eropa. Kesukaan mereka pun sama, mereka mencintai ilmu pengetahuan, tidak seperti Caspar yang menyukai bisnis dan petualangan.     

"Oh, ya, ngomong-ngomong, di mana Rune sekarang?" tanya Aleksis. "Dia berjanji akan datang ke New York menemani Ireland dan Scotland untuk mempelajari teori Quantum terbaru. Aku mau memastikan tanggal berapa ia akan datang, karena kami juga ingin ke Berlin untuk mengunjungi London dan L."     

Caspar menghela napas. "Katanya ia sedang melakukan ekspedisi ke Amazon bersama Lauriel. Ia ingin meneliti beberapa tanaman obat untuk riset terbarunya. Sudah seminggu mereka tidak dapat dihubungi."     

"Ahh... tapi ayah tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa dengan mereka. Ayah kan tahu sendiri bagaimana Paman Rory itu," kata Aleksis menghibur ayahnya. "Aku yakin begitu mereka mencapai peradaban, mereka akan menghubungi kita. Apakah Rosalien ikut dengan mereka?"     

"Setahuku tidak. Rosalien sedang bertualang dengan Takeshi dan Kai, setidaknya itu yang kudengar dari Lauriel," jawab Caspar.     

Aleksis dan Alaric saling pandang. "Paman Rory dan Rosalien bepergian tapi tidak bersama-sama...? Ini sangat mengherankan. Apakah hubungan mereka bermasalah?"     

Caspar tertawa, "Ahahaha.. tidak. Sama sekali tidak. Malah sebaliknya. Mereka sudah memutuskan untuk menikah, tapi sebelum mereka terikat sebagai suami istri, keduanya ingin melakukan perjalanan sendiri-sendiri. Kau tahu kan Rosalien sangat dekat dengan saudara-saudara angkatnya. Bisa dibilang... ini adalah pertualangan terakhir mereka bersama sebelum ia menikah. Mischa tidak bisa ikut karena ia sudah punya keluarga sendiri yang harus ia urus. Maka mereka hanya berangkat bertiga. Ssshh.. jangan bilang kalian tahu ini dari aku, oke? Lauriel melarangku bercerita tentang kehidupan pribadinya.     

Tanpa sadar Alaric dan Aleksis menahan napas karena kaget.     

Lauriel dan Rosalien akan menikah? Ini sungguh kejutan buat mereka. Setelah menjalin hubungan selama hampir 15 tahun, akhirnya sepasang lelaki dan perempuan dingin itu memutuskan untuk menikah?     

Bahkan, hingga kini, Lauriel sebenarnya tidak pernah mengumumkan hubungannya dengan Rosalien secara terbuka. Dan kini mereka hendak menikah! Alaric merasa dadanya dipenuhi rasa hangat. Ia sangat bahagia untuk ayahnya.     

Tepat 120 tahun sejak ibunya meninggal, akhirnya ayahnya membuka hati untuk menikahi wanita lain. Ia tahu Rosalien adalah orang yang paling tepat untuk ayahnya, dan ia ikut bahagia untuk mereka.     

"Aku tidak akan memberi tahu siapa pun," kata Alaric pelan. Senyuman tipis tersungging di bibirnya. "Aku hanya akan membagikan kabar gembira ini kepada Nicolae, tetapi kami akan berpura-pura tidak tahu di depan ayah."     

"Bagus, bagus," kata Caspar sambil tertawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.